in

Guru Penggerak Hadir Ciptakan Generasi Penerus Bangsa

Yenni Kurnia, M.Pd
Pengajar Praktik Angkatan V Kabupaten Pasbar

Dua tahun terakhir kita mengalami kondisi yang sangat sulit, dengan adanya pandemi covid-19. Kehadiran pandemi tersebut menggemparkan dunia, terkhusus di Indonesia, bahkan di belahan dunia. Banyak dampak yang diberikan oleh pandemi Covid-19, terutama di sektor Pendidikan.

Di mana, pendidikan merupakan hal terpenting dalam pembangunan sumber daya manusia serta keberlangsungan generasi bangsa. Pendidikan dapat memberikan suatu terobosan dalam menciptakan pengetahuan bagi generasi bangsa.

Tak kalah pentingnya, pendidikan wajib dan berhak diperoleh oleh setiap manusia terutama setiap warga negara Indonesia. Namun, di kala kondisi serba sulit sekarang pemerintah gencar memberikan suatu solusi yang bisa meningkatkan kembali mutu Pendidikan Indonesia.

Disamping itu juga, pemerintah terus berupaya agar kesenjangan dalam Pendidikan segera merata di seluruh tingkat Pendidikan di Indonesia. Salah satu solusi yang diberikan pemerintah di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) ialah mengeluarkan suatu program guru penggerak yang pertama kali diresmikan oleh Menteri Nadiem Makarim pada tahun 2020, sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan merdeka belajar.

Kemudian, guru penggerak ini merupakan salah satu program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Selain itu, program guru penggerak meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan.

Kehadiran guru penggerak saat sekarang dapat memberikan solusi terbaik dalam menciptakan generasi penerus bangsa. Tak hanya itu, kehadiran guru penggerak dapat memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia Pendidikan. Memberikan inovasi-inovasi baru dalam mendidik murid dari tingkatan paling bawah sampai tingkatan paling atas.

Saat ini, perlu sistem Pendidikan yang sesuai dengan kondisi fenomena-fenomena sosial di tengah terjangan kemajuan zaman. Tentu dengan adanya merdeka belajar serta peran dari guru penggerak sangatlah penting dalam menghadapi kondisi saat sekarang.

Tambah lagi, kehadiran guru penggerak dapat memberikan pembelajaran yang memiliki keberpihakan terhadap murid. Sebab, keberpihakan kepada murid mampu memberikan pendekatan-pendekatan dalam memberikan pembelajaran.

Tambah lagi kondisi Pendidikan sekarang dialihkan ke Dalam Jaringan (Daring). Tentu sangat penting sekali pendekatan kepada peserta didik dalam upaya untuk tetap tercapai merdeka belajar oleh peserta didik dibawah peran dari seorang guru penggerak.

Dan dapat dikatakan adanya guru penggerak memudahkan para peserta didik untuk tetap mendapatkan pembelajaran sehingga hak Pendidikan tidak terputus di masa pandemi Covid-19 yang belum kunjung selesai. Disamping itu, kehadiran guru penggerak pada saat sekarang cukup banyak diminati oleh kalangan guru.

Dapat dilihat dari data Kemdikbudristek animo dari kalangan guru tinggi untuk mengikuti program guru penggerak. Tercatat bahwa sejak pertama kali diluncurkan ada tiga angkatan guru penggerak yang terdiri setiap angkatan berjumlah 2.800 guru penggerak.

Tambah lagi target dari pemerintah dalam upaya merdeka belajar dapat meningkat jumlah guru penggerak yang ditargetkan sampai 2024 berjumlah 405.000 guru. Data ini disampaikan langsung oleh Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan yaitu Praptono.

Dengan jumlah yang sangat banyak ditargetkan oleh pemerintah, tentu kehadiran guru penggerak memiliki suatu substansi dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Indonesia.
Tak hanya itu, guru penggerak menjadi cikal bakal mengenai keberlangsungan profesi guru yang berkualitas dan berdampak langsung kepada murid.

Pada para reformasi sekarang sangat penting kehadiran seorang guru dalam kedekatan kepada murid. Mengajari dengan cara yang transformasi ke modern sehingga mampu meningkatkan daya fikir dan keaktifan peserta didik.

Tambah lagi kehadiran guru penggerak bisa memberikan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan inovasi dalam menghadapi dunia kerja nantinya bagi murid. Lebih menariknya, melihat kondisi di tengah arus Globalisasi tentu bisa kita transformasi dari cara ajaran dari filosofis bapak Pendidikan Indonesia yaitu Bapak Ki Hajar Dewantara yang menjadi landasan dalam Pendidikan Indonesia yang selalu berpihak kepada murid.

Sementara itu, ada beberapa poin dalam keberpihakan kepada murid yaitu: pertama Menuntun Artinya seorang guru penggerak harus mampu menuntun ataupun mendidik murid dengan berbagai macam latar belakang. Kesabaran dari seorang guru penggerak sangatlah penting dalam menghadapi murid.

Lebih lagi murid yang masih duduk di bangku SD. Tak kalah menariknya menuntun murid merupakan bentuk transformasi dari sikap seorang guru yang selalu memberikan tekanan kepada murid. Dan persoalan tersebut harus bisa diatasi oleh guru penggerak yang memiliki cara sendiri dalam menghadapi murid.

Kedua, Merdeka Arti dari kata merdeka tentu bebas dari berbagai permasalahan yang kerap timbul pada diri murid. Lebih lagi adanya kejahatan dalam lingkungan sekolah. Tentu rasa aman dan nyaman dari murid dapat diberikan oleh seorang guru penggerak yang mengerti betul kondisi dari murid melalui pendekatan-pendekatan.

Ketiga, Bermain dalam hal ini, guru penggerak tentu memiliki keaktifan dan saling berbaur dekat dengan murid. Melalui bermain bersama menjadi salah satu faktor penyemangat, membangkitkan jiwa dan pikiran murid. Sebab, tidak adanya batasan ruang dan waktu antara murid dan guru penggerak. Sehingga rasa semangat untuk belajar akan semakin tumbuh dengan adanya pendekatan secara emosional melalui permainan.

Keempat, Menghamba kepada murid artinya hak murid adalah segalanya dalam memberikan pelajaran. Tambah lagi, makna dari yang disampaikan oleh Ki Hajar dewantara yaitu murid adalah subjek dari pembelajaran.

Disamping itu, tentu pembelajaran yang dilakukan di dalam dapat memberikan porsi lebih dari guru penggerak kepada murid. Sehingga pembelajaran yang didapatkan terasa langsung oleh peserta didik. Dan ini salah satu uaya mewujudkan merdeka belajar dengan keaktifan murid di kelas. Sehingga pembelajaran dari murid dan berakhir untuk murid.

Kelima, Budi Pekerti tentu pada saat usia murid sudah mencapai diatas 14 tahun hal terpenting adalah pembentukan karakter yang menyeluruh. Dengan karakter dan budi pekerti yang baik merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan hasil dari merdeka belajar.

Tentu peran dari guru penggerak mendapatkan andil dalam proses transformasi sikap dan karakter murid. Dari hasil pemikiran tokoh Pendidikan Indonesia tersebut dapat kita transformasi makna dan inti dari sistem pendidikan yang dijalankan di Indonesia.

Artinya Pendidikan yang memerdekakan murid diyakini akan mampu membangun lingkungan belajar yang selalu berpihak kepada murid dan akan memunculkan karakter dari profil pelajar Pancasila. (***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Wabup Sabar AS Ingatkan Kedisiplinan Pegawai Puskesmas di Kecamatan Panti

FKDI Minta Pj Bupati Bisa Merespon Usulan Kades