Pertama-tama, saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh menteri, panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, dan kepala lembaga/pemerintahan non kementerian atas kerja kerasnya, atas kerja bersama-samanya di tahun 2017 yang lalu. Dan untuk tahun ini, walaupun tahun 2018 adalah tahun politik, sekali lagi saya ingin ulangi, saya minta tetap fokus bekerja terutama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengatasi ketimpangan, menurunkan angka kemiskinan.
Yang kedua untuk upaya penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan sosial. Baru saja saya mendapakan laporan dari BPS bahwa September 2017 jumlah penduduk miskin di Indonesia sebesar 26,58 juta orang atau 10,12 persen, turun 0,52 pesen jika dibandingkan pada bulan Maret 2017, yaitu sebesar 27,77 juta orang. Dan juga berkurang dibandingkan dengan September 2015 yang mencapai 11,13 persen dan 10,70 pada September 2016.
Tapi kita masih memiliki pekerjaan rumah untuk menurunkan indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan baik di pedesaan mauapun di perkotaan. Oleh karena itu, saya ingatkan agar angka inflasi stabilitas harga-harga bahan pokok terus dikendalikan. Kemudian, program Rastra, program bantuan pangan non tunai yang rencananya akan didistribusikan diawal tahun segera disalurkan secara tepat waktu dan tepat sasaran. Kemudian, program Cash for work baik melalui skema Dana Desa ataupun melalui program padat karya di Kementerian PUPR, di Kementerian Perhubungan, di Kementerian Pertanian, di Kementerian KKP harus segera dikerjakan, harus segera dijalankan.
Saya juga mendapat laporan dari Menteri Keuangan bahwa anggaran desa sebesar 20 persen sudah bisa dicairkan pada bulan Januari ini. Dan seharusnya dana ini sudah bisa langsung dieksekusi untuk mendukung program cash for work.
Yang ketiga, saya ingin di 2018 ini kita memberikan perhatian pada peningkatan investasi SDM, sumber daya manusia, karena jumlah penduduk kita 250 juta, 60 persen diantaranya adalah anak-anak muda. Bonus demografi ini harus menjadi kekuatan dan peluang kita melalui peningkatan pendidikan dan pelatihan vokasi yang sudah mulai kita jalankan sejak tahun 2017.
Kita harus terus memperbaiki piramida kualifikasi tenaga kerja kita agar menjadi tenaga yang terlatih yang terampil sehingga bisa terserap semuanya oleh industri-industri kita. Kita ingin keahlian, keterampilan yang diajarkan di sekolah-sekolah vokasi harus benar-benar sambung dengan dunia kerja, dengan kebutuhan industri. Dan kita juga tidak boleh melupakan calon tenaga kerja yang saat ini mayoritas masih berpendidikan SD dan SMP, harus kita upgrade, kita perbaiki. Kita tingkatkan kompetensinya, misalnya melalui program pelatihan kerja, pemagangan, program sertifikasi yang juga sudah kita mulai, tetapi perlu kita perluas sesuai kebutuhan industri-industri kita.
Terakhir saya ingatkan karena DIPA sudah saya serahkan di akhir tahun 2017, saya minta seluruh kementerian/lembaga segera mengeksekusi program dan kegiatan kerja yang telah direncanakan. Sekali lagi saya ingin mengulangi, jangan sampai kebiasaan-kebiasaan lama yang business as usual, yang rutinitas, yang monoton itu harus kita buang. Kita harus jadikan 2018 itu betul-betul sebuah kerja yang dimulai sejak awal, sehingga kita harapkan sekali lagi kemiskinan, ketimpangan, dan keterbelakangan bisa kita tuntaskan.
Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan saya juga mengapresiasi, kemarin ada Elek yo ben, jelek ya biar, saya kira itu juga menunjukkan kekompakan kita semua dalam bekerja.
Terima kasih.