Karya sensasional Moammar Emka, Jakarta Undercover kembali difilmkan. Kali ini berjudul Jakarta Undercover: Refleksi Cinta, Pesta dan Realita, disutradarai Fajar Nugros. Film itu berkisah tentang seorang jurnalis daerah bernama Pras (Oka Antara) yang merantau ke Ibu Kota. Di sana, Pras menemukan berbagai realitas yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Fajar menuturkan, film ini membalut realita-realita yang cukup jauh dari manis tentang kehidupan di kota megapolitan Jakarta yang harus diperjuangkan serta isu-isu yang seringkali tak nyaman diperbincangkan. “Kekerasan terhadap perempuan, premanisme, kemiskinan, jeritan kaum minoritas adalah sebagian dari realita yang kami hendak angkat di film ini, sehingga menjadi misi kami untuk menyuarakan nilai kemanusiaan kepada masyarakat,” ujarnya di Jakarta, Rabu (18/1), dilansir dari CNN Indonesia.
Sepakat dengan Fajar, Emka berpandangan bahwa masyarakat Indonesia semakin cerdas dan kritis dalam menangkap permasalahan dan lika-liku sosial. “Saya berharap refleksi kemanusiaan bisa mereka rasakan melalui film ini,” katanya. Selain Oka Antara, film ini juga dibintangi oleh Baim Wong, Ganindra Bimo, Lukman Sardi, Tio Pakusadewo, Tiara Eve, Nikita Mirzani, dan lain sebagainya.
Jakarta Undercover: Refleksi Cinta, Pesta dan Realita telah diputar di Jogja Asian Film Festival (JAFF) ke-11 pada Desember lalu. Film ini rencananya akan ditayangkan serentak di seluruh Indonesia pada 23 Februari mendatang.
Kehidupan Malam Lebih Gamblang
Emka menjamin bahwa cerita Jakarta Undercover: Refleksi Cinta, Pesta dan Realita berbeda dengan film Jakarta Undercover sebelumnya yang diproduksi pada 2006. Meskipun, itu masih didasarkan pada buku yang ditulis Emka. Emka menjelaskan, sejauh ini buku Jakarta Undercover yang ditulisnya sudah ada empat seri, sehingga banyak materi yang bisa diambil untuk dijadikan sebagai materi film. Ia pun membuka kemungkinan besar bahwa ke depan akan ada film Jakarta Undercover lainnya.
“Jakarta Undercover kan ada empat buku, jadi kalau film yang dulu ya cerita yang lain, sedangkan untuk film yang sekarang ini ceritanya baru. Tapi semua tetap cerita yang memang ada di buku. Jakarta Undercover ini sudah jadi seperti brand, semacam Superman, X-Men begitu,” katanya.
Emka pun menggambarkan Jakarta Undercover: Refleksi Cinta, Pesta dan Realita layaknya biopik mengenai latar belakang terciptanya buku-buku Jakarta Undercover yang ditulisnya. Benang merahnya masih tentang kehidupan malam. Tapi menurutnya, kehidupan malam dalam film ini ditunjukkan lebih gamblang. “[Kehidupan malam] yang dulu kan sembunyi-sembunyi, kalau sekarang seperti ‘supermarket seks,'” ujarnya.
LOGIN untuk mengomentari.