in

Burnley vs Chelsea: Hantam Jago Kandang

Premier League seringkali membanggakan betapa ketatnya persaingan antarklub untuk merebut juara. Bukan seperti Bundesliga yang dikuasai Bayern Muenchen, Serie A yang terus didominasi Juventus, atau La Liga yang hanya milik Real Madrid dan Barcelona.

Namun, Chelsea bersama Antonio Conte musim ini merusak reputasi itu. Mereka terlalu digdaya dan unggul jauh atas pesaingnya dalam perebutan gelar juara. Sulit berharap Chelsea terpeleset, termasuk ketika bertandang ke Turf Moor menantang Burnley malam nanti (siaran langsung beIN Sports 1 pukul 20.30 WIB).

Bahkan, dengan reputasi Burnley sebagai tim yang paling optimal ketika bermain di kandang, Chelsea sepertinya masih sulit ditaklukkan. Musim ini, Burnley yang dilatih Sean Dyche punya catatan kandang yang brilian. Bahkan, dari total 29 poin mereka, 28 di antaranya direbut di kandang. Mereka jago kandang sejati.

Musim ini, koleksi poin kandang mereka hanya kalah oleh Chelsea dan Tottenham Hotspur. Chelsea yang merengkuh 33 poin dengan 11 kemenangan dan sekali kalah. Lalu, Tottenham meraup 32 poin dengan sepuluh kemenangan dan dua seri, tanpa sekali pun tersentuh kekalahan.

Meski menjadi tim yang paling optimal dalam merebut poin kandang, tapi Burnley tetap memiliki celah yang membuat mereka bisa jadi bulan-bulanan tamunya. Faktanya, selama musim ini, mereka kalah tiga kali, yakni oleh Swansea 0-1 (13/8), Arsenal 0-1 (2/10), dan Manchester City 1-2 (26/11).

Lagipula, Chelsea ketika berhadapan dengan tim di luar empat besar performa mereka sangat mengerikan. Tercatat, klub berjuluk The Blues itu mampu mencapai persentase kemenangan hingga 96 persen ketika menghadapi tim selain klub elite Premier League.

Kendati punya performa hebat dan tim yang begitu stabil, Conte tetap meminta pasukannya berhati-hati menghadapi jago kandang yang satu ini.

“Tentunya, mereka pasti ingin mengalahkan kami. Sebab, kami berada di puncak. Kami telah mempersiapkan laga ini dengan baik dan saya tahu pemain sudah memahami apa yang sedang mereka hadapi nanti,” tutur Conte kepada London Evening Standard.

Dalam konferensi persnya di London Cobham, Conte meminta anak asuhnya lebih waspada di seperempat akhir laga. Sebab, di masa-masa itulah Burnley seringkali dapat mengejutkan lawan. Sekitar 30,8 persen gol anak asuhan Sean Dyche tersebut tercipta di antara menit ke-75 hingga 90. 

Burnley musim ini sudah dilibas 0-3 Chelsea sebelum Conte memakai formasi 3-4-3-nya, 27 Agustus lalu. Lantas, tantangan apa yang harus dipatahkan Chelsea di Turf Moor nanti?

Analisis Danny Higginbotham di Sky Sports menyebut garis pertahanan rendah dijadikan Burnley sebagai senjata utamanya musim ini. Saat bermain kandang ataupun tandang, tidak lebih dari 40 persen penguasaan bolanya. 

Bahkan, apabila bermain di depan publiknya sendiri, rerata penguasaan bolanya di angka 38,5 persen. Angkanya lebih rendah dibandingkan ketika mereka bermain tandang dengan 39,9 persen. Dengan formasi 4-4-2-nya, bakal ada jarak yang jauh antara pemain tengah dan pemain depan Burnley ketika bertahan. 

Di balik permainan negatif Burnley ini, satu hal yang mesti diwaspadai. Yaitu dari kebiasaan Burnley yang mencetak gol dari bola-bola kedua. Meski demikian, Conte pun sudah paham dengan ancaman itu. Dalam analisisnya, striker Burnley Andre Gray dapat memberikan tes bagi pemain belakangnya. 

“Dia pemain bagus, pemain cerdik. Dia selalu berdiri pada posisi yang tepat. Pada saat mereka berhasil memenangi bola, memenangi bola kedua, kami harus fokus penuh. Mereka akan bertarung keras, memainkan bola-bola lambung, dan memberikan pressure kepada bek kami,” tutur Conte. 

Berbicara di ESPN, pelatih Burnley Sean Dyche menegaskan bahwa kekuatan timnya saat ini berbeda dari kekuatan yang dihadapi Chelsea pada paro putaran pertama lalu. Saat itu mereka dihajar 0-3 (27/8).

”Saat ini kami sudah menjadi sebuah unit yang kuat. Meski ini bukan garansi hasil akhir, ini juga bukan garansi bahwa mereka (Chelsea) bisa lebih baik dari kami,” koar pelatih yang berusia 45 tahun itu. 

Burnley kehilangan gelandang Jeff Hendrick yang terkena sanksi larangan main tiga laga dari FA. Padahal, selama ini Hendrick menjadi salah satu cover di depan back four Burnley. Sebagai gantinya Dyche kemungkinan besar akan memasang Ashley Westwood di posisi Hendrick. 

Bukan hanya momentum untuk menyulitkan Chelsea mendulang angka penuhnya, Burnley juga berhasrat menembus sepuluh besar kembali setelah terlempar ke posisi ke-12.

Meski kali terakhir Burnley menaklukkan Chelsea di Turf Moor terjadi pada 1973 silam. Di era Premier League, Burnley bahkan hanya bisa sekali seri dari lima duel terakhir. 

Empat sisanya berakhir dengan kekalahan. Dyche menegaskan, semua itu menjadi alasan bagi dia dan anak asuhnya untuk membuat kejutan.

“Di Premier League, tiap laga itu bagaikan tes. Tetapi, Chelsea lawan yang sangat kuat saat ini, mungkin ini ujian yang paling berat. Alasannya, mereka pemuncak klasemen Premier League,” katanya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Atletico Madrid vs Celta Vigo: Ajang Penebus Kegagalan

Napoli vs Genoa 2 – 0: Semakin Pede Hadapi Real Madrid