JAKARTA – Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan membantu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) untuk mengembangkan dan memberdayakan masyarakat di kawasan perdesaan, daerah tertinggal, daerah tertentu, dan kawasan transmigrasi. Komitmen itu ditunjukkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Mendes-PDTT, Eko Putro Sandjojo, dengan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (12/4).
Kerja sama antara TNI dan Kemendes-PDTT tersebut meliputi pembangunan sarana dan prasarana, dan pengembangan kawasan transmigrasi, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat penyiapan data dan informasi, serta pengembangan sumber daya dan lingkungan hidup. Jenderal TNI Gatot Nurmatyo mengatakan TNI akan membantu semaksimal mungkin pembangunan, pengembangan, dan pemberdayaan wilayah perdesaan karena Kemendes dan TNI memiliki kepentingan yang sama, membangun Indonesia.
Gatot memaparkan salah satu contoh kerja sama tersebut adalah pengawasan terkait penggunaan dana desa. Nantinya, anggota Babinsa secara khusus ditatar oleh Kemendes-PDTT dan mengawasi penggunaan dana desa tersalurkan secara tepat atau tidak. “Babinsa minta ditatar oleh Pak Menteri apa saja yang diinginkan sehingga dana yang diterima desa ini benar-benar bisa digunakan untuk perkembangan ekonomi di desa bukan sekadar rapat-rapat habis,” tutur mantan KSAD ini.
Sementara itu, Mendes-PDTT, Eko Putro Sandjojo, menjelaskan kementeriannya mempunyai empat program unggulan, yakni klasterisasi desa, desa embung air, desa bundes, dan sarana olah raga. Ia mengharapkan peran TNI dalam hal ini Babinsa untuk membantu program tersebut. “Misalnya, membantu pembangunan teknis seperti embung, membuka lahan-lahan pertanian, tempat perikanan, dan lain-lain,” katanya. Menurut Eko, banyak hal yang bisa dilakukan TNI dan banyak proyek-proyek bukan hanya dari dana desa saja proyek dari kementerian desa terhadap pembangunan daerah terpencil yang tidak mungkin dilakukan kontraktor. “Kita bisa lakukan dengan TNI karena TNI punya unsur. Biasanya, kalau TNI yang bangun lebih cepat dan kualitasnya juga terjaga,” pungkasnya. cit/E-3