Palembang (ANTARA) – Warga Sumatera Selatan terkonfirmasi positif COVID-19 kembali bertambah 36 orang pada 11 Juli 2020 sehingga total sudah tembus 2.604 orang dengan tingkat kesembuhan berada pada posisi ke 25 se-Indonesia.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Sumatera Selatan Yusri, mengatakan penambahan 36 kasus pada hari ini Sabtu (11/7) berasal dari Kota Palembang sebanyak 23 orang, Kabupaten Banyuasin (lima), Kota Lubuklinggau (dua), serta Muara Enim, Musi Banyuasin, PALI, dan luar wilayah masing-masing satu orang.
“Untuk kasus sembuh bertambah delapan orang, dari Palembang (enam), Banyuasin (satu) dan Muara Enim (satu), maka totalnya menjadi 1.249 orang (48 persen),” ujarnya.
Presentase kasus sembuh tersebut semakin menurun dalam sepekan terakhir, akibatnya tingkat kesembuhan Sumsel berada pada peringkat ke 25 dari 32 provinsi di Indonesia.
Baca juga: KSAD: kasus klaster Secapa AD bermula dari ketidaksengajaan
Berbanding terbalik dengan kasus positif yang terus bertambah dan mengokohkan Sumsel sebagai provinsi peringkat ke tujuh di Indonesia dengan kasus terbanyak di Sumatera.
Sementara itu kasus meninggal juga bertambah tiga orang masing-masing dari Palembang, OKU Timur, Muratara, sehingga total mencapai 123 orang atau 4,7 persen.
Dari 2.604 kasus positif tersebut, 1.372 kasus di antaranya dinyatakan selesai dan masih terdapat 1.232 kasus dalam penanganan atau aktif di 13 kabupaten/kota.
Ke 1.232 kasus itu mendapat penanganan di Kota Palembang (960kasus), disusul Kabupaten Banyuasin (81 kasus), Muara Enim (64 kasus), PALI (4 kasus), Musi Banyuasin (25 kasus), Ogan Ilir (22 kasus), Lubuklinggau (delapan kasus)
Baca juga: Positif COVID-19 empat calon mahasiswa UHO gagal ikut UTBK
Baca juga: Masyarakat Sumsel waspadai penularan COVID-19 melalui udara
Ogan Komering Ilir (OKI) sembilan kasus, OKU Timur (dua kasus), Pagaralam (lima kasus), Lahat (enam), Prabumulih (dua), Empat Lawang (satu), dan luar wilayah (lima kasus).
“Kami selalu mengimbau masyarakat agar tidak bosan menjalankan protokol kesehatan, jangan karena belum terserang COVID-19 menjadikan kita abai dan tidak peduli dengan protokol kesehatan,” tambahnya.
“COVID-19 memang bukanlah aib, tapi jika ada yang terkena di antara kita maka kemungkinan orang-orang yang kita sayangi juga akan tertular, bagi yang masih muda mungkin bisa sembuh, namun untuk lansia atau balita yang imunitasnya rendah tentu berbahaya,” kata Yusri.
Baca juga: 878 ekor ternak babi mati di Palembang positif terserang demam afrika