Jakarta (ANTARA News) – Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) berupaya menghimpun data dan informasi yang berkaitan dengan faktor penentu kematian ibu dan bayi di Indonesia melalui program Evidence Summit untuk Mengurangi Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir.
Komite Eksekutif Evidence Summit Profesor Akmal Taher di Jakarta, Rabu mengungkapkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir tidak kunjung turun dari tahun ke tahun yakni sekitar 305 kematian dari 100 ribu kelahiran hidup per tahunnya.
“Angka kematian ibu dan bayi yang tidak kunjung turun. Kalaupun turun, itu turunnya pelan. Kesimpulannya, tidak turun seperti yang kita harapkan,” kata Akmal.
Oleh karena itu AIPI yang didukung oleh US Agency for International Development (USAID) melakukan program Evidence Summit yang bertujuan mengumpulkan seluruh bukti empiris yang relevan dengan faktor penentu angka kematian ibu dan bayi.
Akmal menyebutkan kajian AIPI sebelumnya tentang kematian ibu dan bayi baru lahir menemukan bahwa Indonesia sangat kekurangan data yang valid terhadap faktor penentu kasus tersebut.
Oleh karena itu tim dari program Evidence Summit akan mengumpulkan data dari berbagai penelitian yang tidak terpublikasi dan melakukan pengumpulan data di lapangan, yang kemudian data tersebut diolah menjadi suatu rekomendasi kepada pemangku kepentingan untuk diputuskan menjadi kebijakan dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Tim Evidence Summit telah mendapatkan lebih dari 7.000 literatur dari berbagai publikasi ilmiah maupun hasil penelitian akademik master dan doktoral, serta berbagai laporan program dan proyek.
Namun dari 7.000 literatur tersebut baru 189 literatur yang masuk dalam penilaian sistematis dan bisa digunakan sebagai data yang valid seputar kematian ibu dan bayi baru lahir.
Program Evidence Summit ini akan berlangsung hingga awal Oktober 2017 yang juga akan dipublikasikan hasil penelitian yang valid seputar faktor penentu kematian ibu dan bayi.
Selanjutnya, rekomendasi dari kesimpulan hasil penelitian akan diberikan pada pemerintah melalui Kementerian Kesehatan untuk kemudian dijadikan kebijakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
(T.A071/S025)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017