in

TNI-Polri Kumpulkan Kepala Suku Cari Solusi Bebaskan 1.300 Orang Disandera KKB

Kelompok kriminal bersenjata (KKB) masih mengisolasi desa Kimbely dan Banti, Tembagapura hingga kemarin (11/11). Satgas Gabungan Polri-TNI masih mengedepankan dialog dengan KKB tersebut. Karena itu saat ini diupayakan mencari solusi dengan mengumpulkan kepala suku, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.

Upaya persuasif saat ini masih dikedepankan, mengingat risiko yang begitu tinggi bila dilakukan pembebasan dengan kekuatan senjata. Kabidhumas Polda Papua Kombespol A M Kamal menuturkan, dari informasi yang dikumpulkan kepolisian diketahui KKB ini memiliki sekitar 35 pucuk senjata laras panjang dan pendek. “Senjata pabrikan,” tuturnya.

Ditambah lagi, terdapat 100 simpatisan yang membawa senjata panah dalam mengisolasi kedua desa tersebut. Lalu, kondisi medan yang sulit juga menjadi pertimbangan tersendiri. Untuk menuju kedua desa itu hanya ada satu akses masuk.

“Medan di sekitar akses masuk itu perbukitan terjal yang terkadang patah-patah atau terdapat jurang yang memisahkan. Kondisi inilah yang menjadi pertimbangan dari kepolisian,” paparnya saat dihubungi Jawa Pos (grup Padang Ekspres) kemarin.

Menurutnya, saat ini kepolisian bersama TNI masih berupaya untuk bisa mengumpulkan, kepala suku, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Tujuannya agar bisa memberikan pencerahan kepada KKB agar bisa menghentikan isolasi, baik dengan menyerahkan diri atau jalan lainnya.

“Kami berupaya menguatkan kepala suku, tokoh agama dan tokoh masyarakat agar mereka mau untuk meminta KKB tidak mengisolasi desa,” jelasnya.
Walau begitu, hingga saat ini belum ada kepala suku, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang berani mengunjungi KKB tersebut. “Kami masih berupaya untuk melihat bagaimana kemungkinan ini,” terangnya.

Upaya lain yang sedang ditempuh adalah mencegah 1.300 warga yang terisolasi itu mengalami kelaparan. Maka, Polri dan TNI memberikan sumbangan sembako sebanyak dua kontainer untuk  warga dua desa tersebut. “Ada dua warga desa yang bisa keluar untuk mengambil sembako tersebut, sehingga tidak terjadi kelaparan,” tuturnya.

Diharapkan, sembako-sembako itu bisa terdistribusi kepada warga. Oleh KKB, warga dibatasi aktivitasnya, sehingga penting untuk menyediakan kebutuhan sehari-hari tersebut. “Kami akan terus memasok sesuai yang dibutuhkan,” jelasnya.

Polda Papua juga telah mengeluarkan daftar pencarian orang (DPO) untuk 21 orang diduga anggota KKB yang saat ini mengisolasi dua desa itu. Ke- 21 DPO itu adalah Ayuk Waker, Obeth Waker, Ferry Elas, Konikus Waker, Yopi Elas, Jack Kemong, Nau Waker, Sabinus Waker, Joni Botak, Abu Bakar alias Kuburan Koyoga, Tandi Kyoga, Tabuni, Ewu Magai, Guspi Waker, Yumando Waker, Yohanis Magai, Yosep Kemong, Elan Waker, Lis Tabuni, Anggau Waker, dan Gandi Waker.

Kamal menuturkan, 21 DPO itu diduga KKB yang melakukan isolasi, sekaligus beberapa waktu lalu yang melakukan sejumlah aksi bersenjata. Di antaranya, menembak mobil ambulans, menembak mobil patroli, menembak anggota polisi dan memperkosa warga. “21 orang ini merupakan pentolan KKB,” jelasnya.
Terkait apa motif dan tujuan KKB mengisolasi dua desa, dia mengaku belum mengetahuinya. Selama ini upaya kepolisian untuk berkomunikasi dengan KKB ini sama sekali tidak digubris. “Belum ada permintaan apapun dari mereka,” paparnya.

Informasi yang diterima Jawa Pos (grup Padang Ekspres) justru menyebutkan KKB ini sebenarnya menginginkan untuk menguasai beberapa tambang yang berada di Tembagapura. Tambang tersebut selama ini dikuasai warga lokal dan pendatang.

Tambang di sekitar Tembagapura memang cukup menggiurkan, sebab kandungan emasnya cukup banyak. Dalam sehari setidaknya bisa didapatkan 17 gram emas dengan penambangan tradisional.

Sementara Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar menuturkan, meningkatnya kekerasan bersenjata ini memang dilataribelakangi motif ekonomi. “Motif ekonomi, ini musiman,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Yang pasti, untuk pelaku penembakan ambulans, pemerkosa warga, dan penembak anggota kepolisian tidak ada jalan lain. Kepolisian akan melakukan penegakan hukum. “Hanya satu, proses hukum,” papar jenderal berbintang dua tersebut. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Tahanan Terorisme Mengamuk, Diduga Dipicu Razia Handphone di Rutan Salemba

Kol Inf Agus Mirza jadi Danrem 032/Wirabraja