Denpom Rekonstruksi Kasus Kafe Citra Fitri
Detasemen Polisi Militer (Denpom) 1/4 Padang melakukan rekonstruksi terhadap kasus dugaan pemerkosaan di kafe Citra Fitri (bukan Cinta Fitri, red), Kelurahan Talang, Kecamatan Payakumbuh Barat, Selasa (7/2). Kasus yang terjadi Jumat (20/1) lalu itu, diduga melibatkan oknum TNI.
Rekonstruksi yang dipimpin Komandan Detasemen Polisi Militer (Dandenpom) 1/4 Padang, Letkol CPM Didik Hariyadi, berjalan sekitar 4,5 jam. Dimulai pukul 09.00 hingga pukul 13.30.
Rekonstruksi tersebut juga menghadirkan korban, seorang perempuan yang berusia 22 tahun. Dia didampingi aktivis LSM Nurani Perempuan, Yefri Heriyani, bersama saudara dan ibunya.
“Kami ingin semua peristiwa disidik secara terbuka, tidak ada yang akan ditutup-tutupi. Jika salah, ya ditindak,” tegas Letkol CPM Didik Hariyadi di sela-sela rekonstruksi.
Tujuh orang terduga pelaku pada kesempatan itu menggunakan pakaian tahanan militer warna oranye dilengkapi penutup wajah. Mereka diangkut dengan kendaraan tahanan oditurat militer. Didampingi kuasa hukum, kedatangan mereka pun menarik perhatian warga Kelurahan Talang.
Rekonstruksi dimulai dari adegan kedatangan para terduga menggunakan tiga unit kendaraan roda dua, Yamaha RX King dengan nomor polisi B 3182 MKV warna hitam, Yamaha Mio BG 6337 GN berwarna biru dan Kawasaki Ninja BA 3090 MC warna hitam.
Hanya saja, karena ruangan kafe yang sempit, adegan di dalam kafe hanya dihadiri penyidik dan petugas yang diizinkan masuk.
Usai melaksanakan rekonstruksi, Dandenpom 1/4 Padang, Letkol CPM Didik Hariyadi menegaskan, tidak ada pemerkosaan dalam kasus yang melibatkan oknum anggota TNI tersebut. Hanya saja, sepanjang penyidikan dan penyelidikan yang dilakukan hingga rekonstruksi digelar terjadi dugaan pelecehan seksual.
”Tidak ada perkosaan, pelecehan seksual memang iya. Saat ini, kami masih tetapkan satu orang tersangka dan enam orang lainnya adalah saksi. Dengan adanya keterbukaan dalam proses penyidikan ini tidak adalagi informasi yang simpang siur. Bagaimana hasilnya nanti kita serahkan oditur militer di Pengadilan Militer (Dilmil),” tegasnya.
Didik Hariyadi juga menegaskan, setiap pelanggaran yang dilakukan TNI harus diproses sesuai aturan. Ini merupakan instruksi Panglima TNI. Korps Satya Wira Wicaksana ini memang belum memberikan informasi resmi secara rinci seperti apa pelecehan seksual yang dilakukan terduga.
”Nanti di pengadilan militer semuanya akan jelas,” sebutnya.
Soal berseliwerannya informasi mengenai adanya terduga yang memasukkan botol minuman ke dalam alat vital korban, dibantah penyidik Kapten CPM Ali Yohanes. “Itu tidak benar,” tegasnya. Sementara korban yang hadir dalam rekonstruksi, terlihat masih sangat trauma dengan peristiwa yang dialaminya.
Sebelumnya pada Sabtu (21/1), warga Kelurahan Talang yang merasa resah dengan keberadaan kafe Citra Fitri, sebab dinilai sebagai tempat mesum dan maksiat, ramai-ramai dibakar. Setelah sempat membakar bangunan lesehan di lokasi kafe, warga berhasil ditenangkan Kapolsek Kota Payakumbuh, Kompol Rusirwan ketika itu.
Masyarakat Senang Kasus Cepat Ditngani
Sementara itu, warga Kelurahan Talang, Kecamatan Payakumbuh Barat yang ikut menyaksikan rekonstruksi merasa senang dengan tindakan cepat yang diambil petugas dalam menyelesaikan kasus ini.
“Kita sangat senang atas proses hukum yang tengah berjalan. Pelaku kejahatan dan kafe yang membuat resah warga harus diberi ganjaran,” ungkap Kiral, 33, salah seorang warga Kelurahan Talang.
Lurah Talang, Gusmardi, juga mengucapkan terima kasih kepada Denpom yang dengan cepat dan terbuka menyikapi persoalan yang meresahkan warga ini.
“Alhamdulillah, sekarang masyarakat sudah mulai tenang. Ke depannya, kami tidak ingin kafe yang meresahkan dan identik dengan perbuatan maksiat ada lagi di Talang dan Payakumbuh secara umum,” ucap Gusmardi didampingi Kapolsek Kota Payakumbuh, AKP Russirwan.
Kalangan TNI yang turut hadir dalam rekonstruksi tersebut, juga menilai positif tindakan tegas yang dilakukan Polisi Militer.
“Sudah berulang kali pimpinan kesatuan menyampaikan agar tidak bermain api, masih saja ada yang menyerempet. Ya, beginilah risiko yang harus dihadapi,” ungkap salah seorang anggota TNI yang minta namanya tidak disebutkan. (*)
LOGIN untuk mengomentari.