in

Semalam Puncak Arus Balik

Menhub: Tipe Pemudik ada Tiga

Tadi malam merupakan puncak arus balik. Para pemudik dari daerah kembali ke Jakarta. Jalur darat tetap yang paling ramai. Sejak kemarin pagi (1/7) Tol Cipali macet.

Antrean terlihat dari lokasi rest area 102B Dawuan, Subang, hingga kilometer 182B arah Kabupaten Majalengka. Panjang antrean diperkirakan mencapai 80 kilometer.

“Sebenarnya Tol Cipali ini bukan satu-satunya untuk mudik,” ujar Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Kepadatan yang terjadi di Tol Cipali menurut Budi dikarenakan banyak yang memilih jalur tersebut. 

Untuk menanggulangi hal tersebut Budi mengaku telah berkoordinasi dengan Korps Lalu Lintas Kepolisian RI (Korlantas Polri). Salah satu jalannya adalah dengan mengalihkan sebagian ke arah Pantura. 

Selain itu sistem buka tutup di Tol Cipali juga dilakukan. Menurut Budi, di setiap pintu tol dijaga satu polisi berpangkat jenderal bintang satu. Mereka bertugas sebagai juri untuk mengatur sistem buka tutup di pintu tol. “Contra flow juga dilakukan hingga kilometer 30,” ujarnya.

Sistem buka tutup juga dilakukan di Tol Nagreg. Jalur ini sebelumnya diprediksi akan mengalami kepadatan. Namun ternyata prediksi tersebut tidak tepat. Hingga kemarin sore jalur Tol Nagreg cukup lancar. Bahkan tol tersebut diberlakukan sistem dua arah.

Langkah tersebut dilakukan hingga malam. Sebab pada malam hari jumlah pemudik yang datang semakin banyak. “Banyak yang lebih suka sampai Jakarta malam hari. Minggu (hari ini, Red) bisa istirahat,” beber Budi.

Waktu libur yang panjang membuat mudik kali ini tidak terlihat begitu parah jika dibanding tahun lalu. Sebab waktu berangkat maupun pulang para pemudik durasinya cukup panjang. Budi mengakui hal itu membuat antrean di jalan tol tidak lama. 

“Mudik kali ini juga sebagai pembelajaran agar menggunakan waktu dengan baik,” saran Budi. 

Dari waktu mudik yang panjang kali ini, tipe pemudik kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Budi membagi tipe pemudik menjadi tiga. Pertama adalah mereka yang mudik dengan kurun waktu singkat.

Kedua, pemudik yang santai menghabiskan waktu liburannya. Golongan ke dua ini cukup banyak. “Sementara yang ketiga merupakan pemudik yang memilih balik ketika mendekati libur sekolah usai. Yakni mendekati tanggal 13 Juli,” tutur  Budi. 

Mudik juga terjadi lewat laut dan udara. Di Pelabuhan Bakauheni, dari posko PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry (ASDP) terpantau ramai sejak kemarin pagi.

Menurut data di Posko ASDP Pelabuhan Bakauheni pada pukul 08.00, terdapat  943.371 penumpang yang datang, sudah 430.124 orang yang menyebrang lewat Pelabuhan Bakauheni.

Sedangkan jumlah kendaraan yang sudah menyeberang baru 89.288 unit dari 197.250 unit. Artinya 107.962 unit kendaraan yang masih berada di sekitar Sumatera. “Malam hari merupakan puncaknya. Sekarang di Pelabuhan Bakauheni ramai,” papar Vice President Services and Assurance PT ASDP, Rizki Dwianda.

Sementara itu hari ini diperkirakan menjadi puncak balik di Bandara Soekarno Hatta, Banten. Diprediksikan ada sekitar 1.980.000 penumpang yang akan tiba di bandara internasional tersebut. Bali dan Jawa Timur menjadi kota asal penumpang terbanyak. 

Sementara itu Korlantas Polri bersama dengan pengelola jalan tol membuat kebijakan dengan membebaskan tarif tol Cipali pukul 12.57 kemarin. Kakorlantas Polri Irjen Royke Lumowa menuturkan, pembebasan biaya tol itu dilakukan di exit tol Cikedung. 

“Pembebasan biaya tol ini akibat kepadatan kendaraan di rest area km 130 dan 102. Sehingga, dengan arus yang berjalan lebih cepat, maka kepadatan itu bisa terurai kembali,” papar Alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1987 tersebut. 

Dengan pembebasan biaya tol ini dikombinasikan dengan pengalihan kendaraan untuk keluar pada exit tol tersebut. Sehingga setelah keluar exit tol Cikedung, pengendara bisa melalui jalur Pantura, menuju Subang, Purwakarta, Sadang dan tiba di Jakarta. “Pengalihan arus dan pembebasan biaya tol ini situasional tergantung dari tingkat kemacetan,” ungkapnya. 

Bagian lain, Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan, masih ada kemungkinan kebijakan membebaskan biaya tol karena kemacetan ini dilakukan kembali. “Kalau kemacetan terjadi lagi, misalnya saat waktu prediksi puncak pada Malam Minggu atau Minggunya,” jelasnya.

Apakah pembebasan biaya tol dan pengalihan arus ini efektif? Dia mengatakan bahwa langkah tersebut sangat efektif untuk mengurai kemacetan. Dalam waktu yang cukup singkat bisa membuat arus menjadi lebih lancar. “Sangat efektif ini,” tuturnya.

Dia mengatakan, penjagaan selama mudik ini merupakan tugas kemanusiaan yang tentu harus dilakukan secara maksimal. Hasilnya, sebenarnya sudah tampak, di mana tidak terjadi kemacetan parah seperti saat kejadian Brebes exit. 

“Hanya tinggal sehari lagi ini, semoga tidak akan kemacetan berarti. Senin (3/7) aktivitas sudah kembali normal, karena yang swasta sudah pulang untuk bekerja kembali,” terangnya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

QS: Al Baqarah ayat 16

Penjual Kosmetik Pelaku Teror