in

Tujuh Faktor Kemenangan Donald Trump

Washington – Donald Trump terpilih menjadi presiden Amerika Serikat setelah mengalahkan Hillary Clinton dalam Pemilihan Presiden AS 2016. Sebelum pilpres, lembaga survei dan pengamat politik pada umumnya menjagokan Hillary untuk menang tetapi ternyata mereka salah.

Berikut adalah tujuh hal yang menyebabkan Trump menang.

1. Sistem Electoral College membuat Trump menang meskipun Hillary meraih suara lebih banyak
Hillary sebenarnya memiliki 668.171 suara lebih banyak dari Trump dan jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan finalisasi hasil akhir pemilu. Namun, undang-undang di AS memberikan mandat kepada electoral college untuk menentukan pilihan mereka. Trump, memenangi Pilpres AS setelah mengantongi 276 electoral votes. Sedangkan pesaingannya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton meraih 218 electoral votes.

Sistem pemilihan suara AS memungkinkan seorang kandidat memenangkan pemilihan presiden walaupun terpaut hingga 30 persen dari popular vote. Kandidat presiden di AS bersaing untuk mendapatkan suara elektoral bukan untuk mendapatkan suara terbanyak.

Setiap negara bagian dalam Electoral College memiliki angka suara elektoral tertentu yang sudah ditetapkan. Jika seorang kandidat unggul di sebuah negara bagian maka dia akan memenangkan suara elektoral dari negara tersebut – bahkan walaupun dia hanya unggul satu suara saja.

2. Jumlah pemilih yang menggunakan haknya hanya 50 persen dari total pemilih.
Jumlah pemilih di Pilpres AS 2016 diperkirakan sama dengan tahun 2012, yaitu sekitar 129,2 juta suara. Jumlah ini hanya separuh dari total warga yang memiliki hak suara. Selain itu, lebih banyak pemilih yang memilih kandidat ketiga.

3. Pemilih tidak puas dengan para kandidat
Jumlah pemilih yang tidak memilih kandidat Republik atau Demokrat naik sebesar 4,5 juta dari 2,4 juta di Pilpres 2012 menjadi 6,9 juta di 2016. Suara itu lari ke calon presiden dari Partai Libertarian Gary Johnson (4 juta) dan Jill Stein dari Partai Hijau (1,3 juta).

4. Hillary gagal meyakinkan para pendukung Barack Obama
Hillary mendapatkan suara 5 juta lebih sedikit dibanding suara yang diperoleh Barack Obama pada Pilpres 2012. Hillary mendapatkan suara sekitar 61,1 juta sementara Obama di 2012 mendapatkan 65,9 juta.

Sementara pemilih Republik relatif setia dengan kandidat mereka. Trump mendapatkan 60,9 juta suara di Pilpres 2016 sementara Mitt Romney mendapatkan 60,5 juta suara dalam Pilpres 2012.

5. Trump mendapatkan dukungan dari kelompok kulit putih tanpa pendidikan tinggi
Menurut hasil polling, Trump lebih populer di kalangan kulit putih tanpa pendidikan tinggi dibanding Hillary dengan margin 39 poin. Kelompok ini adalah sumber kekuatan Partai Republik. Dalam lima Pilpres terakhir, kelompok ini selalu memihak Republik, sementara Demokrat sempat merangkul kelompok ini pada pemilu 1992 dan 1996.

6. Kegagalan Demokrat merangkul pekerja “kerah biru”
Trump berhasil merebut daerah-daerah kelas pekerja di Ohio, Iowa, Wisconsin, Pennsylvania, Michigan dan di Minnesota hanya kalah tipis. Wilayah ini adalah basis massa Demokrat dalam enam pilpres terakhir, tetapi Trump berhasil meruntuhkan dominasi Demokrat.

7. Hillary “lupa” cara kampanye
Trump berhasil menemukan cara untuk “berkomunikasi” dengan para pemilihnya lewat pernyataan kontroversial, janji manis membangkitkan kejayaan AS dan serangan politik kepada lawan politiknya. Trump juga bicara blak-blakan dan bahkan terkesan membangkitkan sentimen rasial dan seksi.

Sementara itu, Hillary gagal meyakinkan kelas pekerja dengan merendahkan pendukung Trump. Skandal email Hillary juga membuat warga AS melihat Hillary sebagai orang yang tidak dapat dipercaya.

Hillary lebih memilih menghindari kejaran media yang haus kontroversi atau tampil terlalu sering di media. Ini mungkin kesalahan Hillary. Pesan kampanye “Stronger Together” kalah gaung dari kampanye “Make America Great Again” dari kubu Trump. Kubu Hillary tampaknya meremehkan Trump.

BERITA SATU

Redaksi:
Informasi pemasangan iklan
Hubungi:
Telp. (0651) 741 4556
Fax. (0651) 755 7304
SMS. 0819 739 00 730

What do you think?

Written by virgo

Jelajahi Kalimantan dengan Kalstar

Dari Gafatar ke Ahmadiyah: Dampak Berita terhadap Pengusiran Warga