in

Adi Indra, Si Pustakawan: Tingkatkan Minat Baca, Ciptakan Kreativitas

PUSTAKAWAN: Adi Indra saat sedang berada di perpustakaan
SMAN 7 Padang, Jumat (19/8).

Era digital saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat. Hanya saja bagi kalangan generasi muda sering kali dimanfaatkan untuk melakukan hal-hal yang tidak penting.

Seperti hal game. Padahal di balik itu, banyak manfaat positif yang bisa diambil dari cepatnya perkembangan era digital sekarang. Salah satunya pengembangan literasi.

Di sekolah, pengembangan literasi bisa didapatkan siswa dari eksistensi perpustakaan, yang tentunya dikomandoi oleh pustakawan. Di mana, dia adalah orang yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Dalam operasionalnya, perpustakaan tentunya tidak akan bisa dijalankan bila minat membaca generasi muda masih minim dan tidak tertarik untuk datang ke perpustakaan. Mungkin saja ini berkaitan erat dengan keberadaan dunia digital saat ini.

Namun di SMAN 7 Padang, seorang pustakawan, Adi Indra, 29 justru terus menggencarkan untuk mengarahkan dan membawa para siswa kembali ke perpustakaan.

Banyak cara yang dilakukan oleh pria berusia 29 tahun tersebut, untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satunya dengan memperluas perpustakaan SMAN 7 Padang.

“Setahun saya di sini (2017, red), saya ikut Bimbingan Teknis (Bimtek) Perpustakaan yang dicanangkan oleh Perpustakaan Nasional bekerja sama dengan Perpustakaan Daerah. Di sana saya bertanya soal standar kelayakan untuk sebuah perpustakaan sekolah,” jelas lelaki asal Pesisir Selatan tersebut kepada Padang Ekspres, di Perpustakaan SMAN 7 Padang, Jumat (19/8).

Disebutkan, ternyata yang dihitung untuk standar kelayakan itu adalah rombongan belajar (rombel), yang notabene peserta didik yang terdaftar pada satuan kelas.

Dari 21-29 rombongan belajar, luas perpustakaan harus 288 meter persegi yang sebelumnya hanya 172 meter persegi. Maka dari itu, pihaknya menyarankan pihak sekolah untuk memperluas perpustakaan.

Saran Adi tersebut berbuah manis dan dijawab oleh pihak sekolah dengan membuat gedung baru untuk perpustakaan di tahun 2020 lalu.

“Sejak 2016, pertama kali saya di sini, saya melihat sudah ada perubahan. Ada yang mengerjakan tugas di sini, ada pula yang sekadar membaca buku mengisi waktu luang mereka,” lanjutnya.

Pustakawan perdana di lembaga pendidikan yang bermarkas di Kecamatan Kototangah ini, terus melakukan beragam inovasi lain. Tujuannya, jelas demi menumbuhkan kembali minat membaca para siswa.

“Beberapa tahun lalu, saya juga membuat program untuk siswa agar lebih sering ke perpustakaan. Bekerja sama dengan guru Bahasa Indonesia, kami meminta para siswa untuk membuat karya literasi. Siswa berhak memilih buku yang menurut mereka menarik untuk diambil resume-nya. Resume ini akan dinilai langsung oleh guru Bahasa Indonesia,” tutur Adi.

Menurutnya, cara ini cukup ampuh untuk meningkatkan minat para siswa kembali bertandang ke perpustakaan. Dari beberapa cara sebelumnya, hingga saat ini Adi masih konsisten memutar otak untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi para siswa. Ilmu yang dia timba di UIN Padang sebelumnya turut dipraktekkan.

“Saya akan membuat perpustakaan ini nyaman. Saat ini sudah ada AC, ada ruang membaca dan menulis, ada ruang digital yang berisi beberapa komputer, dan yang paling penting adalah letak buku tersusun rapi sesuai pengelompokkan subjek, nomor kelas dan call number buku. Dengan begini akan memudahkan siswa dalam mencari buku yang mereka butuhkan,” harapnya.

Adi berharap nantinya perpustakaan ini bisa ramai dikunjungi siswa dan guru. Dia juga akan terus berusaha agar minat membaca siswa-siswi SMAN 7 Padang meningkat.(cr7)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Arakan Bungo Siriah Meriahkan FTG

Gempa Dangkal Guncang Kota Padang, Terasa juga III MMI di Pesisir Selatan