Longsor di Mentawai, di Pasaman 3 Tenggelam
Bencana banjir dan tanah longsor masih terus menghantui Sumatera Barat. Belum surut banjir dan longsor di Pasaman Barat dan Pasaman, Agam, kemarin giliran Mentawai diterjang longsor. Sedangkan di Pasaman, tiga orang tenggelam di bendungan. Satu ditemukan tewas dan satu lagi dalam pencarian.
Longsor di Dusun Ngaik, Desa Bariulou, Kecamatan Sipora Selatan, kemarin (8/12), pukul 04.00, dipicu hujan deras. Satu rumah tertimbun longsor. Tiga orang penghuni tewas.
Korban tewas itu ibu dan dua anaknya, yakni Orlina, 40, Bora, 8, dan Brandon, 9. Sementara suami Orlina, Judi, 40, selamat dari timbunan longsor karena cepat dievakuasi warga.
Tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), SAR, dan Polres Kepulauan Mentawai baru dapat turun ke lokasi sekitar pukul 15.00. Itu disebabkan kondisi Desa Beriulou yang terisolir dan belum ada akses telekomunikasi.
Kepala BPBD Kepulauan Mentawai, Nurdin mengaku baru mendapat informasi adanya longsor sekitar pukul 14.00. Setelah Seprianto, warga Desa Beriulou, datang ke Tuapejat untuk menyampaikan langsung informasi tersebut kepada BPBD Mentawai.
“Mendapat informasi itu, kami langsung berangkat menggunakan long boat dan perahu SAR. Sekaligus membawa sembako, peralatan masak dan peralatan darurat,” ujar Nurdin.
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui kerugian akibat longsor karena tak ada akses telekomunikasi. Desa Beriulou belum bisa ditempuh melalui jalan darat dari Tuapejat.
“Lokasi rumah warga yang tertimbun longsor wajib direlokasi ke kawasan hunian tetap (Huntap). Desa Beriulou ini salah satu kawasan yang terkena dampak bencana tsunami pada tahun 2010 silam,” jelas Nurdin.
Saat ini ada puluhan warga yang masih bertahan di kawasan rawan bencana pascatsunami 2010 silam. Nurdin mengingatkan warga di zona merah segera pindah ke kawasan relokasi. “Kita sudah peringatkan warga untuk pindah ke kawasan relokasi,” ungkapnya.
Tiga Tenggelam
Dari Pasaman dilaporkan tiga warga Nagari Pauh Kecamatan Lubuksikaping tenggelam di bendungan Lubuak Rasam Durian Tinggi, Nagari Pauh, Kecamatan Lubuksikaping, Kamis (8/12), sekitar pukul 15.05.
Dua di antaranya pelajar SMAN 2 Lubuksikaping bernama Ipung, 15, dan Agil,16. Mereka tenggelam saat mandi di Bendungan Lubuak Rasam Durian Tinggi.
“Sekitar pukul 15.30, korban bernama Ipung ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri. Lalu dievakuasi ke RSUD Lubuksikaping,” kata Kapolsek Lubuksikaping, Iptu Yoni Hendra. Tak lama berselang, Agil ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
Wali Nagari Pauh, Reymon Andesta di Lubuksikaping mengatakan, Asril yang hingga kini belum ditemukan merupakan pengawas proyek di lokasi pembangunan. ”Bendungannya baru dibangun pada tahun ini dan belum selesai. Airnya besar dan deras,” ujarnya.
Ipung dan Agil masih duduk di kelas X SMAN 2 Lubuksikaping. Teman korban, Arsya Fadrian, 16, mengatakan, ia bersama kelima temannya Agil, Ipung, Alfajri Adri, Alfat dan Fikri awalnya hanya bermain dekat bendungan baru. “Sesampai di bendungan, hanya Agil dan Ipung yang mandi-mandi. Kami tidak ikut mandi. Saat itulah tenggelam,” ujarnya.
Ketika Agil tenggelam, Ipung langsung melakukan pertolongan. Namun keduanya malah tenggelam. Melihat itu, Asril langsung menolong dengan menyelami sungai. “Tapi Pak Asril tidak muncul-muncul juga. Kami langsung memanggil warga sekitar,” ujarnya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.