
Jakarta (ANTARA) – Dunia hiburan Indonesia kembali berduka dengan berpulang-nya aktor senior, Nasrullah, yang lebih dikenal sebagai Mat Solar atau Bajuri dalam sinetron legendaris “Bajaj Bajuri”. Ia menghembuskan napas terakhir pada Senin (17/3) pukul 22.30 WIB di RS Pondok Indah.
Kabar kepergiannya juga disampaikan oleh Rieke Diah Pitaloka, lawan main-nya di sinetron komedi tersebut, melalui unggahan di akun Instagram pribadinya @riekediahp. Dalam unggahan itu, Rieke mengungkapkan belasungkawa mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan, seraya mendoakan agar almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
Jenazah Mat Solar rencananya akan dimakamkan pada Selasa, 18 Maret 2025, di TPU Haji Daiman, Cimanggis, Ciputat, sekitar pukul 09.00 hingga 10.00 WIB. Mat Solar merupakan salah satu aktor dan komedian senior tanah air yang namanya melejit berkat perannya sebagai Bajuri.
Dengan gaya bicara khas Betawi dan akting yang begitu natural, ia berhasil mencuri perhatian penonton dan menjadikan Bajaj Bajuri sebagai salah satu sinetron ikonik pada awal 2000-an. Kepergiannya tentu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, serta para penggemar-nya.
Berikut ini adalah profil Nasrullah atau lebih dikenal sebagai Mat Solar, yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Baca juga: Mat Solar “Bajaj Bajuri” wafat di bulan Ramadhan
Profil Mat Solar
Mat Solar, yang memiliki nama asli Nasrullah, lahir di Pejompongan pada 4 Desember 1962. Ia merupakan anak kelima dari sembilan bersaudara dari pasangan H. Muh Ali Sidik (alm) dan Hj. Rosani. Sejak kecil, ia tumbuh dan besar di Jakarta.
Sebelum dikenal luas sebagai Bajuri dalam “Bajaj Bajuri”, Mat Solar sempat menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, meskipun tidak sampai menyelesaikan studi-nya. Nama panggung “Mat Solar” mulai melekat sejak dirinya menjadi pemeran utama dalam “Teater Mama” yang tayang di TVRI pada 1978 hingga 1982.
Ketertarikan-nya pada dunia seni peran sudah terlihat sejak duduk di bangku SMP, terutama di teater Betawi. Awalnya, pada 1976, Teater Mama hanya merupakan komunitas tempat berkumpulnya para remaja yang ingin tampil dalam acara perayaan tujuh belasan di kampung atau sekolah.
Namun, kelompok teater ini kemudian dikenal sebagai salah satu yang cukup berani mengkritik pemerintahan Orde Baru dan akhirnya mendapat kesempatan tampil di TVRI.
Karir Mat Solar di dunia perfilman dimulai pada 1982 lewat film “Perawan Rimba”. Setelah itu, ia turut membintangi sejumlah film lain, seperti “Dongkrak Antik”, “Dilihat Boleh Dipegang Jangan”, “Kinanti”, “Di Luar Batas”, dan “Wakil Rakyat”.
Tak hanya di dunia akting, Mat Solar juga aktif di bidang penyiaran. Ia pernah menjabat sebagai Manajer Kreatif di Radio SK pada 1986 hingga 1988, kemudian menjadi Manajer Produksi di Bens Radio sampai tahun 1990. Setelahnya, ia melanjutkan karier sebagai Kepala Studio Radio CBB hingga 1992.
Baca juga: Rieke Diah Pitaloka kenang Mat Solar sebagai sosok yang lucu dan baik
Meski sempat jarang muncul di layar kaca, Mat Solar tetap aktif berkarir. Ia juga membintangi beberapa sinetron sebagai pemeran pendukung, seperti “Senggal-Senggol” (1996) di RCTI, “Sorga di Bawah Telapak Kaki Ibu” di SCTV, “Raja Sawer” di ANTV, serta “Luv: di RCTI.
Namanya kembali melambung saat membintangi sitkom “Bajaj Bajuri” pada 2002 sebagai Bajuri, peran yang membuatnya begitu melekat di hati masyarakat. Setelah sukses dengan Bajaj Bajuri, ia kembali bermain di sinetron populer lainnya, “Tukang Bubur Naik Haji The Series”, sebagai Haji Sulam pada 2012. Berkat perannya dalam sinetron ini, ia masuk dalam nominasi Festival Film Bandung 2013 dan Panasonic Gobel Awards 2013.
Pada 2018, Mat Solar dikabarkan mengalami stroke yang membuatnya harus mengurangi aktivitas-nya di dunia hiburan. Sejak saat itu, ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga dan menjalani terapi pemulihan.
Meskipun sudah tidak lagi aktif di dunia hiburan, sosoknya tetap dikenang oleh banyak orang sebagai Bajuri, karakter yang humoris dan membekas dalam ingatan masyarakat Indonesia.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, serta para penggemar-nya yang telah lama mengenalnya sebagai sosok yang menghibur dan penuh karakter. Warisan karyanya, terutama melalui peran ikoniknya sebagai Bajuri, akan selalu dikenang dan menjadi bagian dari sejarah dunia hiburan Indonesia.
Baca juga: Mat Solar meninggalkan panggung, kembali kepada sang pencipta
Baca juga: Rieke “Oneng” hadiri pemakaman Mat Solar
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025