in

Senja di Trotoar Jalan Soedirman, Siapa Peduli Lelaki Bisu dan Bocah Lumpuh?

Seorang lelaki bisu, setiap hari mendorong kursi roda. Di atas kursi roda itu, seorang bocah terbaring lemah. Mereka kemungkinan besar ayah dan anak. Setiap hari, meminta uluran tangan. Melintasi trotoar dan jalanan Payakumbuh. Adakah yang peduli?

LELAKI itu tidak bisa bicara. Suaranya terdengar, tapi tutur katanya tidak jelas. Rupanya ia bisu. Saat ditanya, hanya bahasa isyarat yang keluar dari mulut dan tangannya. Sehingga, tak diketahui, ia tinggal di mana.

Yang jelas, hampir setiap hari lelaki itu berdiri di trotoar Jalan Soedirman, Pasar Payakumbuh. Tepatnya di dekat pintu masuk Plaza Payakumbuh yang sebagian gedungnya disewa sebagai kantor cabang sementara oleh Bank Rakyat Indonesia dan pengelola MR. DIY.

Saat Padang Ekspres memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) kepada lelaki bisu itu, dengan maksud dia juga dapat memperlihatkan KTP-nya. Lelaki itu, sempat membuka tas yang disandangnya. Namun, di dalam tas itu, ternyata tak ada KTP. Atau identas lain.

Lelaki itu hanya dapat menggoyang-goyangkan telapak tanganya dan menggeleng-gelengkan kepala. Mungkin, KTP-nya tertinggal. Entah di mana. Namun, saat ditanya dengan bahasa isyarat, ia tinggal dan tidur di mana, lelaki itu sempat menunjuk ke arah belakang bangunan Plaza Payakumbuh.

Berkemungkinan besar, lelaki itu tinggal di kawasan Labuahbaru, Kelurahan Koto Kociak Kubu Tapak Rajo. Ini dikuatkan oleh dua anak muda yang menjadi tukang parkir di depan Plaza Payakumbuh. “Mungkin,  tinggal di dekat Labuah Baru, Bang. Karena setiap hari, datang dari arah sana,” kata mereka, Senin sore (23/5).

Lantaran lelaki itu bisu dan tidak membawa identitas, Padang Ekspres tidak mengetahui, hubungannya dengan bocah yang setiap hari ia tunggui di atas kursi roda. Bocah lelaki itu sendiri, terlihat menderita semacam syndrome yang membuat ia lumpuh dan layu.

Diperkirakan lelaki bisu dan bocah lumpuh itu adalah pasangan ayah dan anak. Namun belum diketahui, apakah sang anak sudah pernah mendapat penanganan medis. Yang jelas, setiap hari, mereka meminta bantuan dari warga yang lewat di trotoar Jalan Soedirman.

Dalam kondisi cuaca yang cukup terik seperti beberapa hari terakhir, lelaki bisu dan bocah lumpuh itu terlihat cukup kepanasan meminta bantuan di atas trotoar. Sesungguhnya, mereka membutuhkan tempat penananganan medis dan sosial yang lebih tepat.

“Kasihan kita. Kalau bisa, tolong ditanya, apa yang bisa kita lakukan buat mereka,” kata Hendri, seorang warga Payakumbuh yang tentu saja bukan ‘malaikat’, tapi punya empati sosial cukup tinggi kepada Padang Ekspres, Senin lalu (22/5).

Seperti disampaikan Hendri, agaknya lelaki bisu dan bocah lumpuh di trotoar Jalan Sudirman, Pasar Payakumbuh, perlu mendapat perhatian serius dari dinas terkait. Termasuk, dari siapa saja yang masih punya nurani untuk memanusiakan manusia.

“Tidak usah sesumbar dulu, bicara laku dan etika karena diantara kita tak ada yang malaikat. Tidak usah gembar-gembor bicara moral dan keadilan. Bila di sekeliling kita, masih banyak orang-orang lemah yang butuh belas kasihan,” kata Habib Datuk Monti, seorang pemerhati sosial di Luak Limopuluah. (Fajar Rillah Vesky)

What do you think?

Written by Julliana Elora

SD Negeri 04 Payakumbuh, Kosong Empat Berbenah di Segala Bidang

Indra Sjafri ke Masjid Nabawi, Doakan Timnas U-23 Lolos ke Final Piala Asia