Di satu sisi memang harus diakui kalau remaja-remaja hari ini begitu terdepan soal inovasi dan pengetahuan. Tapi, di sisi lain mereka mengalami apa yang disebut dengan degradasi moral. Utamanya yang berhubungan dengan pergaulan. Tak perlu dijelaskan satu-satu contohnya, karena kita pasti sudah tahu banget kelakuan remaja zaman sekarang.
Ya, pergaulan remaja sekarang memang bikin mengelus dada. Kalau dulu pacaran saja takut untuk pegang tangan, hari ini anak-anak muda tanpa segan mencium pasangannya. Bahkan juga sudah bukan rahasia lagi kalau banyak remaja melakukan hal-hal yang semestinya hanya boleh dilakukan ketika sudah ada ikatan pernikahan. Yang lebih mencengangkan lagi, perilaku seperti itu bagi kebanyakan remaja adalah hal lazim dan terjadi merata hampir di semua kota.
Bayangkan, jika remaja hari ini sudah kelewat jauh seperti itu, entah apa yang bakal terjadi 10-20 tahun lagi. Mungkin saja nantinya bercinta di tempat umum jadi hal yang sama sekali tak dipermasalahkan. Lebih jauh soal pergaulan remaja masa kini, berikut kami sajikan fakta-fakta miris tentang hal tersebut.
1. Rata-Rata Remaja Indonesia Lepas Keperawanan di Umur 19
lensaterkini.web.id – Kita para pria pasti sering menduga kalau rata-rata perempuan itu bakal melepas keperawanan di usia matang pernikahan, misalnya antara 24-27 tahun. Tapi, asumsi ini ternyata salah total. Siapa sangka, remaja-remaja perempuan di negeri ini melepaskan keperawanan di usia yang lebih muda, yakni 19 tahun.
Hal ini diketahui melalui survei yang baru-baru ini dilakukan oleh Durex’s Face of Global Sex. Dari sana diketahui kalau para remaja kita umumnya sudah tidak perawan di usia 19 tahun. Kalau dibandingkan dengan tetangga sebelah, Singapura dan Malaysia, remaja di sana melepas keperawanan di usia 22 dan 23 tahun. Tidak diketahui kenapa remaja kita sudah tidak perawan dalam usia semuda itu. Tapi, kuat dugaan kalau hal ini terjadi karena pergaulan yang sudah sedemikian bebas.
2. 62,7 Persen Remaja Sudah Pernah Bercinta
Aktivitas bercinta lazimnya terjadi ketika ada pernikahan. Tapi, aturan macam ini sekarang sudah jadi omong kosong belaka. Faktanya, ada begitu banyak orang yang melakukan hal tersebut tanpa embel-embel surat nikah. Bahkan sebagian pelakunya adalah mereka para remaja. Dan kalau ditanya seberapa banyak remaja yang melakukan itu, jawabannya bakal membuatmu kembang kempis.
Percaya atau tidak, ternyata lebih dari separuh remaja Indonesia pernah bercinta. Jadi, ini seperti perbandingan lima dari 10. Benar-benar miris! Bahkan untuk angka pastinya adalah sekitar 62,7 persen. Hal ini diketahui dari KPA (Komisi Perlindungan Anak) yang telah melakukan survei beberapa tahun lalu.
3. Sepertiga Kasus Aborsi di Indonesia Dilakukan Remaja
lensaterkini.web.id – Pergaulan yang begitu bebas tak pelak menciptakan fenomena yang disebut KTD alias Kehamilan Tidak Diinginkan, yang kemudian berujung kepada aborsi. Berbicara soal aborsi kita juga bakal dibikin miris lagi karena data mengatakan yang semacam ini sangat sering pula terjadi. Sebuah organisasi bernama Kita Sayang Remaja (Kisara) berhasil mendapatkan data tersebut dan hasilnya memang mencengangkan.
Per tahun, di Indonesia ini ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi yang terjadi. Edannya lagi, hampir 30 persen pelakunya adalah para remaja. Kalau konversikan, 30 persen ini jumlahnya sekitar 690.000 kasus. Menurut Kisara, fenomena semacam ini mengalami kenaikan sampai 100 ribu kasus per tahun. Benar-benar mimpi buruk.
4. 20,9 Persen Remaja Putri Hamil di Luar Nikah
Dulu fenomena hamil di luar nikah sangat jarang terjadi, tapi di masa sekarang yang seperti itu sudah cukup lazim. Bahkan jumlahnya sendiri seolah makin naik tiap tahunnya. BKKBN beberapa waktu lalu pernah membeberkan data soal hamil di luar nikah. Dan lagi-lagi hasilnya mengagetkan.
Dari semua kasus, remaja putri menyumbangkan sekitar 20,9 persen. Jumlah ini bisa dikatakan sangat mengiris hati. Pasalnya, kalau dikonversikan, mungkin jumlahnya begitu banyak. Ini jadi satu lagi bukti kuat kalau pergaulan remaja sekarang sudah sangat memprihatinkan.
Miris ya kalau melihat fakta-fakta ini. Padahal kita ini tinggal di Indonesia di mana adat dan normanya masih begitu kuat. Entah apa jadinya jika Indonesia seperti negara-negara barat, mungkin persentase dan jumlah di atas akan makin besar. Remaja di sini memang adalah pelaku, tapi kita tak bisa sepenuhnya menyalahkan mereka. Di balik mirisnya pergaulan remaja, ada tanggung jawab semua orang di sana.