in

Sekjen PDIP : Di Tangan Perempuan, Politik Berkebudayaan Dapat Diwujudkan

Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, (No 2 dari kiri) pada acara pembukaan PKKPN di Wisma Kinasih, Depok, Jawa Barat, Jumat (9/3).  (Berita Sores/ Ist)

JAKARTA ( Berita) : Perempuan Indonesia harus menunjukkan jati dirinya sebagai jalan peradaban politik dengan menampilkan watak politik yang penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, gotong royong, dan dedikasi untuk rakyat, bangsa dan negara.

“Di tangan perempuanlah jalan politik yang berkebudayaan itu dapat diwujudkan. Sebab Perempuan adalah sumber kebudayaan,” kata Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, saat membuka Pendidikan Kader Khusus Perempuan Nasional (PKKPN) di Wisma Kinasih, Depok, Jawa Barat, Jumat (9/3).

Dihadapan 158 kader perempuan PDI Perjuangan peserta PKKPN Hasto menekankan, pendidikan yang dilakukan PDI Perjuangan ini tidak hanya ditujukan kepada kader perempuan yang ingin mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, tetapi secara umum untuk mempersiapkan mereka sebagai pemimpin bagi rakyat.

Namun khusus untuk para bakal caleg, tambah Hasto, selain diberikan materi ideologi, kepemimpinan, pemahaman terhadap fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan, juga akan dilakukan psikotes.

“Kami benar-benar menyiapkan pemimpin untuk rakyat. Dengan keterlibatan kaum perempuan di politik,  maka politik dalam keseharian akan hadir. Sebab politik juga menyentuh aspek yang sederhana seperti menata lingkungan agar bersih, asri dengan tanaman dan perawatan lingkungan yang baik,” tuturnya.

Hasto mengakui pihaknya sangat khawatir akan wajah politik hanya berorientasi kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. Sementara di akar rumput, hal-hal terkait dengan selokan yang penuh sampah, sanitasi yang tidak memadai, dan lingkungan yang semakin kotor adalah persoalan sehari hari.  ” Hal-hal seperti itulah yang dijawab melalui politik,” imbuhnya.

Hasto mencontohkan apa yang terjadi di Sumatera Barat dengan tradisi keislaman yang kuat mampu melahirkan begitu banyak tokoh nasional dengan alam pikir kebangsaan seperti Dr Mohammad Hatta, Moh Yamin, Rohana Kudus, Syahrir, H. Agus Salim, A. Kagani, dan sebagainya.

Tentu, ujar Hasto, hal itu tidak terlepas dari budaya matriarkat. Dalam ungkapan bijak kita mengenal surga di telapak kaki Ibu. Karena itulah di tengah berbagai persoalan terkait dengan wajah politik yang penuh dengan hoax, ujaran kebencian, dan berbagai bentuk adu domba hanya karena kekuasaan, maka kehadiran perempuan dalam politik sangatlah penting.

“Di sinilah PDI Perjuangan menjawab tanggung jawabnya untuk memersiapkan perempuan Indonesia   menjadi pemimpin yang mampu membawa perubahan bagi hadirnya politik yang berkeadaban,” tukasnya.

Sementara Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak, Sri Rahayu, menambahkan lulusan PKKPN ini akan dididik dan digembleng bukan untuk sekadar untuk memenuhi kuota 30 persen Perempuan, namun membangun dan memberdayakan Perempuan mulai dari tataran ideologi dan juga soft skill.

Para politisi perempuan, kata Sri, harus mampu mengembangkan diri tidak semata-mata untuk kepentingan jangka pendek apalagi sekedar memenuhi kuota perempuan pada pemilu. “Namun diharapkan para kader perempuan ini mampu menjadi kader partai yang juga siap ditempatkan di tingkat struktur partai,” ujarnya. (aya)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Silaturahmi ke Pondok Pesantren Langitan

Ustad Somad Minta Didoakan Khusnul Khotimah