Kota Padang menjadi salah satu kota terbaik dalam Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (BCL). Selama kurang lebih satu bulan sejak awal Oktober 2022, melibatkan nelayan dan pelajar berhasil mengangkut 12 ton sampah dari laut selama kurang lebih 1 bulan yaitu sejak awal Oktober 2022.
Jumlah sampah yang diangkut kemungkinan terus bertambah mengingat gerakan nasional itu bakal berlangsung sampai akhir Oktober 2022.
“Patut bersyukur, Kota Padang menjadi salah satu kota terbaik dalam gerakan nasional ini. Dan, itu mendapat apresiasi langsung dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan,” kata Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, saat Gerakan Nasional BCL di Sumbar, di aula Kantor Dinas Kebudayaan Sumbar, kemarin.
Pada kesempatan itu, Wagub Sumbar Audy Joinaldy didampingi Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar Resi Suriati, Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Kota Padang Dr Rahmat Irfansyah, mengikuti puncak acara Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut di Nusa Dua, Badung, Bali, secara virtual.
Turut dihadiri Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono. Audy mengatakan, pembersihan sampah sepanjang pantai di Kota Padang ini melibatkan ribuan nelayan dan pelajar SMA/SMK se-Kota Padang, serta TNI Angkatan Laut.
“Tak hanya pantai dan laut bersih, hal ini juga berdampak pada hasil tangkapan nelayan. Sedikit sampah yang tersangkut pada jaring nelayan ketika melakukan penangkapan ikan,” tutur Audy.
Laut Sumbar, kata Audy, bersih bukanlah isapan jempol belaka. “Saya termasuk orang yang cinta laut. Saya pernah main jet ski sampai ke Mentawai. Di sepanjang perjalanan, saya menemukan lumba-lumba dan penyu. Ini menandakan laut di Sumbar masih bersih,” ungkap Audy.
Audy berharap gerakan nasional ini tidak berhenti disitu saja. Nelayan sebagai garda terdepan di laut, mengingatkan pengunjung maupun diri sendiri tidak membuang sampah ke laut.
Tidak itu saja, membudayakan lingkungan bersih mulai sejak dini. “Untuk itu, kami meminta Dinas Pendidikan Sumbar menginisiasi terbentuknya pejuang lingkungan di sekolah,” pintanya.
Ditambahkan Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Resi Suriati, Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut digagas Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono. Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar bersama sejumlah unit pelaksana Kementerian Kelautan RI di Padang mendukung gerakan nasional ini.
“Para nelayan ini dikerahkan untuk mengangkut sampah dari laut. Sampah-sampah yang berhasil dikumpulkan para nelayan itu dipilah berdasar jenisnya dan ditimbang sehingga mereka mendapatkan bayaran/insentif dari pemerintah,” tuturnya.
Sampah dari laut yang dikumpulkan oleh para nelayan itu selanjutnya diangkut ke tempat daur ulang untuk menjadi produk yang bernilai. “Skema itu, merupakan wujud ekonomi sirkular yang saat ini menjadi prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan RI,” ungkap Resi seraya mengatakan tak hanya melibatkan nelayan, juga pelajar SMA/SMK se-Kota Padang agar peduli kebersihan laut atau pantai.
Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Kota Padang Dr Rahmat Irfansyah mengatakan, pihaknya bersyukur gerakan nasional ini mendapat dukungan dari nelayan dan pelajar SMA/SMK se-Kota Padang.
“Termasuk berbagai pihak sponsor turut memberikan dukungan materil sehingga dapat memicu semangat nelayan dan pelajar untuk terus mencintai laut,” harap Rahmat.
Rahmat menegaskan pihaknya bakal konsisten menggelar aksi bersih-bersih sampah laut tersebut. Para nelayan ini didampingi penyuluh perikanan terus berperan aktif menjaga kebersihan laut. “Bulan Cinta Laut mengaktivasi nelayan untuk berperan aktif menjaga laut tetap sehat dengan mengambil sampah di laut,” tuturnya. (rid)