in

Yulio Tri Oscar, Pemilik Rindu Motor dan Vegas Wheels

Perputaran Uang lebih Penting

Berbisnis bukan selalu mencari untung besar. Tapi yang terpenting bagaimana mengelola perputaran uang dari bisnis tersebut. Serta melakukan apa pun yang bisa dilakukan. Prinsip itulah yang dijalankan Yulio Tri Oscar, Pemilik Rindu Motor dan Vegas Wheels di Padang.

Sekitar 10 mobil terparkir rapi di salah satu ruko di Jalan Dr Sutomo Nomor 125, Marapalam, Padang. Mobil-mobil itu untuk dijual. Ya, itu salah satu usaha Yulio Tri Oscar. Selain jual beli mobil bekas, ia juga menjual velg bekas.

Pemuda, 25 tahun ini terlahir dari keluarga yang berkecukupan. Tapi tidak membuat Yulio berleha-leha. Ia tertantang untuk berbisnis.

Sebelum berbisnis otomotif, Yulio telah menggeluti berbagai usaha, seperti menjual baju hingga beternak ikan. Pada tahun 2012, ketika terjadi galodo di Kota Padang, kolamnya ikut hancur dan ikan-ikan hanyut. Dia mengakui kerugian materil saat itu cukup membuat dia patah arang, dan sempat berpikir untuk tidak membuka usaha lagi. 

Begitu juga usaha baju dijalani setengah-setengah hati mengalami kegagalan. Namun dia pantang menyerah. “Lakukan apa yang bisa dilakukan, menunda berarti rugi, itulah yang sering dikatakan orang tua saya,” ujar anak dari pasangan Yendril dan Mestani ini.

Seiring waktu, dia kembali membuka mata terhadap apa yang dia impikan. Disokong penuh orangtuanya, terutama dari segi materi, bukan berarti Yulio tidak punya masalah. “Mungkin menjadi sebuah keuntungan bisa dapat sandaran modal dari orangtua. Tapi jika menganggap hal itu sepele, bukan tidak mungkin bisnis yang dijalankan akan selalu bergantung pada orangtua,” ujar alumni Manajemen Ekonomi Unand ini.

Bersama kakaknya, Febri Medy,29, pada tahun 2013, dia membuka sebuah showroom jual beli mobil bekas. Mereka memberi merek Rindu Motor. Awalnya hanya dua mobil yang dijual.  “Kita tidak mesti memprioritaskan untung besar, tapi bisa mengontrol perputaran uang,” katanya.

Ada mobil yang laku tapi untung di bawah standar. Ada juga yang bisa dijual mahal. Ada pun mobil yang lama terpajang, keuntungannya hanya bisa dilihat dari selisih harga beli dan harga jual setiap mobil.

Ketika ditanya omzet, dia tak menjelaskan dengan rinci. Pasalnya, dalam satu bulan sulit untuk menghitung laba. Karena dalam satu bulan, belum tentu mobil bisa langsung terjual. Terkadang ada yang sampai tiga bulan baru terjual.

Tak puas di usaha ini, tahun 2014, Yulio membuka toko velg mobil yang diberi nama Vegas Wheels, letaknya bersebelahan dengan showroom.

“Kita memprioritaskan velg bekas, karena velg baru sangat mudah melihat harganya melalui sosial media (sosmed) ataupun situs jual beli online. Jadi di Padang sangat sulit bersaing dengan harga di Jakarta, karena kita membutuhkan modal lebih dalam mendapatkan velg tersebut,” terang Yulio yang  semasa kecilnya suka mengumpulkan poster-poster dari salah satu tabloid olahraga. Kemudian dijual dan hasilnya untuk membeli komik.

Penjualan tidak dapat diprediksi, baik mobil ataupun velg, ada periode ramai dan sepinya. “Awal dan akhir tahun sudah bisa dipastikan pembeli akan sepi, karena perusahaan-perusahaan mobil biasanya ada promosi khusus. Seperti uang muka dan angsuran,” kata pria kelahiran 14 Juli 1991 ini. 

Belajar dari kegagalan, Yulio berprinsip kalau membuka usaha apa pun harus dilakukan dengan sepenuh hati. Dia terkesan dengan kutipan musisi dan penulis asal Amerika, Bob Dylan. “Jika kita bisa meminimalisir kesalahan dan selalu menjaga apa yang ada, maka hanya langit batasnya,” ujarnya menirukan. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Harga TBS Kembali Anjlok, Petani Sawit Menjerit

Soal Pemisahan Agama dan Politik, Ini Penjelasan Presiden Jokowi