Ramadhan tiba, setelah setahun lamanya menunggu, sekarang, bulan istimewa tersebut pun tiba. Seluruh umat muslim di seluruh penjuru dunia menyambutnya dengan penuh suka cita.
Di bulan tersebut, setiap muslim diperintahkan untuk berpuasa selama sebulan penuh. Tak hanya itu, mereka juga dituntut untuk banyak melakukan amal kebaikan, sebab, di bulan Ramadhan, pahala dari setiap amal kebaikan yang dilakukan akan dilipatgandakan oleh Allah SWT.
Oleh karena itu, bagi mereka yang senantiasa melakukan pelbagai amal kebaikan di bulan Ramadhan, maka akan mendapatkan banyak pahala dari Allah SWT, bagi yang tidak melakukannya, maka mereka hanya mendapatkan rasa lapar dan haus semata.
Tidak hanya itu, Bulan yang penuh istimewa ini juga disebut dengan bulan Tarbiyah atau bulan pendidikan. Sebab, di bulan tersebut, setiap muslim dididik dan ditempa agar menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa, sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 183.
Sebagai bulan Tarbiyah, maka tidak heran, jika pelbagai sekolah, seringkali, mengganti model pembelajarannya ketika di bulan Ramadhan, ke dalam pesantren Ramadhan atau yang sering disebut dengan pesantren kilat.
Kata kilat, menunjukkan waktu pelaksanaan kegiatan pesantren tersebut hanya sebentar dan berlaku di bulan Ramadhan saja, berbeda dengan pesantren pada umumnya. Akan tetapi, meskipun terkesan singkat, kegiatan pesantren kilat diharapkan menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan moral pelajar.
Pendisiplinan ibadah yang dilakukan, ditambah dengan pelbagai materi keagamaan yang disampaikan, diharapkan menjadi salah satu sarana dalam peningkatan moral pelajar. Sebab, nilai spiritual berbanding lurus dengan moralitas seseorang, mereka yang memiliki spritual yang baik, cenderung memiliki moral yang baik juga, begitupun sebaliknya.
Apalagi, saat ini, krisis moral di kalangan pelajar, seolah tidak terbendung, tawuran, perundungan, perkelahian, hingga pembunuhan. Seolah menjadi fenomena yang jamak terjadi di kalangan pelajar. Entah alasan apa yang mendasarinya.
Padahal, pemerintah telah berupaya penuh membekali mereka dengan pelbagai program pendidikan karakter, berharap, melalui pelbagai program tersebut, terlahir pribadi-pribadi yang berkarakter. Tetapi, nyatanya, hanya segelintir saja yang berhasil mendapatkan predikat berkarakter tersebut.
Selebihnya, seperti yang dijelaskan sebelumnya. Sungguh sangat mengecewakan sebenarnya, tetapi itulah nyatanya. Oleh karena itu momentum Ramadhan ini tidak boleh dilewatkan begitu saja. Mesti ada program terencana yang mesti dilakukan, terutama dalam mendidik pelajar, menjadi generasi yang bermoral.
Selain Pesantren kilat, Diantara upaya lain yang dapat dilakukan, yaitu, dengan membiasakan pelajar berpuasa dengan sebaik-baiknya. Bukan sekedar menahan lapar dan dahaga saja. Melainkan menahan diri dari hawa nafsu yang begitu menggoda. Perbuatan buruk yang selama ini dikerjakan, harus ditahan. Tidak boleh dilakukan seperti biasanya.
Misalnya, jika sebelumnya sering berkata kasar kepada teman, Maka di Bulan Ramadhan, hendaknya perbuatan tersebut ditinggalkan. Sebab, jika tetap dilakukan, maka akan mengurangi pahala ibadah puasa yang dilakukan.
Oleh karena itu, para pelajar dituntut untuk bersabar dalam mengendalikan hawa nafsunya. Hal tersebut memang tidak mudah, tetapi, dengan pembiasaan di Bulan Ramadhan ini, hendaknya menjadi momentum awal untuk memulainya, dan dapat istikamah untuk seterusnya.
Selain itu, upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan membuat dan merencanakan pelbagai target amal kebaikan di Bulan Ramadhan. Dengan memiliki target yang jelas, para pelajar akan fokus mencapai pelbagai targer tersebut di bulan Ramadhan.
Hari-hari yang mereka habiskan, dipenuhi dengan pelbagai amal kebaikan, sesuai dengan target yang telah direncanakan. Dalam hal ini, guru dan orang tua dapat saling berkolaborasi dalam membimbing pelajar menetapkan targetnya, mereka juga, diharapkan dapat menjadi evaluator dari program tersebut.
Sehingga, para pelajar dapat mengejar targetnya dengan sungguh-sungguh, tidak hanya semangat di awal saja. Tetapi, harapannya dapat bertahan sampai di akhir Ramadhan, dan terus berlanjut di bulan Selanjutnya. Sehingga perbuatan buruk yang sebelumnya dilakukan, perlahan, dapat ditinggalkan, dan dipenuhi dengan pelbagai amal kebaikan.
Sebagai bulan yang istimewa, sangat pantas, jika kita menyambutnya dengan penuh suka cita. Tidak hanya itu, kita juga mesti mampu mengambil makna penting dari bulan istimewa tersebut.
Salah satunya adalah sebagai momentum berbenah menjadi pribadi yang lebih baik, yaitu menjadi pribadi yang bertakwa, sebagaimana yang tertuang dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi insan yang beriman dan bertakwa, sesuai juga, dengan tujuan akhir karakter yang ingin diwujudkan dari perintah berpuasa, yaitu menjadi pribadi yang bertakwa.
Keterkaitan antara tujuan dari dua dimensi tersebut, bukanlah sebuah kebetulan. Itu sudah menjadi rahasia alam yang memang harus diperjuangkan. Oleh karena itu, mari manfaatkan momentum Ramadhan, sebagai upaya peningkatan moral seluruh pelajar Indonesia. (Muhammad Iqbal, M.Pd, GURU SMP IT AL KAHFI PASAMAN BARAT)