Sehari setelah tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap Jhon Tanamal alias JT alias Hamzah asal Payakumbuh, terduga teroris itu langsung diterbangkan ke Jakarta melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padangpariaman, kemarin (22/12).
Sekitar pukul 10.30, sejumlah pasukan Brimob Polda Sumbar bersenjata lengkap berjaga-jaga di sekitar pintu kedatangan VIP (very important person) BIM.
Di pintu kedatangan umum, tampak tujuh personel tim Densus 88 berpakaian sipil menenteng koper.
Koper itu berisi gulungan garis polisi dan amunis. “Tim Densus 88 masuk sesuai prosedur, sehingga tidak menarik perhatian orang-orang di sekitar bandara,” kata salah seorang petugas bandara yang enggan disebutkan namanya.
Sejumlah wartawan yang menunggu sejak pukul 08.30 di pintu kedatangan umum dan VIP, gagal mengambil gambar terduga teroris yang telah masuk ke pesawat.
General Manager (GM) Angkasa Pura II BIM, Suparlan memastikan terduga teroris bersama tim Densus 88 berangkat siang kemarin lewat pintu kargo.
“Informasi yang saya dapat dari petugas di terminal, terduga teroris bersama tim Densus 88 barangkat siang tadi menggunakan pesawat Lion Air nomor penerbangan JT 353 tujuan Jakarta, pukul 11.00 siang,” jelas Suparlan kepada Padang Ekspres.
Dia tak bisa memastikan jumlah personel Densus 88 yang mengawal terduga teroris ke Jakarta. “Yang jelas, ada sejumlah aparat yang ikut dengan terduga. Tapi, saya tidak tahu berapa jumlahnya,” jawab Suparlan.
Warga Diminta Proaktif
Atas penangkapan warga Payakumbuh yang diduga teroris, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meminta masyarakat proaktif meningkatkan kewaspadaan di lingkungan masing-masing sekaligus menjaga anggota keluarga tidak terpengaruh ajaran kelompok radikal.
”Kita harus pastikan lingkungan aman dan terjaga, serta mengawasi orang terdekat,” ujar Irwan, Kamis (22/12).
Untuk mencegah masuknya paham terorisme, tambah dia, bukan saja tugas kepolisian. Perlu peran alim ulama, cadiak pandai, serta pemangku adat, terutama masyarakat itu sendiri. Dia meyakini warga Payakumbuh itu terpengaruh paham dari luar Sumbar.
“Walaupun dibawa ke Sumbar, saya yakin paham itu tidak akan ada yang mendukungnya,” ungkap Irwan.
Informasi dari Plt Wali Kota Payakumbuh Priadi Syukur, terduga teroris itu pernah pulang saat sedang maraknya isu ISIS. Namun, dia ditolak masyarakat dan keluarga, sehingga merantau lagi.
“Berkemungkinan pelaku mendapat informasi rekannya tertangkap, sehingga lari ke kampung. Kita imbau warga Sumbar tidak perlu khawatir, karena si pelaku mendapat paham itu dari luar Sumbar,” kata Gubernur. (*)
LOGIN untuk mengomentari.