Teruntukmu wanita yang namanya ada dalam hati. Aku bukanlah laki-laki yang sempurna seperti yang selalu kamu damba-dambakan. Aku juga bukan laki-laki yang memiliki wajah rupawan, meskipun juga tak sedikit orang yang menyebutku cukup menawan.
Aku juga tidak memiliki pangkat atau pun jabatan seperti yang orang tuamu impikan. Karena aku hanyalah laki-laki sederhana dengan jiwa pekerja keras. Bahagiain dan jagain kamu seumur hidup itu adalah bagian dari cita-citaku.
Kadang aku juga berpikir, pantaskah aku untuk memilikimu dengan keterbatasan ini. Sedangkan dirimu itu begitu indah, memandangmu saja kadang aku suka malu-malu. Namun meski begitu aku tidak akan menyerah begitu saja. Setidaknya dengan namamu yang selalu ada dalam doa-doaku.
Maafkan diriku yang pengecut ini, yang tidak berani mengungkapkan isi dalam hati. Aku memang tidak memiliki cukup keberanian seperti halnya laki-laki lain. Tetapi untuk masalah keseriusan, mungkin aku lah yang paling berani.
Aku sebenarnya juga ragu tentang bagaimana calon pendamping hidup ideal yang kamu inginkan. Mungkinkah yang seperti diriku ini mampu memikat hatimu? Sedangkan untuk berbicara denganmu saja aku masih berpikir berkali-kali.
Bukan karena aku pemalu atau pun tidak gentleman. Tetapi aku hanya tidak ingin kecewa, jika mungkin aku bukanlah seseorang yang seperti kamu inginkan. Dan seperti halnya kamu, aku pun juga sedang menunggu. Menunggu kesempatan untuk bisa hadir dalam hatimu.
Jika tidak dengan ucapan dari mulutku ini. Mungkin dengan cara lain aku akan membuktikan keseriusanku padamu. Aku juga bukanlah tipe orang yang mudah jatuh cinta. Sebab bagiku cinta adalah sesuatu yang suci.
Baca Juga: Kebiasaan Kecil Yang Dilakukan Oleh Pasangan Bahagia
Tak perlu mungkin aku jelaskan bagaimana cintanya aku padamu. Sebab dengan memandangmu saja sudah bisa membuat hatiku bahagia. Kamu tidak tahu itu kan? Iya karena begitulah caraku mengagumimu.
Jika saja aku bisa bertanya, seperti apakah pria yang kamu cari? Agar aku tidak meraba-raba lagi. Aku lelah membaca isi hatimu yang rumit itu. Aku juga tidak cukup pandai untuk membaca bahasa tubuhmu yang membingungkan itu.
Karena jika memang bukan yang seperti aku yang kamu cari. Aku pasti siap untuk mundur teratur dan berpaling pergi menjauhimu. Namun yang harus kamu ingat, aku tidak pernah main-main dengan perasaanku ini.
Jauh-jauh hari aku juga selalu memimpikan untuk bisa hidup bersamamu. Impian yang hingga kini masih aku simpan baik-baik dalam hatiku. Andai saja kamu tahu itu, mungkin tak akan seresah ini perasaanku saat ini.
Untukmu wanita yang namanya ada dalam hatiku. Ijinkan aku suatu saat untuk membahagiakanmu. Aku memang jauh dari kata sempurna, tapi jika kamu mencari seseorang yang siap menjagamu seumur hidup. Akulah orangnya.
