Padang, – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengalokasikan anggaran Rp30 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2021 untuk penanggulangan bencana alam di daerah setempat, kata Ketua DPRD Sumatera Barat Supardi.
“Secara geografis Sumbar merupakan daerah yang rentan terhadap bencana alam dan harus ada anggaran yang siap dalam langkah pencegahan dan penanggulangan bencana,” kata dia di Padang, Kamis.
Dia mengatakan anggaran tersebut difokuskan untuk bencana alam dan sementara anggaran untuk penanganan COVID-19 dialokasikan tidak sebesar tahun lalu.
Menurut dia ada sejumlah bencana yang terus mengintai Sumatera Barat mulai dari potensi gempa di kawasan Megathrust, banjir dan longsor yang tersebar di sejumlah titik.
“Megathrust jelas perlu diwaspadai, sedangkan untuk longsor dan banjir, berdasarkan kajian badan geologi terdapat di lima daerah,” kata dia.
Ia mengatakan 20 persen penduduk Sumatera Barat berdomisili di kawasan rawan bencana mulai dari ancaman gempa, tsunami, banjir, longsor dan juga letusan gunung api.
Kemudian ada lima daerah berpotensi banjir dan longsor seperti Kabupaten Pasaman, Padang Pariaman, Agam, Bukittinggi dan Tanah Datar.
Sedangkan untuk Kota Padang potensi banjir bandang cukup besar dan untuk ancaman gunung api kondisinya masih siaga di sekitar Gunung Kerinci yang mengancam kawasan Solok Selatan.
Sementara itu Anggota Komisi IV DPRD Sumbar Rafdinal mengatakan DPRD akan kembali melakukan pemetaan sarana prasarana evakuasi masyarakat menghadapi bencana.
Dalam beberapa waktu terakhir persoalan tersebut sedikit terabaikan karena pemerintah fokus terhadap penanganan COVID-19.
Untuk memberikan rasa aman , terutama untuk masyarakat yang tinggal di daerah pesisir, sarana antisipatif akan kembali dioptimalkan.
“Kita akan tingkatkan kembali jalur-jalur evakuasi masyarakat, begitu juga dengan shelter. Sosialisasi untuk menghadapi bencana juga akan digencarkan,” katanya.***2****ant/P-4