» Sektor pertanian perlu insentif khusus agar menjadi industri yang atraktif.
» Korporatisasi petani dan nelayan adalah wacana lama yang sulit diwujudkan.
JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato kenegaraan pada sidang tahunan MPR dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke- 75 RI akhir pekan lalu, menekankan pentingnya membangun program ketahanan pangan ke depan dengan menjamin kelancaran rantai pasokan makanan dari hulu sampai hilir ke seluruh pelosok Tanah Air.
Sebagai wujud dari upaya memperkuat ketahanan pangan itu, pemerintah, kata Presiden, sedang membangun food estate atau lumbung pangan seluas 178 ribu hektare di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Pengembangan proyek tersebut dilakukan bukan lagi dengan sistem manual, tetapi menggunakan teknologi modern terutama sistem digital yang canggih.
“Saat ini sedang dikembangkan food estate di Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara, dan akan dilakukan di beberapa daerah lain. Program ini merupakan sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sebagai pemilik lahan maupun sebagai tenaga kerja,” kata Jokowi.
Pemerintah pun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2021 menganggarkan 104,2 triliun rupiah untuk mendanai program tersebut. Anggaran sebesar itu akan diarahkan untuk mendorong produksi komoditas pangan dengan membangun sarana prasarana dan penggunaan teknologi.
Selain itu, digunakan untuk merevitalisasi sistem pangan nasional dengan memperkuat korporasi petani dan nelayan, distribusi pangan serta pengembangan kawasan pangan berskala luas (food estate).
Menanggapi kebijakan tersebut, peneliti dari Institute Pertanian Bogor (IPB), Dikky Indrawan, Senin (17/8), mengatakan dari tiga penekanan Presiden semuanya saling terkait. “Namun, perlu perhatian khusus untuk efektivitas ketahanan pangan dengan mengembangkan bersama pembanguna sarana prasarana dan penggunaan teknologi dengan pengembangan food estate dalam kerangka intensifikasi pertanian,” kata Dikky.
Pemanfaatan lahan dan kawasan pertanian yang ada harus semakin intensif dalam konsep pengembangan kawasan.
“Pertumbuhan ekonomi berbasis perdesaan akan mampu menjaga efektivitas program ketahanan pangan. Sarana dan prasasana serta teknologi yang dibangun harus mampu mendorong pengembangan food estate dalam konteks intensifikasi agar produktivitas meningkat sehingga ketahanan pangan akan tercapai dalam jangka pendek dan menengah,” katanya.
SDM Petani
Menurut dia, hal yang masih kurang mendapat perhatian khusus adalah pengembangan sumber daya manusia petani. Komitmen anggaran untuk ketiga fokus pemerintah tersebut, tidak mampu bertahan lama jika pertanian tidak mampu menarik sumber daya manusia yang tepat dan unggul.
“Selama ini pengembangan ketahanan pangan tidak berbasis kepada pengembangan sektor pertanian sebagai sektor penghela ekonomi, namun sebagai buffer (penyanggah) sumber pangan dasar saja,” katanya.
Akibatnya, kurang menarik bagi sumber daya manusia dan investasi pada sektor pertanian. Untuk menjamin ketahanan pangan, jelas Dikky, diperlukan insentif khusus kepada sektor pertanian agar menjadi industri yang attractive.
Secara terpisah, Ekonom dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Agussalim, mengatakan upaya membangun ketahanan pangan sebagai pilihan kebijakan paling rasional untuk menahan ekonomi tidak jatuh lebih dalam, setelah terkontraksi 5,32 persen di kuartal kedua.
“Pemerintah perlu strategi khusus mencegah kontraksi tidak berlanjut di kuartal ketiga. Dari empat sektor yang menopang ekonomi nasional, yaitu industri pengolahan, pertanian, perdagangan, dan konstruksi, hanya pertanian yang masih tumbuh di tengah pandemi Covid-19,” kata Agussalim.
Ketahanan pangan, paparnya, harus bertumpu pada peningkatan produktivitas, stabilisasi harga di tengah menurunnya permintaan akibat daya beli masyarakat menurun, menjaga indeks pertanaman dan mengembangkan lahan super-intensif, serta kombinasi on farm dan off farm untuk meningkatkan nilai tambah sektor pertanian.
“Korporatisasi petani dan nelayan sudah lama diwacanakan, tapi tampaknya sulit diwujudkan dalam waktu dekat,” tutup Agussalim. n ers/E-9