in

Sehebat Apapun Memperjuangkan Bila Bukan Untuk Kita Dia Ditakdirkan, Ikhlas dan Lepaskan

Bukan hal baru untuk bisa kita semua menyadari bahwa manusia hanyalah seorang mahluk yang ditakdrikan untuk bisa menjalankan berbagai usahanya sebagai jalan untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Tak akan bisa tersampaikan keinginan tersebut bila kita tak memperjuangkan dan mengupayakan segala jalan untuk bisa memperolehnya. Bukan hal mudah memang untuk bisa menghadirkan bahagia. Pengorbanan, memperjuangkan dengan kesungguhan, dan segala upaya kita kerahkan untuk pada akhirnya semua angan yang kita bayangkan tersebut bisa terwujud dan tersampaikan. Begitu juga saat kita berusaha melakukan hal untuk bisa mendapatkan hati dari seseorang yang kita cintai, pun butuh perjuangan yang hebat untuk bisa akhirnya selangkah lagi mendekat. Perasaan cinta ini tentunya di dasari atas bagaimana interaksi kita dengan orang tersebut. Mengenal pribadinya secara mendalam, adanya kesamaan, dan berbagai hal yang mampu membuat kita nyaman dengan kedekatan yang dihadirkan. Dari hal seperti inilah yang mampu memunculkan benih rasa yang bersemi menjadi sebuah cinta. Pada akhirnya kita harus menyadari bahwa tak semua sesuatu yang kita perjuangkan berbuah manis dengan berhasil mendapatkan apa yang kita inginkan. Begitu juga dengan rasa ini, sehebat apapun kita mengupayakan cinta untuk singgah di hatinya bila dia memang tak ditakdirkan untuk kita, bisa apa? Manusia hanya bisa mengusahakan, dan jika memang bukan pada kita dia ditakdirkan yang terbaik adalah ikhlas dan merelakan.

Iya, cinta adalah sesuatu yang pantas untuk kita perjuangkan namun tak bisa sedikitpun kita paksakan. Memilih kemana hati ini akan tinggal juga bukan perkara mudah namun sudah menjadi keharusan ketika saatnya harus memilih sosok yang pantas untuk benar menjadi pendamping hidup kita. Bukan hanya sebagai rekan menjalani permasalahan sementara waktu saja, melainkan kita akan terus berjalan bersama saling melengkapi ketidaksempurnaan yang ada. Begitu adanya mengapa rasa dalam hati ini dan cinta tak dapat dipaksakan, karena kita bukan bermain-main sementara melainkan akan menjalani kisah hidup dengan segala problema yang ada hingga kelak kisah kita usai pada waktunya. Lantas bagaimana jika kita tak diizinkan Tuhan untuk menjaga dan membahagiakannya? Kembali lagi selalu ada konsekuensi atas setiap jatuh cinta entah berbahagia atau juga patah hati dan kecewa. Jika memang dia tak tertakdirkan untuk kita maka yang terbaik adalah mengikhlaskan kepergiannya. Memang tak mudah dan bukan berarti juga kita menyerah, karena sudah menjadi suatu jalan cerita bahwa setelah usaha dan mengupayakan semuanya yang bisa kita lakukan adalah berserah kepada kehendakNya. Cinta sejati tak akan memaksa untuk sekedar memiliki.

BACA JUGA : Saat Dia Tak Lagi Cinta dan Peduli, Disitulah Waktunya Untuk Pergi

Pada akhirnya semuanya membutuhkan kedewasaan kita sendiri dimana kita harus bersiap menerima hal yang tak kita inginkan untuk terjadi. Segala pilihan mempunyai kemungkinan terburuknya. Termasuk memperjuangkan cinta, sehebat apapun kita mengupayakannya akan sirna begitu saja bila Tuhan tak menakdirkan kita bahagia bersama dengannya. Selalu ada patah hati atas kisah cinta kepada manusia, namun tidak dengan Tuhan. Maka sebaik-baik mencintai adalah bagaimana hubungan kita dengan Tuhan, menjaga segala nikmat yang dia berikan termasuk bisa menjaga cinta atau mengikhlaskan kepergian rasa yang memang bukanlah kita bahagianya.

What do you think?

Written by virgo

Francesco Totti Ragu Tetap di Roma

Cewek Itu Ibarat Boneka Barbie, Tapi Cowok Sejati Tidak Pernah Main Barbie