Sempat membuat heboh, akhirnya mengaku mengarang cerita diculik karena takut dihukum sebab terlambat sekolah. Anak perempuan yang mengaku sebagai korban penculikan di Kecamatan Lubukbegalung pada Senin (30/1) lalu, mendramatisir cerita terkait penculikan anak.
Hal ini diutarakan langsung oleh Rina orang tua dari anak yang berinisial ‘Z’ di Polsek Lubukbegalung pada Selasa (31/1) sore menyampaikan klarifikasi bahwa anaknya yang berinisial ‘Z’ mengarang cerita mengenai penculikan tersebut.
Di hadapan seluruh awak media, Rina menyampaikan permintaan maaf karena anaknya yang telah memanipulasi dan mengarang cerita bohong sehingga menimbulkan kehebohan.
“Saya minta maaf jika anak saya telah bersalah dan telah megarang cerita yang tidak benar terkait adanya kasus penculikan ini,” katanya saat diwawancarai.
Lalu, dirinya juga mengatakan tak mengetahui bahwa anaknya telah mengarang cerita dan telah melibatkan banyak pihak seperti keluarga dan pihak sekolah dalam melaporkan kejadian tersebut.
“Saat ditanya di rumah, anak saya hanya mengaku karena takut terlambat makanya dia berbicara seperti itu,” tutur wanita itu.
Selanjutnya, ia mengatakan keseharian anaknya di rumah adalah pribadi yang pendiam dan tidak suka berbicara, jadi ia tidak menyangka bahwa cerita yang disampaikan itu tidak benar.
Lalu, ia juga menambahkan anaknya kadang memang terlambat ke sekolah, mungkin saja karena takut dimarahi guru atau takut mendapat hukuman jadi membuat-buat cerita.
Sementara itu, saat dimintai keterangan, anak berinisial ‘Z’ mengaku bahwa dirinya memang mengarang cerita karena takut terlambat sampai di sekolah karena jam sudah menunjukkan lewat pukul 07.30 WIB saat berada di angkot.
“Saya takut terlambat, saat berada di angkot saya merasa sudah terlambat akhirnya saya membuang tas dan sepatu ke sebuah tempat yang ada seng lalu baju saya tersangkut di sana sehingga robek,” katanya lagi.
Lalu, dirinya mengaku berlari ke rumah neneknya yang berada sedikit jauh dari simpang sekolahnya dan mengaku kepada nenek bahwa ada dua orang pemuda yang mencegatnya di jalan.
“Setelah mendengar cerita itu nenek ke sekolah bersama saya dan mengatakan kepada guru-guru dan kepala sekolah,” katanya lagi.
Singkat cerita, kehebohan penculikan anak gegap-gempita di dunia medsos, media massa, dan online. (cr5)