Time travel (perjalanan waktu) masih menjadi salah satu topik yang menarik untuk diperbincangkan. Nyatanya banyak film bergenre sience-fiction seperti ‘Back to Future’ yang mengambil time travel sebagai alur ceritanya. Lalu apakah time travel benar-benar bisa dilakukan di dunia nyata?
Newton, seorang ilmuan yang erat kaitannya dengan gaya gravitasi pernah menyatakan bahwa perjalanan waktu tidak mungkin dapat dilakukan. Hal ini karena waktu hanya memililki satu arah yakni maju sehingga tidak mungkin kembali ke masa lalu.
Namun, pendapatnya dapat dibantah dengan hukumnya sendiri. Seperti yang kita tahu, Hukum Aksi-Reaksi Newton menyatakan bahwa setiap gaya aksi memiliki gaya reaksi yang arahnya berlawanan. Maka apabila waktu dapat berjalan maju, waktu juga dapat berjalan mundur. Ditambah lagi, Newton tidak menyatakan pengecualian dalam hukumnya.
Dalam kontroversi ini, muncul pertanyaan “Mengapa kita tidak mendapati tamu dari masa depan jika time travel mungkin dilakukan?” Beberapa orang memiliki pendapat terkait pertanyaan ini. Bagaimana jika time travel hanya dapat dilakukan untuk kembali ke masa dimana mesin waktu itu sudah diciptakan. Oleh sebab itu, kita tidak menjumpai tamu dari masa depan karena sampai sekarang belum diciptakan mesin waktu.
Selain pertanyaan tersebut muncul juga beberapa paradox yang menghalangi terjadinya time travel seperti Grandfather paradox, Information paradox, Sexual paradox, dan Bilker’s paradox.
Jika seseorang melakukan perjalanan waktu dan ia membunuh kakeknya, maka bagaimana bisa ia melakukan perjalanan waktu itu dan membunuh kakeknya. Bukankah bila kakeknya terbunuh maka ayahnya tidak akan lahir dan begitu juga orang tersebut? Itulah yang dimaksud Grandfather paradox.
Dan untuk membantah paradox-paradox tersebut muncul pemikiran multiverse atau dunia pararel. Apabila seseorang melakukan perjalanan waktu maka ia akan mengunjungi dunia baru yang mirip dengan dunia orang itu berasal. Jadi jika seseorang kembali ke masa lalu dan merubah sesuatu maka tidak akan ada perubahan apapun saat ia kembali ke masanya.
Di tengah kemungkinan dan ketidakmungkinan di atas, muncul sebuah pemikiran dari ilmuan Albert Einstein. Ini dikenal dengan dilatasi waktu. Intinya apabila sebuah benda bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya maka waktu akan memuai (memulur) atau berjalan lambat relatif terhadap orang yang diam. Ini memberikan peluang bagi time travel untuk menjadi kenyataan.
Munculnya pemikiran Albert Einstein mengenai dilatasi waktu ini memunculkan pemikiran bahwa alat untuk melakukan perjalanan waktu atau mesin waktu memiliki kemungkinan untuk dibuat. Jika alat dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya dapat diciptakan, maka kita mungkin bisa kembali ke masa lalu.
Baca juga : Inilah 10 Bukti Adanya Mesin Waktu di Dunia Nyata
Sampai sekarang para ilmuan masih melakukan peneletian terhadap kemungkinan perjalanan waktu dilakukan. Meskipun begitu, mungkin atau tidak mungkin perjalanan waktu dilakukan, bukankah lebih baik jika kita dapat menghargai waktu dengan sebaik-baiknya?
kamu juga bisa menulis karyamu di vebma,dibaca jutaan pengunjung,dan bisa menghasilkan juta rupiah setiap bulannya,