in

SMB IV Usulkan Agar FSKN Bersikap Terkait Rencana Penghapusan Mata Pelajaran Sejarah

BP/IST
Suasana webinar juga dikuti  Ketua Umum Forum Silaturahmi Kraton Nusantara (FSKN) yang juga Sultan Banjar Khairul Saleh dan jajaran pengurus FKSN masa bakti 2018-20023 serta para raja dan sultan nusantara termasuk Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH Mkn , Minggu (20/9).

Palembang, BP

Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH Mkn  mengusulkan agar Forum Silaturahmi  Kraton Nusantara (FSKN) mengambil sikap terkait rencana pemerintah yang akan menghilangkan atau mengganti mata pelajaran sejarah menjadi mata pelajaran pilihan.

Hal tersebut terungkap dalam webinar yang digelar Forum Silaturahmi  Kraton Nusantara (FSKN), Minggu (20/9).

Webinar juga dikuti  Ketua Umum Forum Silaturahmi Kraton Nusantara (FSKN) yang juga Sultan Banjar Khairul Saleh dan jajaran pengurus FKSN masa bakti 2018-20023 serta para raja dan sultan nusantara.

“ Yang kami tekankan dari Palembang ini , masalah kurikulum sejarah yang akan dihilangkan dari mata pelajaran wajib, saya juga menghimbau raja-raja dan sultan-sultan nusantara supaya mau memberikan surat kepada Kementrian terkait dan Presiden RI agar  sejarah tetap menjadi mata pelajaran wajib disekolah  dan jangan mata pelajaran sejarah dihilangkan atau diganti menjadi mata pelajaran pilihan ,” kata SMB IV usai webinar.

Jika mata pelajaran sejarah dihilangkan atau diganti menjadi mata pelajaran pilihan, menurut SMB IV yang juga seorang notaris dan PPAT ini maka bangsa Indonesia termasuk generasi penerusnya akan kehilangan jati diri  dan akan hilang rasa nasionalismenya .

“ Usulan kita soal mata pelajaran sejarah jangan dihilangkan dan jangan diganti  menjadi mata pelajaran pilihan sudah dicatat tadi dan akan ditindaklanjuti, “ katanya.

Selain itu dalam webinar tadi menurutnya juga dibahas masalah kegiatan masing-masing  seperti di Banten masih menggelar kegiatan walaupun masih Covid-19 .

“Yang dibahas juga masalah pekerjaan masalah kerajaan masing-masing  terutama kaitannya dengan kegiatan yang dilakukan,” katanya.

Sedangkan Ketua Umum Forum Silaturahmi Kraton Nusantara (FSKN) yang juga Sultan Banjar Khairul Saleh mengatakan, ada tiga isu penting akan disampaikan; Pertama, Isu ke-Bangsaan, Kedua Isu Ke-Indonesiaan, dan Ketiga, Isu Ke-Adatan.

“Ketiga isu ini, saya kira saling bertautan satu sama lain. Isu ini pula terjadi ekskalasi setiap saat, sehingga kecenderungan mengundang benturan-benturan di antara anak bangsa. Takdir kita yang diteteskan dari darah Raja (Pemimpin), ditakdirkan memiliki jiwa melindungi dan mengayomi tentu saja menjadi tanggungjawab kita menjaga dan merawat bangsa kita, karena itu sebaik-baiknya kepemimpinan,”katanya.

Menurutnya, harapan besar elit bangsa, elit Negara, pemimpin di daerah tentu saja harus menampilkan keteladan, keadaban, keluhuran budi dalam perkataan, perbuatan dan pembuatan kebijakan. Terlebih menjadi pelopor dalam mencari solusi setiap permasalahan.

“Demikian pula kita Sultan, Raja, Datuk, Pemangku Ketua adat sebagai benteng terakhir keadatan dan keadaban nusantara turut serta dalam upaya-upaya demikian. Peran kita tentu saja tidak cukup dalam berbangsa dan bernegara sebagaimaan termaktub dalam regulasi yang ada. Peran kita harus bertumbuh sesuai dengan tantangan yang semangat nyata dihadapi bangsa. Untuk itu semoga ke depan peran kita terus bertumbuh yang dibarengi dengan Undang-Undang yang signifikan. Inilah doa dan harapan kita semua tentunya demi menjaga keutuhan NKRI, Pancasila dan UUD 1945,” katanya.#osk

What do you think?

Written by Julliana Elora

Kapolda Sumsel Lepas Calon Serdik PGA TA 2020

Singapura Dapat Keuntungan Dari Perang Dingin AS dan Tiongkok