in

144 CCTV Pantau Aktivitas BIM

PT Angkasa Pura II (AP II) (Persero) Cabang Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menggelar rapat koordinasi dengan Pimpinan Komite Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat Keamanan Penerbangan di BIM, Kamis (30/3) di Hotel Grand Inna Muara, Padang.

Rapat koordinasi itu, terkait sejauh mana persiapan simulasi darurat keamanan, yang dilaksanakan 18 Mei nanti di BIM. Terutama membahas kekurangan dan dibutuhkan saat gelaran sosialisasi atau simulasi darurat keamanan di BIM bersama instansi-instansi yang terkait.

Rapat dihadiri Kapolres Padangpariaman, Danlanud Sutan Syahrir, serta pejabat lainnya yang terkait dengan darurat keamanan BIM. 

Gunawan Ganero selaku staf Safety BIM menerangkan, seluruh kawasan BIM ini sudah dilakukan pemagaran yang kondusif untuk mencegah oknum-oknum dari warga setempat untuk berlaku tidak baik. Dan juga menghindari masuknya binatang-binatang buas.

“Kami sudah lakukan pemagaran yang kondusif di setiap lini. Meski belum sempurna, namun sudah mencapai 98 persen. Kami usahakan dalam waktu dekat ini pemagaran selesai. Hal lainnya, kami sudah memasang 144 CCTV di seluruh kawasan BIM. Termasuk di dalam bandara maupun di area lepas. CCTV ini untuk memantau keadaan yang terjadi di sekitar BIM,” tegasnya.

Manajer Operasional PT AP II Cabang BIM Alzog P Budhi menjelaskan beberapa hal tentang penanggulangan keadaan darurat keamaan di BIM. Di antaranya, bertujuan mengidentifikasi tindakan melawan hukum yang terjadi dalam penerbangan.

Merencanakan tindakan yang diambil untuk menanggulangi kejadian yang melawan hukum, serta mengurangi dampak risiko terhadap tindakan melawan hukum.

Ruang lingkupnya yaitu, pesawat udara yang sedang terbang, tindakan melawan hukum yang terjadi di kawasan bandar udara, maupun di luar bandara yang bisa berdampak terhadap pihak bandara.

“Semua itu, dikomandokan untuk tanggap darurat keamanannya pada pihak komite bandara. Tetapi, untuk keamanan darurat saat di udara, diarahkan kepada Danlanud Sutan Syahrir untuk pemengang komando, sesuai intruksi dari pihak bandara,” terangnya.

General Manager AP II Cabang BIM menurutnya bertanggung jawab atas apa yang terjadi di kawasan BIM. Untuk bagian luar kawasan yang menyangkut BIM, baik didarat maupun udara diserahkan kepada Kapolres Padangpariaman dan Danlanud Sutan Syahrir.

Alzog menambahkan, keadaan darurat keamanan ada tingkatan tersendiri. Pertama, kondisi rawan kuning. Yaitu, komite yang berada di kawasan bandara harus aktif. Seperti, TNI, Polri yang ditugaskan di bandara.

“Untuk rawan kuning ini, GM AP II Cabang BIM diminta bertanggung jawab pada kondisi sebagai pemegang komando,” sebutnya.

Lain halnya, dengan kondisi rawan merah. Seperti ancaman bom, Kapolres Padangpariaman bertindak sebagai komando penanggulangan darurat keamanan. Sebab, sudah masuk pada rawan yang berbahaya.

Tindakan awal GM AP II Cabang BIM terhadap penanggulangannya, menginformasikan dan mengumpulkan anggota komite keamaan bandar udara, serta menyiapkan rencana tindakan yang akan dilakukan.

“GM AP II Cabang BIM juga harus menetapkan kondisi keamanan bandar udara, kemudian menyerahkan komando pada kondisi merah, jika gawat kepada Kapolres Padangpariaman,” tegasnya.

Alzog mengatakan, simulasi darurat keamanan ini dilakukan dalam dua tahun sekali di seluruh bandara udara yang ada di Indonesia. “Kami rutin lakukan kegiatan simulasi darurat keamanan ini tiap dua tahun sekali, untuk menyiapkan seluruh komite, jika terjadi hal yang tak diinginkan di kawasan BIM,” tukasnya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Laka di Rao-Rao, Pasutri Tewas

Mengungkap Fenomena Peredaran Kunci Jawaban UN