in

Tim Dokter Pemisahan Bayi Kembar Siam Terbentuk

Tim pelayanan perawatan bayi kembar siam di RSUP M Jamil Padang rencanakan pelaksanaan operasi pemisahan dan telah membentuk tim khusus untuk penganan bayi tersebut. Namun yang menjadi kendala saat ini, tim dokter belum bisa memastikan kondisi jantung apakah menyatu atau terjadi pendempetan.

Informasi yang diperoleh Padang Ekspres, saat ini kondisi bayi kembar siam yang lahir pada Kamis lalu tetap stabil dan sehat meski harus menggunakan alat bantu pernafasan. Pihak RS terus memantau kondisi bayi yang diberi nama Salma dan Salwa itu.

Dr. Rose Dinda, Sp PD K Ger, Direktur Medik Perawatan RSUP M.Jamil Padang mengatakan pihaknya telah membentuk tim Dokter Penanggung Jawab Pelayanan melalui rapat gabungan, dan telah memutuskan akan melakukan operasi pemisahan bayi kembar asal Lubuk Sikaping itu di RS tersebut.

”Secara SDM kita telah mencukupi, namun karena kondisi ini langka maka mesti kehati-hatian, dan kami akan terus melakukan pemeriksaan terhadap bayi kembar itu,” ucapnya kepada Padang Ekspres, Selasa (28/2).

Dikatakannya, tidak tertutup kemungkinan pihak RSUP bekerjasama dengan konsultan yang lebih berpengalaman mengani pemisahan bayi tersebut. Saat ini yang menjadi kendala adalah kondisi jantung bayi tersebut apakah ada penyatuan bilik jantung atau tidak. Sementara untuk organ lain tidak terjadi penyatuan organ.

“Kami akan bekerja sama dengan konsultan yang ada. Saat ini kondisi bayi serta organ tidak ada masalah meski mengalai dempet pada bagian perut dan dada, namun untuk organ jantung kami masih melakukan diagnostik lanjutan apakah berdempet atau menyatu,” ujarnya.

Biaya pemisahan sepenuhnya ditanggung BPJS dan pihak RSUP M Jamil. Pihaknya menganggap kondisi pemisahan bayi kembar siam itu kasus yang langka dan menjadi permasalahan nasional.

Diakuinya untuk pemisahan bayi kembar yang dialami seperti Salma dan Salwa, merupakan penanganan yang pertama. Walau sebelumnya (2006, red) pernah melakukan pemisahan namun hanya penyatuan pada bagian perut. 

Dr. Eny Yantri Sp AK, Tim Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) khusus bayi kembar siam itu mengatakan pihaknya akan melaibatkan seluruh tim dokter kait perencanaan pemisahan bayi kembar itu. Dikatakannya permasalah organ jantung yang menyatu bukan permasalah yang mudah dan butuh kesiapan yang matang.

”Perkembangan bayi ini terus kita pantau. Untuk pemisahan, bayi ini mesti berumur 3 bulan atau lebih, dimana kondisi organnya semakin berkembang sehingga memungkinkan untuk dioperasi, Dan juga tergantung kondisi bayi serta kesiapan tim,” ujarnya. 

Dikatakannya, tim DPJP akan bekerja optimalkan asupan bagi bayi untuk menghindari terjadinya infeksi masa pertumbuhan sehingga dapat tumbuh maksimal.  

Sementara ibu bayi kembar siam, Ramayani, 21 yang sebelumnya dirawat di RS UD Lubuk Sikaping dalam rangka pemulihan pasca operasi Salma dan Salwa saat ini telah di RSUP M Jamil untuk mendampingi buah cintanya meski dalam perawatan secara intensif di RS tersebut.

”Saya berharap yang terbaik untuk anak saya, semoga sehat selalu,” ujarnya dengan terbata-bata. Diakuinya, selama masa kandungan kondisi bayi kembarnya itu dalam keadaan baik dan tidak ada terjadi pendempetan seperti saat ini.

”Ketika USG saya mengetahui anak kami kembar, namun tidak ada tanda-tanda akan seperti ini, kami bersyukur dibantu dalam upaya pemisahan ini, semoga anak kami selalu sehat,” harapnya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Kawasan Tertinggal Paling Rentan

Sumbar Usulkan Rp1,655 Triliun