Warga AS dilarang melakukan transaksi atau berurusan dengan individu atau entitas yang dimasukkan dalam daftar hitam.
WASHINGTON— Pemerintah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap Wakil Presiden Venezuela, Tareck El Aissami, pada Senin (13/2) malam waktu setempat. Dia dilarang masuk ke AS. Presiden Donald Trump menuduh El Aissami terlibat jaringan narkotika internasional dan membantu kelompok Hizbullah.
“El Aissami memfasilitasi pengiriman narkoba dari pangkalan udara Venezuela, sekaligus mengendalikan rute perdagangan narkoba melalui pelabuhan-pelabuhan Venezuela,” demikian keterangan pejabat senior pemerintahan AS, Selasa (14/2).
Laman Departemen Keuangan AS mengatakan sanksi terhadap pria keturunan Suriah itu dijatuhkan berdasarkan Undang-Undang Penetapan Gembong Narkoba Asing. Kebijakan AS ini diprediksi akan menambah ketegangan antara kedua negara.
Pemerintah AS juga menjatuhkan sanksi terhadap Samark Lopez, taipan Venezuela yang diyakini sebagai orang kepercayaan El Aissami. Sebagai bagian dari sanksi itu, sebanyak 13 perusahaan yang dimiliki Lopez, termasuk lima di antaranya berada di Florida, akan dibekukan.
Lopez juga dilarang masuk ke AS. Belum ada tanggapan dari El Aissami, tetapi dia menolak tuduhan kriminal sejak lama. Presiden Nicolas Maduro juga telah berulang kali menolak tuduhan itu dan menuduh AS mencemarkan nama pejabat-pejabat dalam pemerintahannya.
Langkah ini berselang sepekan setelah 34 anggota parlemen AS dari kedua partai mengirim surat kepada Trump dan memintanya untuk menekan pemerintah Venezuela.
Aset Dibekukan
Departemen Keuangan AS mengatakan El Aissami mengawasi atau memiliki sebagian dari pengiriman narkoba lebih dari 1.000 kilogram dari Venezuela dalam beberapa kesempatan, termasuk pengiriman ke Meksiko dan AS.
Akibat dari sanksi ini, warga AS dilarang untuk melakukan transaksi atau berurusan dengan individu atau entitas yang dimasukkan dalam daftar hitam. Semua aset mereka yang berada di bawah yurisdiksi AS juga akan dibekukan. El-Aissami, 42 tahun, sebelumnya adalah gubernur negara bagian Aragua lalu sempat menjadi menteri dalam negeri dan kehakiman Venezuela pada 2008–2012.
El Aissami sudah menjadi target penyidikan penegak hukum di AS sejak menjadi menteri dalam negeri. Saat itu dia dikaitkan dengan puluhan paspor Venzuela yang dipegang orang-orang dari Timur Tengah, termasuk Hezbollah.
El Aissami didapuk menjadi wakil presiden pada bulan lalu setelah Presiden Maduro kesulitan menjaga dukungan dari warga sipil sosialis dan militer, setelah Hugo Chavez meninggal dunia. Jajak pendapat terbaru menunjukkan sebanyak 80 persen penduduk Venezuela menginginkan Maduro mundur setelah inflasi melejit dan pasokan pangan minim.
El Aissami menjadi tokoh yang ditakuti oposisi Venezuela karena memiliki kedekatan dengan badan intelijen. Sejak El Aissami menjadi wapres, Maduro menyerahkan kendali komando antikorup kepada El Aissami untuk mengejar pejabat dan oposisi yang melawannya.
Bos kartel utama Venezuela, Walid Makled, mengaku membayar suap melalui saudara lelaki El Aissami agar otoritas Venezuela membiarkan ekspor kokain selama dua dekade terakhir. Pengakuan ini dibuat Makled sebelum diekstradisi ke Kolombia pada 2011.
Rtr/P-4