in

Dewan Keamanan PBB Rumuskan Sanksi Baru

Atas permintaan Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), dan Jepang, Dewan Keamanan (DK) PBB menggelar rapat darurat kemarin (13/2).

Kenekatan Korea Utara (Korut) mengujitembakkan rudal balistik jarak menengah atau IRBM (intermediate-range ballistic missile) pada akhir pekan lalu menjadi topik utama. Di sisi lain, Korut justru bangga dengan pencapaiannya tersebut. 

“Rapat akan berlangsung mulai pukul 17.00 waktu setempat (hari ini sekitar pukul 05.00 WIB),” terang Duta Besar Ukraina untuk PBB Volodymyr Yelchenko dalam pernyataan tertulis.

Saat ini Ukraina sedang menduduki kursi kepresidenan bergilir DK PBB. Karena itu, Ukraina-lah yang berhak menjadwalkan pertemuan darurat sekaligus mengundang seluruh anggota untuk datang. 

Begitu IRBM Korut melesat dari situs peluncuran roket di dekat Kota Kusong, Provinsi North Pyongan, pada Minggu pagi waktu setempat (12/2), dunia langsung bereaksi.

Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe yang sedang berada di AS pun mengecam penembakan IRBM yang mengarah ke Jepang tersebut. Sebelum jatuh di Laut Jepang, rudal yang bisa mengusung hulu ledak nuklir itu sempat meluncur sejauh 500 kilometer. 

Kemarin Korsel membeberkan detail peluncuran rudal yang oleh media Korut dinamai Pukguksong-2 tersebut. Jika diterjemahkan, pukguksong berarti bintang utara alias polaris.

Agustus lalu Korut meluncurkan Pukguksong-1 dari kapal selam. Kabarnya, IRBM yang memantik kutuk dunia pada Minggu lalu itu merupakan Pukguksong-1 dengan teknologi yang jauh lebih canggih. 

“Peluncuran diarahkan ke atas. Sepertinya, itu dilakukan untuk meminimalkan risiko terhadap lingkungan (negara) sekitarnya,” terang Seoul.

Korean Central News Agency melaporkan, Pukguksong-2 masih menggunakan teknologi peluncuran yang sama dengan generasi pertama. Yakni, SLBM alias rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam. 

Jika Agustus lalu Pukguksong-1 melesat dari kapal selam di pesisir Kota Sinpo, Provinsi South Hamgyong, kali ini IRBM Korut meluncur dari darat. “Cold launch dilakukan dari atas sebuah kendaraan,” ungkap Seoul.

Cold launch merupakan teknologi peluncuran yang memanfaatkan tekanan gas stabil sebagai pendorong. Selain gas, Pukguksong-2 menggunakan roket sebagai pendorong. 

“Kini Korut tinggal selangkah lagi dari teknologi tube launch,” terang kantor berita Yonhap. Dengan teknologi tersebut, Korut tidak akan butuh landasan khusus lagi untuk melesatkan rudal balistik. Atas pencapaian tersebut, Pyongyang jelas bangga.

Sesuai janjinya, Kim Jong-un bakal meluncurkan rudal balistik antarbenua alias ICBM (inter-continental ballistic missile) pada tahun ini. ICBM bakal bisa menghantam AS. Dengan meluncurkan Pukguksong-2, Pyongyang jelas telah melanggar sanksi DK PBB.

Pemerintahan Jong-un juga mengabaikan resolusi yang diterbitkan November lalu tentang larangan ekspor batu bara ke Tiongkok sebagai dampak dua kali uji coba nuklir sepanjang 2016. Karena itu, kali ini Jepang dan Korsel berharap DK PBB akan menjatuhkan sanksi yang jauh lebih tegas dan membuat Korut jera. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Catatan Perjalanan ke Maroko, Destinasi Wisata Elok di Afrika Utara -1

Waspadai Gejala Penyakit Epilepsi