Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar terus melakukan terobosan agar potensi kelautan Sumbar bisa berkembang secara berkelanjutan. Salah satu langkah yang dilakukan, mengadakan acara temu bisnis investasi sektor kelautan dan perikanan Sumbar, di Hotel Balairung Jakarta, Rabu lalu (26/7).
Gubernur Irwan Prayitno memberikan apresiasi dan dorongan bagi pengembangan investasi sektor kelautan dan perikanan di daerah ini. “Apalagi potensi investasi tidak hanya pada bidang perikanan tangkap dan budidaya tetapi juga pada sektor perikanan non-konsumsi seperti budidaya kerang mutiara,” jelas Irwan Prayitno. Selain para investor, temu bisnis itu dihadiri Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno dan Kepala DKP Sumbar Yosmeri.
Gubernur menyebutkan, laut Sumbar dinilai cocok untuk budidaya kerang mutiara karena memiliki kandungan kalsium dan fosfor yang baik sehingga mampu menghasilkan mutiara berkualitas. Lokasi budidaya yang dikembangkan adalah Pesisir Selatan, Padang, Pasaman Barat, Padangpariaman, Kota Pariaman dan Mentawai.
”Berita menggembirakan pengusaha nasional di bawah bendera PT Tirta Mas Mutiara dari NTB sudah berinvestasi di Pulau Bintangor, Pesisir Selatan dengan menanam 40.000 bibit mutiara”, terangnya.
Kepala DKP Sumbar Yosmeri menyebutkan kegiatan Temu Bisnis dan Investasi sektor kelautan dan perikanan itu bertujuan untuk pengembangan investasi dan peluang usaha sektor ini dan menunjang keberlanjutan usaha dalam menyejahterakan masyarakat kelautan dan perikanan Sumbar. Perairan Sumbar, terang Yosmeri cukup kaya akan potensi kelautan dan perikanan.
Peluang investasi di sektor ini seperti penangkapan tuna, tongkol dan cakalang menggunakan kapal Long Line, Hand Line dan Pole and Line dengan berbasis pendaratan di PPS (Pelabuhan Perikanan Samudera) Bungus Padang.
Produksi ikan tuna untuk ekspor segar dilakukan sekali seminggu ke Jepang melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Sedangkan ekspor ikan tuna olahan dilakukan setiap bulan ke Miami, Amerika Serikat melalui pelabuhan Teluk Bayur. “Saat ini ekspor ikan kerapu hidup langsung dijemput buyer dari Hongkong dan China ke lokasi keramba jaring apung, dengan kapal khusus kapasitas 15-20 ton per trip,” urai kepala dinas ini.
Potensi yang tak kalah penting adalah budidaya kerapu di Kabupaten Pesisir Selatan seluas 155 Ha, Kota Padang 35 Ha, Mentawai sekitar 3.000 Ha serta Pasaman Barat dengan kawasan seluas 150 Ha. Kemudian, budidaya rumput laut Sumbar juga sangat berpotensi untuk dikembangkan di kabupaten Pesisir Selatan, Kepulauan Mentawai dan Pasaman Barat. Lalu, tambak Udang Vannamei sudah mulai dikembangkan dalam tahun 2016-2017.
“Prospek pengembangan tambak udang Vannamei sangat baik dibuktikan beberapa pengusaha tambak dibeberapa kabupaten yaitu Padang, Padang Pariaman,” lanjut dia. (*)
LOGIN untuk mengomentari.