in

SLB Negeri 1 Padang, Berinovasi Ciptakan Instrumen Asesmen Perkembangan

PERBANYAK SABAR: Guru SLBN 1 Padang terlihat sedang
mengajar salah seorang anak berkebutuhan khusus.(TIM LAMAN GURU)

Selama ini, instrument dalam melakukan asesmen perkembangan bagi peserta didik Tunagrahita (mengalami hambatan intelektual) sudah banyak dimiliki oleh sekolah. Namun masih berupa kisi-kisi asesmen. Untuk asesmen perkembangan alat asesmen masih berupa barang jadi yang kebanyakan berbentuk mainan yang permukaannya sama sehingga apabila diraba sulit untuk membedakan permukaan halus atau kasarnya.

Sebagai seorang guru, penulis merasa terpanggil untuk berinovasi memajukan pembelajaran peserta didiknya. Agar bisa memperoleh hasil yang sesuai dengan kriteria. Untuk menyempurnakan instrumen sebelumnya sehingga bisa bermanfaat sepenuhnya. Serta bisa mengukur keadaan peserta didik dan bisa menghasilkan pembelajaran yang berkualitas.

Langkah awal yang dilakukan adalah dengan pengidentifikasian. Merupakan suatu proses menemu kenali anak yang mengalami kelainan, gangguan, penyimpangan (fisik, mental, sosial, emosional/perilaku) dalam rangka pemberian layanan pendidikan.
Ruang Lingkup Asesmen

Sebelum kegiatan asesmen dilakukan penulis menetapkan ruang lingkup pada pendengaran (persepsi auditori), perabaan (kinestetik), pengamatan (persepsi visual), pemahaman (kognitif), koordinasi mata–tangan (visual-motor), koordinasi : mata – kaki (motor coordinatioan) dan sosial (social comunication).

Menyiapkan Kisi-kisi Instrumen Asesmen. Berpedoman kepada kisi-kisi instrument yang digunakan sebelumnya. Setelah itu dikembangkan untuk pembuatan alat/intrumen asesmen perkembangan, mengembangkan komponen ke dalam instrument asesmen perkembangan, intrumen asesmen/alat pengumpul data asesmen perkembangan dibuat secara manual banyak menggunakan kertas, kain flanel serta serta alat-alat sederhana lainnya.

Instrumen Asesmen perkembangan yang sudah dibuat dicobakan kepada peserta didik kelas persiapan. Sebagai umpan balik dari instrument yang sudah dibuat dan untuk penyempurnaannya. Seiring dengan maksud tersebut maka di laksanakanlah asesmen berdasarkan instrumen asesmen perkembangan kepada peserta didik secara bergantian.

Dilakukan secara individu kepada setiap murid yang akan diasesmen. Asesmen dilaksanakan, dengan teknik observasi, melacak jawaban peserta didik. Setiap peserta didik merespon tidak lupa dicatat per item. Selanjutnya asesmen yang sudah dilakukan dianalisa dengan membuat deskripsi dari hasil jawaban peserta didik dan menginterpretasikannya.

Dalam hal ini ditemukan kekuatan, kelemahan serta kebutuhan peserta didik dan diakhiri dengan membuat kesimpulan dan rekomendasi. Selanjutnya menganalisa hasil asesmen dengan membuat deskripsi dari hasil jawaban peserta didik kemudian menginterpretasikannya. Dalam hal ini akan ditemukan kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan peserta didik.

Berdasarka hasil asesmen perkembangan peserta didik Tunagrahita bisa mendapatkan pelayanan secara individual sesuai kebutuhannya. Lebih fokus pada kemampuan dan kelemahan kompetensi peserta didik. Melaksanakan program indifidu yang akan diberikan kepada peserta didik berdasarkan potensi yang dimilikinya. Untuk dijadikan titik tolak sebagai pijakan dalam pembelajaran individual.

Program pembelajaran indifidual di rumuskan berdasarkan kebutuhan dan potensi yang bisa dikembangkan. Demikianlah dengan dilaksanakannya asesmen menggunakan alat yang sudah dibuat. Maka kegiatan asesmen menjadi salah satu kegiatan pengukuran dan menindaklanjuti proses yang dilakukan sebelumnya.

Asesmen dilakukan untuk menggali dinamika  dan faktor penentu yang mendasari munculnya masalah. Juga untuk mengukur seberapa jauh kemampuan/kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik dalam memecahkan masalah.  Untuk menentukan program pembelajaran yang relevan dan fungsional bagi peserta didik asesmen sebaiknya dilakukan secara terus menerus (kontiniu).

Cara ini membuat asesmen dapat membantu kemajuan belajar peserta didik dan keterampilan yang diperoleh dari hasil belajar menjadi fungsional. Inovasi instrument/alat pengumpul data asesmen perkembangan yang telah dibuat dan telah dicobakan di kelas persiapan. Membuat peserta didik lebih leluasa menggunakan instrument karena di buat semenarik mungkin.

Pelaksanaan asesmen perkembangan menjadi kian terarah dan guru bisa langsung menceklis melalui hasil pengamatannya pada lembar observasi. Instrumen asesmen perkembangan dapat menjadi alat untuk mengetahui keberadaan peserta didik. Hasil dari pelaksanaan asesmen dilanjutkan sebagai dasar untuk pembuatan program individual yang berkualitas.(Lifya, Guru SLBN 1 Padang)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Banjir dan Longsor Aiaangek Limapuluh Kota Tertangani

SMP Negeri 33 Padang, Keyakinan Kelas dan Merdeka Belajar