in

Sibinuang Renggut Nyawa Pensiunan Dosen UNP

Thahar Ramly (73), pensiunan dosen UNP tewas dengan kondisi mengenaskan setelah ditabrak KA Sibinuang, di Simpang Tunggul Hitam.

PADANG, METRO–Lengkingan suara KA Sibinuang, Selasa (27/12), sekira pukul 09.15 WIB sudah terdengar di Jalan Prof Dr Hamka. Sebagian kendaraan sudah berhenti, begitu pula dengan orang-orang. Namun, “telolet” KA Sibinuang itu rupanya tak terdengar oleh seorang pria tua yang tengah melintas di simpang Tunggul Hitam. Dalam waktu singkat tubuh pak tua itu tersambar. Tubuhnya tergeletak di antara rel dan pembatas.

Warga yang menyaksikan kecelakaan itu nampak terkejut. Lokasi tubuh pria yang diketahui bernama Thahar Ramly (73), pensiunan dosen Universitas Negeri Padang (UNP) ini ramai dikerubungi warga. Kondisi warga asal Koto Tuo, Pulau Tengah, Kerinci, Provinsi Jambi itu mengenaskan.

Pergelangan kaki korban rusak. Kepalanya mengeluarkan darah segar. Korban mengenakan baju kaos coklat, serta celana training. Pensiunan dosen Fakultas Ilmu Sosial ini tergeletak di luar rel, kepalanya hamper menyentuh besi pembatas rel. Darah berceceran disekitar wajah, sedangkan kaki kanan menghimpit kaki kiri dengan posisi menyilang.

Tubuh korban langsung ditutupi kertas koran dan dibawa ke RSUP M Djamil Padang. Istri korban, Kaswarni Rahman (60) yang mendapatkan kabar bahwa suaminya tewas ditabrak kereta api, langsung datang ke lokasi. Wanita ini nampak menangis dan histeris. Warga berusaha menenangkan saat melihat isteri korban sangat terpukul.

”Saya dan keluarga datang dari Kerinci pada Kamis lalu untuk berliburan sekaligus untuk membawa bapak untuk berobat. Suami saya keluar rumah bermaksud menunggu anak untuk berobat. Tetapi kereta api malah menabraknya hingga tewas,” ungkapnya dengan menguraikan air mata.

Sama halnnya dengan anak korban, Yuli (38) yang ditemui di Polsek Padang Utara. Ia tak kuasa menahan tangis, sembari menjawab pertanyaan polisi untuk melengkapi berkas. Setelah itu, ia bersama polisi bergegas menuju RSUP M. Djamil untuk melihat bapaknya yang telah berada di kamar mayat.

“Sebelumnya saya tidak memiliki firasat apapun. Tapi saya pernah bermimpi,” ungkapnya dengan singkat dan langsung menaiki mobil polisi seakan tak tahan menjawab pertanyaan wartawan.
Salah seorang petugas penjaga palang pintu perlintasa kereta api di Simpang Tunggul Hitam, Desrizal mengatakan, ketika itu kereta api tujuan Padang -Pariaman akan melintas di lokasi tersebut. Mengetahui akan adanya kereta api yang melintas, ia kemidoam menurunkan portal sebagai tanda dilarang melintas.

”Saat saya turunkan portal, kendaraam yang akan melintas langsung berhenti, dan tidak ada satupun yang berani melintas. Tetapi, ketika kereta hampir mendekati gardu perlintasan rel simpang Tunggul Hitam,  tiba-tiba saya melihat korban sudah berdiri di tepi rel menghadap ke arah jalan raya,” kata Desrizal.

Melihat korban yang akan menyeberang rel, Dasrizal dan rekannya Mirzal, berteriak dengan harapan korban mendengar dan segera menjauh dari rel. Akan tetapi, korban yang tak mendengar teriakannya, langsung diseret kereta api sekitar enam meter dan terpental keluar rel.
”Saya melihat korban terhempas di luar rel. Saya dan warga lainnya langsung bergegas menghampiri korban yang sudah tergeletak. Namun nahas, kondisi korban mengalami luka sangat parah pada bagian kepala, kakinya patah, dan telah meninggal dunia di lokasi kejadian. Setelah itu korban dievakuasi ke RSUP M Djamil Padang,” ungkap Desrizal.

Kapolsek Padang Utara Kompol Zulkafde, mengatakan saat kejadian pihaknya tengah melakukan pengaturan lalu lintas di lokasi yang merupakan kegiatan rutin. Saat itulah, anggota mendengar teriakan warga bahwa ada seseorang yang tewas ditabrak kereta api.

”Kita langsung mendatangi lokasi untuk mengamankan TKP. Saat kita di sana, korban sudah meninggal dunia. Kita kemudian berkoordinasi dengan Tim identifikasi yang kemudian melakukan olah TKP.  Diduga korban tidak mengetahui kereta api lewat. Korban sempat diseret kereta api sekitar enam meter dan tewas di lokasi,” kata Kapolsek.

Kompol Zulkafde menambahkan, dari informasinya, korban ingin berobat ke klinik UNP. Anaknya melarang pergi sendiri dan ingin mengantar korban, tetapi korban pergi sendiri. Saat melewati perlintasan kereta api korban langsung ditabrak dan langsung meninggal dunia akibat luka parah dialaminya.

”Korban merupakan pensiunan dosen UNP yang bermaksud berobat, tetapi malang bagi korban ia ditabrak kereta api. Demi kepentingan penyidikan kita juga melakukan visum luar pada jasad korban. Atas kejadian ini kita mengimbau kepada masyarakat agar terus waspada dan berhati-hari ketika melintas di rel kereta api,” pungkas Zulkafde. (rg)

What do you think?

Written by virgo

Mari Kita Membuka Mata Mengenai Realita Wanita Tuna Susila di Masyarakat

Hati-Hati! Modus Hipnotis Kembali Terjadi di Pekanbaru