PADANGSIDIMPUAN ( Berita ) : Prediksi pakar geologi nasional Jonathan I Tarigan akan terjadi gempa susulan di wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) terbukti. Prediksi diikuti dengan imbauan agar meningkatkan kewaspadaan akan gempa susulan itu disampaikan Jonathan pada berita utama Waspada halaman 1 terbitan Selasa 11 Juli 2017.
Jumat (14/7) empat gempa bumi dengan kekuatan berbeda kembali mengguncang Tabagsel yakni pukul 08:25, 08:57 dan 09:11 dan pukul 17:10.Hingga malam pukul 22:00 masih terjadi delapan kali gempa susulan berskala kecil.
Untuk sementara, 60 rumah dan bangunan fasilitas umum rusak di Kota Padangsidimpuandan Kab. Tapanuli Selatan. Kemungkinan jumlah itu akan bertambah, karena pemerintah daerah sedang mendata dilapangan.
Seorang warga Desa Sitaratoit, Kec. Angkola Barat atas nama Masitoh Ritonga, 73, mengalami luka akibat ditimpa jatuhan material bangunan. Sudah dirujuk untuk dirawat ke RSUD Tapsel di Sipirok.
Guncangan kuat terasa diwilayah Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Padanglawas Utara, Padanglawas. Bahkan getarannya terasa ke Kab. Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan dan Kab. Rokan Hulu, Riau. Menurut informasi di website Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), gempa pertama pukul 08:25 dengan kekuatan 5,5 Skala Richter (SR).
Pusat gempa 9 kilometer Barat Daya Kota Padangsidimpuan atau pada titik koordinat 1.37 Lintang Utara(LU) – 99.19 Bujur Timur (BT)di kedalaman 10 kilometer.Namun kekuatan dan titik pusat gempa yang disiarkan BMKG ini berbeda dengan United States Geological Survey.
Badan Geologi Amerika Serikat ini merilis kekuatan gempa pukul 08:25 tersebut 5,0 SR. Berpusat di darat atau 6 KM Utara Padangsidimpuan. Gempa kedua terasa pukul 08:57 dan menurut BMKG berkekuatan 3,4 SR.
Pusatnya di 10 KM Timur Laut Padangsidimpuan atau pada titik koordinat 1.4 LU – 99.36 BT. Titik pusat gempa berada di darat pada kedalaman 10 KM.Gempa ketiga pukul 09:11 dengan kekuatan 3,9 SR. Berpusat di 12 KM Barat Laut Padangsidimpuan atau pada koordinat 1.47 LU – 99.21 BT.
Pusat gempa berada di darat, pada kedalaman 10 KM dari permukaan bumi.Informasi dihimpun, kerusakan bangunan paling banyak terjadi di wilayah desa-desa sekitar Bukit Sanggarudang dan lembah Gunung Lubukraya, Kec. Angkola Barat,Kab. Tapsel. Meski demikian tidak ada korban jiwa.
Seperti Desa Sitaratoit 2 rumah rusak berat dan 8 rusak ringan. Di antara yang rusak berat itu rumah milik Darwis Hasibuan. Rumah warga lainnya mengalami banyak pecah-pecah dengan garis retak kecil.
Di Desa Lobulayan Sigordang, 14 rumah rusak berat dan 25 rusak ringan. Di Desa Sigumuru, selain banyak dinding rumah yang retak, tombak layar bangungan beton madrasah setempat robohdan jatuh.
Di Kec. Angkola Selatan,dinding kantor camat dan kantor Lurah Simarpinggan retak-retak. Di Desa Siamporik Lombang, dapur rumah milik Adriansyah dengan ukuran 1,5 x 2,5 dengan tinggi 3 meter hancur
Di Padangsidimpuan,gempa juga mengakibatkan banyak bangunan pecah dengan garis retak bervariasi. Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), plafon beton lantai satu bangunan baru sebelah Jalan FL Tobing retak dan amblas sebagian.
Di Desa Palopat Maria, Kecamatan Sidimpuan Hutaimbaru satu rumah nyaris rubuh. Di Desa Huta Padang empat rumah dan satu bangunan SD Negeri rusak ringan berupa dinding yang retak-retak.
Gempa diawali bunyi gemuruh dan gesekan atap. Kemudian semuanya bergetar dan berguncang dengan durasi sekira 20 detik. Suara jerit dan teriak warga yang berhamburan menyelamatkan diri keluar rumah saling bersautan.
Fauzi, warga Perumnas Pijorkoling, Kec. Padangsidimpuan Tenggara, tampak sangat cemas. Ia meneriaki warga yang sedang mempersiapkan acara pernikahannya untuk segera menyelamatkan diri keluar rumah.
Murid SD Negeri di Perumnas Pijorkoling berhamburan keluar kelas. Para guru tampak kesulitan mengontrol murid-murid yang lari ke sana kemari karena ketakutan akibat tiga kali diguncang gempa.
Lenni Harahap, warga Panyanggar, Kec. Padangsidimpuan Utara, lewat saluran telepon menyebut warga sudah menumpuk di sepanjang Jalan Ompu Napotar. Namun menjauh dari tiang listrik dan bawah jalur kabel. Terpisah, tokoh masyarakat Desa Sitaratoit, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel, Ilyas,menyebutkan bahwa Lubukraya yang merupakan gunungberapi aktif namun sedang dalam kondisi ‘tidur’ sudah mengeluarkan asap berwarna hitam pekat.
“Sekira 2 menit pasca gempa, asap pekat muncul dari puncak Simandar yang merupakan bagian Gunung Lubukraya,” kata Ilyas lewat telepon. Informasi lain menyebutkan, gempa mengakibatkan tanah di lereng salah satu sisi Gunung Lubukraya retak danmengeluarkan asap pekat
.Warga sangat takut jika tiba-tiba gunung api tersebut meletus seperti Sinabung.Muklis, warga Desa Sigumuru, Kec. Angkola Barat,yang rumahnya di Bukit Sanggarudang dan merupakan bagian lereng Gunung Lubukraya mengaku tidak melihat munculnya asap sebagaimana disebutkan Ilyas
.“Dari desa kami tidak terpantau adanya asap tebal yang keluar dari Lubukraya. Tetapi dinding beton rumah warga banyak yang retak. Mungkin asap itu muncul di sisi gunungarah Kota Padangsidimpuan atau sebelah Sitaratoit saja,”ujarnya.
Bupati Tapsel Syahrul M Pasaribu melalui Plt. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Ahmad Ibrahim Lubis membenarkan adanya informasi munculnya asap di lereng Gunung Lubukraya. Namun hanya sementara dan saat tim tiba di lokasi asap itu sudah tidak ada lagi.
“Ada permintaan Camat Angkola Barat ke BPBD untuk meninjau lokasi. Katanya, setelah gempa asap keluar dar iLubukraya. Namun hanya sementara dan setibanya tim kita di lokasi, asap itu sudah hilang,” kata Ibrahim.
Patahan Angkola Pakar geologi nasional yang juga Ketua Dewan Pakar Ahli Geologi Sumatera Utara, Jonathan I Tarigan menyebut gempa bumi mengguncang wilayah Tapanuli Bagian Selatan, Jumat (14/7) pagi berpusat di Patahan Angkola.
“Setelah melihat peta gempa yang ditampilkan oleh Badan Meteorolgi Klimatologi Geofisika (BMKG) dan United States Geological Survey (USGS), tiga gempa mengguncang Tabagsel sama-sama berpusat di Patahan Angkola,” kata Jonathan lewat sambungan telepon di Padangsidimpuan.
Dijelaskannya, di pulau Sumatera, mulai dari Provinsi Aceh sampai ke Lampung terdapat banyak patahan bumi. Pergeseran lempeng bumi dipatahan-patahan itu sudah sering menimbulkan gempa atau disebut gempa yang berpusat di darat.
Di wilayah Provinsi Sumatera Utara, katanya, terdapat tiga ruas patahan bumi yang saling terhubung dan membentang dari Karo sampai ke Mandailing Natal. Yakni Patahan Renun, Patahan Toru dan Patahan Angkola.
Patahan Renun membentang dari batas Aceh sampai ke Dairi, Pakpak, Humbang Hasundutan. Kemudian bersambung ke Patahan Toru mulai dari wilayah Tapanuli Utara sampai ke Tapanuli Tengah,Kota Sibolga, dan sebagian wilayah kecamatan di Kab. Tapanuli Selatan.
Patahan itu bersambung ke Patahan Angkola. Mulai dari wilayah yang sekarang disebut Kecamatan Angkola Bara tsampai ke Kota Padangsidimpuan dan sebagian wilayah Kab. Mandaling Natal. Dari seluruh patahan bumi di pulau Sumatera, Patahan Angkola-lah yang memiliki cabang patahan terbesar yang disebut Patahan Barumun menuju wilayah Kab. Padanglawas Utara dan Padanglawas di Sumut sampai ke sebagian Provinsi Riau yang berbatasan dengan Tabagsel.
Sedangkan patahan bumidi Aek Latong dan sekitarnya yang berada di wilayah Kec. Sipirok, Kab. Tapsel, merupakan cabang dari Patahan Toru diKec. Batangtoru.Dalam sejarah gempa bumi pulau Sumatera yang berpusat di darat, Patahan Angkola yang pernah paling dahsyat menimbulkan guncangan. Yakni gempa berkekuatan 7,6 Skala Ritcer (SR).
Ditanya mengenai pemicu gempa mengguncang Tabagsel pada Minggu (9/7) dini haridan Jumat (14/7) pagi, Jonathan menilai gempa ini merupakan imbas dari gelombang getaran gempa di Nias. “Patahan di Nias dengan patahan di daratan Sumatera itu sama sekali tidak bersambung. Tetapi gelombang gempa itu kan berbentuk seperti lingkarang, yang semakin jauh lingkarannya semakin membesar,” jelasnya.
Menurut Jonathan, gelombang gempa Nias itu terus bergerak sampai ke Patahan Angkola, yang kondisi lapisan tanahnya gembur dan sebentar lagi akan bergeser serta menimbulkan gempa.“Makanya pasca gempa pada Minggu (9/7) dini hari kemarin saya sebut Tabagsel berpotensi mengalami gempa susulan. Ditambah lagi dari data yang saya miliki menyebutkan Patahan Angkola sudah masuk siklus pergeseran yang biasanya menimbulkan goncangan gempa,” ujarnya.
Ditanya tentang kemungkinan terulangnya gempa dahsyat 7,6 SR di Patahan Angkola. Menurut analisa Jonathan Tarigan, hal itu tidak akan terjadi. Sebab gempa berkekuatan atau berskala 5 SR ke bawah sudah sering terjadi di wilayah tersebut.
Warga Panik
Gempa susulan yang terjadi di Padangsidimpuan, Jumat (14/7) sekitar pukul 08.25 kembali terasa di Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta) dan sempat membuat panic masyarakat. Meskipun tidak ada kerusakan pada bangunan rumah warga, namun mereka merasa was-was akibat guncangan gempa yang terasa kuat itu.
“Kejadiannya sekitar pukul 08.25. Getarannya sangat kuat. Meskipun tidak berlangsung lama, namun saya dan anak-anak merasa was-was akibat kejadian itu,” kata Lenni Siregar ibu rumah tangga di Lingkungan VI, Pasar Gunungtua.
Katanya, gempa susulan ini lebih kuat dibanding gempa yang terjadi empat hari yang lalu. Bingkai foto di rumahnya sempat jatuh ke lantai akibat guncangan gempa itu. “Bingkai foto keluarga kami sempat jatuh akibat getaran gempa itu,” terangnya.
Senada juga dikatakan M Yunus Harahap pegawai di Dinas KB Paluta. Mereka jugas empat berhamburan keluar kantor pasca terjadinya gempa. “Awalnya kami tidak percaya terjadi gempa. Setelah melihat bangunan kantor terlihat bergoyang, saya bersama para pegawai lainnya langsung berhamburan keluar. Pasalnya takut bangunannya roboh, “ucapnya.
Pantauan Wartawan, getaran gempa yang terasa di Kabupaten Paluta tidak sempat merusak bangunan warga. Namun meskipun tidak ada kerusakan, warga di Kabupaten Paluta sangat merasa panikdan was-was. Pasalnya, pusat gempa yang dikabarkan berada di Padangsidimpuan dan tidak terlalu jauh dari Kabupaten Padanglawas Utara.Sementara, informasi yang diperoleh dari data BMKG, pusat gempa terjadi di 9 Km Barat Daya Padangsidimpuan. Kedalaman 10 KM. Dengan kekuatan 5,5 SR.
Gempa Susulan
S
ekira pukul 17:10, gempa susulan terjadi beberapa detik kembali mengguncang. Akibatnya, warga berhamburan keluar rumah.Wali Kota Padangsidimpuan Andar Amin Harahap, SSTP, MSi via selularnya kepada Waspada mengimbau masyarakat untuk waspada.
“Kita harus tenang dan selalu bermohon kepada Allah SWT agar bencana gempa ini cepat berlalu dan tidak menimbulkan korban maupun kerusakany ang lebih parah,” tuturnya. Andar menegaskan, sudah memerintahkan petugas BPBD Kota Padangsidimpuan untuk stand by memonitor setiap wilayah dan memantau kerusakan rumah yang disebabkan gempa. (WSP/a27/c02/c13/cml/a35/K)