in

29.023 Jiwa Telah Mengungsi

Status Gunung Agung Naik jadi Awas

Nyaris sebulan berstatus siaga, kemarin (27/11), status Gunung Agung kembali naik menjadi awas (level IV). Keputusan itu berlaku mulai pukul 06.00 WITA. Menghadapi erupsi ini, pemerintah telah mempersiapkan berbagai skenario.

Peningkatan status Gunung Agung ini mempengaruhi operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Kemarin pagi (27/1), bandara tersebut ditutup. “Hingga siang ini (kemarin siang, red), terdapat sekitar 445  penerbangan yang terdampak penutupan bandara akibat vulcano ash Gunung Agung. Jumlah penumpangnya mencapai ribuan orang,”  ujar Sekretaris Ditjen  Perhubungan Udara Pramintohadi Sukarno.

Walaupun kejadian alam, hak calon penumpang harus tetap dipenuhi sesuai delay management yang diatur dalam PM 89 tahun 2015. Pramintohadi menuturkan, jika penumpang yang terdampak tersebut tidak hanya yang berada di Bandara Ngurah Rai. Namun, juga penumpang di semua bandara yang akan menuju Bali. 

Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, menambahkan jika alasan penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai adalah abu vulkanik Gunung Agung telah menutup ruang udara di atas Denpasar. Sehingga dengan alasan keselamatan, ruang udara tersebut tidak dapat digunakan sehingga operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Pada NOTAM yang telah diterbitkan, penutupan berlangsung hingga pukul 07.00 WITA hari ini (28/11). “Akan tetapi perkembangan situasi terkini dan update informasi dari pihak-pihak terkait seperti BMKG dan PVMBG akan selalu kami perbarui kepada para stakeholder penerbangan melalui NOTAM terbaru,” ungkapnya.

Wisnu menuturkan jika melihat peta arah angin dari BMKG, ada peluang Bandara I Gusti Ngurah Rai terganggu. Dia menambahkan jika arah angin saja tidak cukup untuk menentukan debu vulkanik akan mengganggu penerbangan. “Tinggi letusan, kekuatan angin, dan material dalam letusan juga berpengaruh. Tidak bisa diprediksi untuk kepastiannya,” tuturnya. 

Sementara itu, hingga pukul 16.00 WITA, terdapat 37 pembatalan penerbangan dari dan menuju Bandara Lombok Praya, di mana 12 penerbangan akibat dampak penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai dan 25 pembatalan penerbangan merupakan permintaan pihak maskapai.

“Kondisi bandara sudah berstatus normal operasi sejak pukul 06.00 WITA pagi tadi (kemarin pagi, red),” kata Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Israwadi.  Di terminal bandara masih terdapat beberapa penumpang di area check in dan beberapa petugas maskapai yang melakukan pengurusan rencana penerbangan akibat pembatalan penerbangan.

Sementara itu sebagian besar calon penumpang terdampak penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali telah difasilitasi pihak pengelola bandara. Bekerja sama dengan Dirjen Perhubungan Darat, para penumpang dievakuasi menggunakan moda transportasi darat untuk membantu mencapai tempat tujuan masing-masing. Hingga pukul 16.00 WITA, terdapat total 545 penumpang yang sudah diberangkatkan dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menuju Terminal Mengwi, Surabaya, Jakarta, dan Pelabuhan Padang Bai, Bali. 

Di pelabuhan Ketapang-Gilimanuk maupun Padang Bai-Lembar, terjadi kenaikan penumpang. Berdasarkan data Posko Padangbai, sejak Minggu (26/11) sore, terjadi peningkatan penumpang pejalan kaki yang menyeberang menuju Padangbai, Lombok dari rata-rata harian sebanyak 175 orang menjadi 509 orang atau naik 191 persen. Disusul sepeda motor dari rata-rata harian 400 unit menjadi 537 unit atau terjadi peningkatan 34 persen. Kenaikan juga terlihat di Ketapang-Gilimanuk. 

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Faik Fahmi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi layanan penyeberangan khususnya di lintasan yang menghubungkan pulau Jawa-Bali dan Lombok. 

“PT ASDP siap untuk menampung perpindahan para penumpang yang tidak bisa mengakses layanan penerbangan dan berganti dengan menggunakan kapal ferry. Sampai saat ini,  pelabuhan ASDP baik di Ketapang-Gilimanuk dan Padang Bai-Lembar tetap beroperasi normal,” ujar Faik saat dihubungi koran ini, kemarin.

Faik mengungkapkan, dengan melihat kondisi di lapangan, apabila terjadi lonjakan pengguna jasa penyeberangan maka akan diberlakukan skenario pola operasi sangat padat. Sejumlah strategi telah disiapkan, mulai dengan optimalisasi alat produksi dan pengoperasian kapal berukuran besar, percepatan port time, penambahan trip, penambahan loket, penyediaan kantong parkir di luar pelabuhan, dan prioritas layanan di pelabuhan yang mengalami lonjakan trafik. 

GM PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Lembar Yanus Lentanga mengatakan, dari total 36 unit kapal yang berada di lintasan Padang Bai-Lembar, terdapat 15 unit kapal yang siap beroperasi reguler setiap harinya. 

Tanggung Jawab Pusat dan Daerah

Wakil Presiden Jusuf Kalla memastikan warga yang mengungsi akibat erupsi Gunung Agung ditanggung pemerintah pusat dan daerah. Warga yang tinggal daerah berbahaya dipindahkan sementara ke ratusan tempat pengungsian. “Berapa ribu orang nanti diungsikan, tetap dijamin oleh pemerintah,” tegas JK di kantor Istana Wakil Presiden, kemarin.

Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga kemarin pukul 16.00 WITA, tercatat ada 29.023 jiwa di 217 titik pengungsian. Mereka tersebar di beberapa kecamatan. Di antaranya, Kabupaten Buleleng tercatat ada 3.972 pengungsi, Klungkung (3.029), Karangasem (15.758), Bangli (600), Tabanan (744), Denpasar (1.472), Gianyar (2.587), Tabanan (744), Badung (549), dan Jembrana (312).

Lebih lanjut, JK mengungkapkan penanganan bencana gunung api seperti di Bali itu relatif lebih siap daripada penanganan bencana lain. Misalnya gempa bumi. Lantaran, dalam erupsi gunung itu diiringi dengan tanda-tanda terlebih dahulu. 

”Sebenarnya yang paling siap menghadapi bencana itu di Bali. Sudah ada pendahulunya gempa bumi,” ujar ketua umum Palang Merah Indonesia itu. Kondisi serupa juga terjadi untuk penanganan erupsi Gunung Sinabung.

Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB memberikan apresiasi kepada masyarakat yang mengungsi. Menurutnya, masyarakat dapat mengungsi dengan tenang dan mandiri. “Berbeda dengan September lalu. Sekarang mengungsi sendiri dengan kendaraan pribadi ataupun yang disiapkan pemerintah,” terangnya. 

Bahkan di beberapa desa yang masyarakatnya tidak terdampak pun ikut mengungsi. Mereka tidak hanya menungsi di tempat pengungsian yang disediakan, namun juga di tempat saudara atau tetangga. Sutopo menghimbau agar masyarakat yang mengungsi melaporkan diri ke pihak yang berwenang. Hal ini berkaitan dengan pendataan dan distribusi bantuan.

Menteri koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menuturkan, persiapan penanganan erupsi Gunung Agung itu dilakukan sejak kenaikan status Siaga (level III) menjadi Awas (level IV) pada 22 September lalu. Bahkan, Presiden Joko Widodo bersama menteri terkait juga sudah pernah mengunjungi para pengungsi. 

“Semua kabupaten, kota, gubernur juga sudah siap apa saja kebutuhan (untuk pengungsi, red) itu juga sudah kita koordinasikan. Ya ini kita, karena ini alam kita hanya bisa bersiap-siap dan kemudian tentu saja berdoa,” tambah dia.

Bencana ini juga mendapatkan perhatian dari Kementerian Sosial. Kementerian Sosial memprioritaskan pemenuhan kebutuhan logistik guna melayani pengungsi akibat erupsi Gunung Agung. Sebanyak 11 mobil dapur umum lapangan disiapkan Kemensos di tujuh kabupaten/kota. Masing-masing berada di Tabanan, Buleleng, Denpasar, Klungkung, Karangasem, Gianyar, dan Bangli.  

“Prioritas utama tetap pemenuhan kebutuhan logistik pengungsi. Rata-rata setiap dapur umum mampu menyediakan 1.000–2.000 bungkus makanan selama tiga kali sehari,” ungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Khofifah memastikan cadangan beras pemerintah (CBP) cukup untuk memenuhi kebutuhan semua  pengungsi Gunung Agung. Saat ini pemerintah  memiliki sebanyak 278 ribu  ton beras.

Untuk membantu menangani gelombang pengungsi Gunung Agung, lanjut Khofifah, Kementerian Sosial juga menerjunkan 396 orang Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang berdomisili di Bali. Selain Tagana dari Provinsi Bali, juga disiagakan Tagana dari provinsi lain terdekat antara lain Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Kalimantan Selatan. “Total ada sebanyak 718 Tagana yang disiapkan,” terang Khofifah.

Kepada para pengungsi, Khofifah juga mengimbau untuk terus menggunakan masker guna mengurangi dampak risiko akibat guyuran abu vulkanik Gunung Agung. Menurutnya, tebalnya abu vulkanik  yang keluar dari Gunung Agung dapat mengakibatkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Dipaksa Menikah, Pengantin Wanita Ini Menangis Di Pelaminan Sampe Pingsan. Siapa sangka, Yang Nolong Bukan Suami,Tapi….

Festival Pulau Senoa 2018 Didukung Oleh Kementerian Pariwisata