in

3 Nagari di Solsel Krisis Air Bersih

Dampak bencana galodo (banjir bandang) yang melanda empat jorong di Nagari Pakan Rabaa Tangah, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), Kabupaten Solok Selatan, Kamis lalu (14/9), semakin meluas.

Selain persoalan kesehatan, saat ini warga tiga nagari di dua kecamatan juga mengalami krisis air bersih akibat jebolnya intake Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) saat galodo melanda.

Direktur PDAM Solsel Yalfis mengatakan, dua unit intake PDAM jebol diterjang banjir bandang, sehingga saluran air di hulu Batang Lolo rusak dan tak berfungsi. Akibatnya, penyaluran air ke Nagari Pakan Rabaa Tengah dan Pakan Rabaa Kecamatan KPGD, serta Nagari Pasirtalang, Kecamatan Sungaipagu jadi terputus. 

”Sebelumnya saluran PDAM yang memanfaatkan air Batang Lolo menjadi sumber pokok air bersih warga tiga nagari tersebut. Namun, dua unit intake PDAM di sana sekarang jebol, sehingga air tak mengalir ke rumah warga,” ujar Yalfis.

Menurut Yalfis, warga yang menjadi pelanggan atau bergantung pada sumber air bersih PDAM di tiga nagari tersebut sebanyak 2.500. ”Sekarang mereka ikut kena imbas dari bencana banjir bandang. Air mati total ke bak IPA (instalasi produksi air bersih), otomatis air tidak mengalir ke rumah warga yang menjadi pelanggan PDAM tersebut,” ujarnya.

Mengatasi kesulitan air bersih itu, pihaknya bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solsel dan Sumbar, telah mengirim armada untuk mengangkut air bersih dari sumber sungai di Nagari Pulakek Koto Baru, Kecamatan Sungaipagu dan mendistribusikannya ke masyarakat.

Hal itu dilakukan sembari menunggu perbaikan intake yang rusak. Setidaknya, butuh waktu 10 hari untuk membangun kembali intake darurat dengan anggaran mencapai Rp 200 juta.

”Pembangunannya tengah kami koordinasikan dengan Pemkab Solsel. Saat ini, total ada 6 unit truk tangki air tersedia untuk mendistribusikan air bersih ke rumah warga. Enam truk itu berasal dari PDAM Solsel dan Kota Padang, BPBD, Dinas Sosial termasuk bantuan dua truk PT Semen Padang,” jelasnya.

Kepala BPBD Solsel selaku Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang KPGD, Editorial menjelaskan, selain persediaan truk tangki air, pihaknya membangun 25 unit hydrant untuk mengatasi krisis air bersih pascabencana galodo.

Sebanyak 25 unit hydrant itu, katanya, berasal dari bantuan Satuan Kerja Tanggap Darurat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), termasuk bantuan tiga truk tangki air yang saat ini sedang ditunggu kedatangannya. 

”Per unit hydrant tersebut memiliki daya tampung 2.000 liter air. Rencananya kami tempatkan di 25 lokasi di daerah bencana. Fungsinya menampung air bersih dari air yang akan dibawa truk tangki sebelum disalurkan ke warga,” katanya.

Wali Nagari Pakan Rabaa Tangah, Zulfikar Erawandi mengatakan, air bersih saat ini merupakan kebutuhan paling vital, terutama bagi warga di titik lokasi bencana. Namun, pihaknya menyayangkan masih banyak warga yang mengeluhkan persoalan pendistribusian air yang belum sepenuhnya menjangkau masyarakat.

”Masih banyak warga mengadu ke kami belum mendapat bantuan air bersih, padahal bantuan air berjalan setiap hari. Masyarakat itu terutama berasal dari Jorong Bancah Anak Lolo yang memang berada agak ke dalam dari jalur pendistribusian air,” jelasnya.

Adanya keluh kesah warga tersebut katanya, menandakan bahwa pendistribusian belum sampai ke semua titik yang membutuhkan. Artinya, kata dia, pendistribusian belum terorganisir dan peruntukkan truk tangki dengan titik pendistribusian yang jelas.

”Sejauh ini, pendistribusian dimulai dari Pasir Talang lalu ke Pakan Rabaa, maka sebelum sampai ke Pakan Rabaa Tengah air sudah habis. Jadinya, masyarakat kita di sini tidak juga mendapat air. Kami berharap pendistribusiannya mencakup semua warga yang terdampak bencana. Jika bisa, ada skala prioritas bagi warga di daerah bencana,” katanya.

Butuh Seragam Sekolah

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, banjir bandang yang melanda empat jorong di Nagari Pakan Rabaa Tengah, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), Kamis lalu (14/9), berdampak pada 585 jiwa warga. Kerugian ditaksir mencapai Rp 8,5 miliar dan diyakini bisa terus bertambah. ”Pendataan masih terus dilakukan mengingat bisa saja kerusakan yang belum tercatat. 

Diperkirakan dampak ekonomi akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya data kerusakan dan jumlah korban,” kata Rusdi Armen, kepala Sekretariat Posko Bencana (KSPB) banjir bandang, Solsel, Sabtu (16/9).

Data sementara kerugian dan kerusakan akibat banjir di KPGD meliputi, 138 rumah senilai Rp 1,830 miliar dan areal pertanian 50 ha dengan nilai kerugian Rp 500 juta. Lalu, kerugian dari hilang dan matinya ternak termasuk kolam ikan dan lainnya mencapai Rp 100 juta.

Fasilitas umum yang rusak, dua intake PDAM mencapai Rp 500 juta, PLTMH satu unit Rp 750 juta dan irigasi 5 unit Rp 2 miliar. 
Kemudian, untuk normalisasi Batang Lolo mencapai Rp 1 miliar, normalisasi sungai anak lolo Rp 500 juta. Perbaikan jalan kabupaten diperkirakan menelan biaya Rp 1 miliar, terakhir oprit jembatan di Jorong Batang Lolo Atas Rp 770 juta.

”Total kerugian diperkirakan Rp 8,5 miliar. Saat ini distribusi bantuan mulai berdatangan dari berbagai kalangan. Upaya pemulihan fasilitas umum, pemenuhan kebutuhan pokok korban, bantuan kebersihan, pengerukan tengah dioptimalkan,” jelas Rusdi yang juga Kabid PK BPBD Solsel itu.

Kebutuhan lain yang tak kalah penting, kata Rusdi, yakni seragam dan alat sekolah oleh ratusan pelajar di Nagari Pakan Rabaa Tangah yang tak sempat diselamatkan sehingga hanyut dan rusak akibat banjir bandang.

Pakaian anak SD yang dibutuhkan sebanyak 49 pasang baju laki-laki dan 54 pasang baju perempuan. Pakaian pelajar SMP dibutuhkan 103 pasang baju laki-laki dan 26 pasang baju perempuan. Untuk pakaian pelajar SMA dibutuhkan 42 baju laki-laki dan 50 baju anak perempuan. 

”Selain baju dibutuhkan juga 103 pasang sepatu untuk anak SD, 129 pasang sepatu untuk anak SMP dan 92 pasang untuk anak SMA, serta buku tulis sebanyak 324 kodi. Tidak hanya baju sekolah, sebagian para korban juga membutuhkan pakaian bersih,” pungkasnya. (*) 

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Dudy I Setiadi, General Manager Garuda Indonesia Padang

Myanmar vs Indonesia 1-7: Pulang dengan Kebanggaan