Abad 21 merupakan era baru dalam kehidupan manusia. Pada era baru ini terdapat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat dan signifikan yaitu hadirnya teknologi digital dalam dunia informasi, komunikasi, dan juga dunia pendidikan.
Penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran bukan saja ditopang keterampilan mengoperasionalkan perangkat melainkan lebih jauh dan penting membangun pemahaman guru mengenai pedagogi digital.
Pedagogi digital adalah paradigma pembelajaran berbasis teknologi digital dengan tetap memperhatikan prinsip pedagogi sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar meskipun belajar dari jarak jauh. Jadi, guru mampu menentukan kapan menggunakan alat-alat digital dan memperhatikan dampaknya dalam pembelajaran.
Kompetensi pedagogi digital artinya keterampilan guru, yang mampu mengelola proses pembelajaran atau interaksi dengan siswa melalui teknologi digital. Pedagogi digital merefleksikan penggunaan teknologi guna meningkatkan atau mengubah pengalaman pendidikan.
Fokusnya bukan pada alat digital, melainkan bagaimana membangun interaksi antara guru, siswa, dan ilmu pengetahuan melalui alat dan ruang digital. Guru harus memilih teknologi digital yang tepat.
Kompetensi pedagogi digital saat ini juga menjadi fokus Riset Kolaborasi Perguruan Tinggi PTNBH yang dilakukan oleh dosen dari Universitas Negeri Padang (UNP) yang berkolaborasi dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan Universitas Negeri Malang (UNM).
Tujuan dari riset ini adalah guru dan siswa sekolah dasar. Sasaran Riset ini adalah guru SD di Bandung, Malang dan Sumatera Barat. Untuk propinsi Sumatera Barat pilihannya jatuh ke kota Payakumbuh. Tim riset ini memilih SDN 21 Payakumbuh dan dua SD lainnya yang berbeda kecamatan.
Jadwal riset ini dimulai dari bulan Juli sampai Desember 2022. Pada tanggal 22-23 Juli 2022 tim dosen dari UNP turun ke sekolah untuk melaksanakan program riset tersebut. Pada Tahap pertama ini dosen UNP dibagi menjadi 3 tim, setiap tim terdiri dari 3 orang yang bertugas di 3 sekolah yang berbeda. Di SDN 21 Payakumbuh tim dosen terdiri dari ibu Dr. Melva Zainil, M.Pd, Sahrun Nisa, M.Pd dan Chindy Pebrianti, S.Pd.
Pada tahap pertama ini tujuannya adalah pengenalan pembelajaran menggunakan Learning Management System (LMS) kepada peserta didik. LMS ini dibuat oleh TIM ahli IT yang telah disediakan oleh tim dosen. Setiap guru model dan peserta didik sudah disediakan akun masing-masing. Di dalam akun guru bisa dibuat kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Di SDN 21 Payakumbuh dilaksanakan uji coba penggunaan LMS dalam proses pembelajaran di kelas 3A selama 2 hari. Materi yang diajarkan adalah tema 1 subtema 2 pembelajaran 1. Proses pembelajaran dengan LMS ini memanfaatkan cromebook bantuan dari Kementrian Pendidikan melalui Dinas Pendidikan kota Payakumbuh.
Penggunaan LMS dalam kegiatan pembelajaran disambut antusias oleh peserta didik karena mereka merasa tertarik belajar menggunakan cromebook walaupun kemampuan mereka dalam mengoperasikan alat multimedia ini masih minim. Dalam uji coba penggunaan LMS di SDN 21 Payakumbuh memberikan manfaat yang sangat besar terhadap siswa maupun guru.
Siswa sangat antusias dan bersemangat dalam proses pembelajaran, karena di dalam LMS tersebut ada materi pembelajaran, video-video pembelajaran serta kuis yang bisa langsung dilihat dan dikerjakan oleh siswa menggunakan cromebook tersebut, sehingga mereka lebih mudah memahami materi pembelajaran. Bahkan setelah mengerjakan kuis-kuis siswa bisa langsung melihat hasil yang mereka kerjakan.
Manfaat yang saya rasakan sebagai guru model adalah mendapatkan ilmu baru dan cara-cara penggunaan LMS dalam pembelajaran. Selain itu saya sangat termotivasi sekali untuk meningkatkan kompetensi, khususnya pada kompetensi pedagogi digital. Selain itu, merasa tertantang untuk memasukkan konten-konten baru ke dalam LMS tersebut sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Harapan saya terhadap riset pengembangan model pembelajaran pedagogi digital ini adalah semakin berkembangnya kompetensi guru-guru khususnya di kota Payakumbuh, serta diadakannya pelatihan-pelatihan terhadap guru yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan dibidang IT, sehingga kami sebagai guru bisa mempersiapkan diri untuk menyambut program sekolah digital. (***)