JAKARTA – Menteri Kesehatan, Nila Moeloek, mengingatkan seluruh jemaah haji untuk berhati-hati dengan kemungkinan munculnya penyakit Mers- COV. Onta juga dicurigai sebagai medium penularan virus Mers-COV. Nila mengimbau agar jemaah haji memakai masker pelindung hidung dan mulut di tempat ramai, seperti Masjid Nabawi, Masjidil Haram, dan tempat lainnya. “Serta mengikuti etika kesehatan dasar saat bersin atau batuk,” kata dia, di Jakarta, Minggu (13/8).
Pernyataan tersebut disampaikan terkait berita di media massa yang menyebutkan adanya dua kasus baru Mers-COV yang menimpa ekspatriat wanita berusia 38 dan 42 tahun. Keduanya didiagnosis positif virus Mers di Dawmat Al-Jandal di Provinsi Al-Jouf. “Kejadian ini ditemukan di Utara Saudi, di luar kota haji, beberapa ratus kilometer dari Mekah,” jelas Nila.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, Muhammad Subuh, menjelaskan kasus Mers-COV secara sporadis tetap terjadi di Saudi dan sering kali berupa infeksi nosokomial di kalangan healthworkers pada fasilitas pelayanan kesehatan yang merawat pasien Mers-COV.
Kewaspadaan dan kesiagaan harus tetap dilakukan sepanjang tahun, meskipun belum terjadi penyebaran ke berbagai negara, dan belum ada laporan tentang jemaah dari luar Arab Saudi yang terinfeksi Mers-COV sejak 2012. “Dilaporkan belum terjadinya sustained transmission di sana,” kata Subuh. Menyikapi pemberitaan media tentang adanya kasus MERS tersebut, Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia, Eka Jusuf Singka, meminta kepada seluruh petugas kesehatan haji di Arab Saudi untuk mengoptimalkan upaya promotif dan preventif kepada jemaah haji di Makah maupun yang masih di Madinah.
“Jemaah juga diharuskan mencuci tangan dengan sabun, terutama setelah berada di WC umum atau toilet umum. Jangan menggosok-gosokkan tangan ke mata atau hidung jika tangan belum dicuci dengan sabun,” sebut Eka. Lebih lanjut, Kapuskes Haji juga mengingatkan agar jemaah haji tidak berfoto-foto atau dekat-dekat dengan onta.
Sebab, onta dicurigai sebagai medium penularan virus Mers- COV. Hingga saat ini, seluruh pasien jemaah haji Indonesia yang dirujuk ke RSAS tidak ada yang terindikasi Mers-COV berdasarkan konfirmasi laboratorium.
Disita Petugas
Sementara itu, delapan koper jemaah calon haji (calhaj) asal Kabupaten Probolinggo diketahui berisi rokok, suplemen, dan beberapa bungkus jamu obat kuat yang kini disita petugas Panitia Penyelengara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya.
Barang-barang bawaan yang tidak diperbolehkan menurut aturan penerbangan internasional itu terdeteksi petugas saat melalui pemindaian sinar X ketika rombongan calon haji asal Kabupaten Probolinggo ini memasuki Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Jatim, Minggu. “Delapan calon haji yang seluruh kopernya berisi rokok, suplemen, dan beberapa bungkus jamu obat kuat ini kebetulan berasal dari daerah yang sama, yaitu Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo,” ujar Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Probolinggo, Santoso. cit/SB/E-3