in

Akhir Tahun, Padang Targetkan Anak Stunting Turun Jadi Seribu

CEGAH STUNTING: Wawako Padang Ekos Albar bersama peserta Rakor TPPS Kota Padang, Rabu (15/11).(ERI M/PADEK)

Pemerintah Kota Padang menargetkan anak yang mengalami stunting (gagal tumbuh) di Kota Padang dapat mengalami penurunan. Saat ini, dari data DP3AP2KB, jumlah anak yang mengalami stunting di Kota Padang tercatat 1.221 anak.

Untuk itu, pihaknya menargetkan sebelum akhir tahun, anak yang mengalami stunting di Kota Padang bisa turun mencapai seribu anak. Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota (Wawako) Padang Ekos Albar saat Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Padang di salah satu hotel di Padang, Rabu (15/11).

Rakor ini juga dihadiri Kepala DP3AP2KB Kota Padang Eri Sendjaya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Srikurnia Yati, perwakilan BKKBN Sumbar, Lismomon Nata, Kepala Baznas Padang Yuspardi, para camat, lurah, kader dan lainnya.

Menurut wako, untuk mencapai target tersebut perlu komitmen dan kerja sama para pemangku kepentingan dan stakeholders di Kota Padang.

“Kota Padang adalah barometernya Provinsi Sumatera Barat. Untuk itu, kami berharap sekali dukungan dari para pemangku kepentingan dan stakeholders di Kota Padang untuk bersama-sama menurunkan angka stunting di Kota Padang,” tutur Wawako.

Dijelaskan wako, intervensi stunting harus dimulai dari hulu yaitu remaja dan calon pengantin. Pastikan remaja-remaja memahami akan pentingnya kebutuhan gizi sejak dari remaja serta calon pengantin.

Tak hanya itu, masyarakat juga ikut berperan karena kesadaran dan pemahaman masyarakat merupakan kunci utama dalam mencegah kasus stunting.

“Perkuat edukasi dan advokasi mengenai pentingnya upaya pencegahan stunting di tengah masyarakat. Teruslah mensosialisasikan dan mengajak seluruh keluarga untuk memberikan makanan yang bergizi, seimbang. Karena makanan bergizi sebagai salah satu upaya mencegah stunting,” pesannya.

Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Kota Padang Eri Sendjaya menyoroti perbedaan data angka stunting di Kota Padang. Dimana dari ekspos berbagai lembaga survei menyatakan angka stunting di Kota Padang mencapai 19,5 persen.

Namun, pihaknya mencoba menganalisas data capaian stunting di akhir bulan Agustus, ternyata persentasenya tidak sama dengan berbagai lembagai survei tersebut.

“Data Agustus kita estimet akan ada pergerakan data. Ternyata betul, data di akhir November ada di angka 1.363. Jika kami kaitkan dengan angka dari Disdukcapil masih di bawah angka 4 persen,” jelasnya.

Menurutnya, data ini bersumber dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGM). Data EPPGM ini validasinya sangat tinggi, karena sumbernya langsung dari lapangan, dari kader Posyandu. Sehingga jumlah angka validasi tercatat 1.363.

Ia menambahkan, pada kesempatan itu juga diserahkan bantuan alat antropometri untuk Posyandu yang ada di Kota Padang.

Alat antropometri ini merupakan alat penting untuk mendeteksi stunting pada anak. Alat ini terdiri dari timbangan injak, timbangan bayi, alat ukur tinggi badan, alat ukur panjang badan bayi dan alat ukur lingkar kepala dan lengan yang berfungsi menilai ukuran, proporsi dan komposisi tubuh manusia.

Menurutnya, salah satu kendala bahkan menjadi potensi besar peningkatan angka stunting adalah keterbatasan alat ukur ini (antropometri). Kemudian masih ada kita jumpai petugas ukur yang belum bisa menggunakan alat.

“Dua permasalahan inilah yang harus kita lakukan antisipasi dengan cepat. Alhamdulillah, Dinas Kesehatan sudah melatih petugas terkait pemakaian alat antropometri ini yang nantinya akan memperkuat validasi pengukuran tinggi dan berat badan. Sehingga di bulan Desember kita bisa mencapai target penurunan stunting di Kota Padang,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang dr. Srikurnia Yati mengatakan Pemko Padang mendapatkan bantuan alat antropometri dari Kementerian Kesehatan sebanyak 691 set. Alat itu ditambah dengan pengadaan DAK tahun 2022 sebanyak 230 set. Alat tersebut akan didistribusikan ke seluruh Posyandu yang ada di Kota Padang.

“Alhamdulillah, tadi sudah ada beberapa alat antropometri yang diserahterimakan oleh bapak wakil wali kota kepada camat atau perwakilan camat. Nantinya alat tersebut akan didistribusikan melalui puskesmas,” tuturnya.

Ia menjelaskan, upaya percepatan pencegahan stunting dimulai dari remaja putri, calon pengantin dan ibu hamil. “Ibu hamil ini akan dilakukan 6 kali pemeriksaan kesehatan. Mudah-mudahan dari 6 kali pemeriksaan itu terpantau ibu hamil yang mempunyai resiko tinggi yang akan melahirkan anak-anak stunting. Sehingga nanti begitu bayinya lahir diharapkan tidak mengalami stunting,” tuturnya.

Kemudian melalui pos gizi. Di sini, ibu-ibu yang mempunyai balita diberikan edukasi terkait pemberian menu makanan sesuai kebutuhan balita. Lalu memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi anak balitanya. Di pos gizi juga diberikan edukasi terkait pola asuh anak yang benar. Serta kebersihan dari lingkungan tempat tinggal. (eri)

What do you think?

Written by Julliana Elora

7 Rekomendasi Printer Terbaik 2023: Canggih dan Multifungsi

Indonesia vs Maroko, Misi Lolos Garuda Muda