Hai gengs.. Assalamualaikum..
Jadi ceritanya beberapa minggu lalu aku membayar puasa Ramadhan tahun lalu. Sebelum Ramadhan tahun ini datang, aku harus menyelesaikan hutang puasa aku tahun kemarin kan.
Ada satu pengalaman yang menurut aku agak mengganggu, yaitu aku lemas saat blending foundation. Hal itu terjadi saat ditengah hari puasa dan memang kondisi tubuh aku sedang lemas-lemasnya. Karena khawatir, aku langsung membuka artikel tentang kondisi tubuh saat berpuasa.
Jujur, walaupun alhamdulillah aku tidak mengalami penyakit diabetes, namun aku cukup concern dengan penyakit tersebut karena keluarga dari ibu aku cukup sering “menakut-nakuti” aku tentang diabetes. Misalnya, “Teh, jangan makan cokelat terlalu banyak nanti diabetes.”. Secara tidak langsung, aku menjadi sangat memperhatikan kandungan gula yang aku konsumsi.
Karena perhatian aku terhadap diabetes, membawa aku mengetahui satu kosakata, yaitu “hipoglikemia” dan aku penasaran apakah kalau aku lemas saat puasa itu artinya aku mengalami hipoglikemia? Tapi alhamdulillah ternyata bukan hipoglikemia, melainkan hanya lapar biasa saat kita berpuasa. Hehe. Karena menurut artikel yang aku baca, hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar gula dalam darah berada di bawah normal, yaitu kurang dari 70mg/dL. Gejalanya yaitu jantung berdebar, gemetar, kelaparan, keringat dingin, cemas, lemas, kesulitan mengontrol emosi dan konsentrasi, serta kebingungan.
Yap, hanya lapar biasa saat berpuasa. Mungkin menurut teman-teman hal itu adalah keadaan yang sepele untuk orang yang tidak memiliki diabetes. Tapi apa jadinya kalau itu terjadi dengan orang yang mengalami diabetes? Tentu bukan hal yang sepele, bahkan sangat serius. Pada tahap yang berat (dimana kadar gula kurang dari 50mg/dL) pasien diabetes dapat kehilangan kesadaran, kejang, koma, gangguan fungsi pembuluh darah, hingga kontraksi detak jantung yang berujung pada kematian.
Seserius itu, sampai akhirnya aku tertarik untuk mengikuti acara yang diadakan oleh Merck, Sharp, and Dohme (MSD) tentang kontrol gula darah untuk membuat pasien diabetes melitus tetap nyaman berpuasa.
Hasil studi EPIDAR pada tahun 2001 di 13 negara dengan populasi muslim yang besar dengan sample sebanyak 12.914 orang menunjukan setidaknya 79% dari sample tersebut menjalani ibadah puasa saat Ramadhan. Terlebih lagi karena umat Islam memiliki populasi yang besar di Indonesia, maka aku rasa perlu untuk mengontrol gula darah agar tetap nyaman saat berpuasa.
Menurut Prof. Dr. dr Ketut Suastika, Sp.PD.KEMD, Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI),selama Ramadhan terjadi peningkatan insiden hipoglikemia yang signifikan pada pasien diabetes melitus tipe 2 (DMT2). Hal ini dikarenakan pasien DMT2 mengalami kekurangan zat gula dari makanan yang dicerna dan diserap, sehingga kadar gula dalam tubuh menurun secara drastis.
Mendengar Cerita Mas Osi, Pasien DMT 2
Dalam acara tersebut hadir juga hadir Mas Osi. Salah satu pasien DMT 2 yang ikut sharing membagikan cerita tentang diabetes yang dialaminya. Menurut Mas Osi, kondisi saat hipoglikemia itu adalah saat yang paling sulit karena selain merasakan sulit konsentrasi, keringat dingin, cemas, bahkan sulit mengontrol emosi melebihi perempuan yang sedang PMS.
Oiya, kalau teman-teman berpikir diabetes itu hanya bisa diderita oleh orang yang sudah tua, teman-teman salah besar karena Mas Osi ini usia nya masih 20an. Maka dari itu, Mas Osi mengingatkan kita yang masih muda untuk selalu menjaga pola hidup sehat, makan makanan yang sehat, perhatikan jumlah gula yang masuk, dan juga rutin berolah-raga karena sekalinya terkena diabetes, seumur hidup akan berjuang untuk mengontrol diabetes itu.
Solusi Menjalani Puasa Tetap Nyaman Bagi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Prof. Dr. dr Ketut Suastika, Sp.PD.KEMD mengatakan, penting bagi pasien DMT2 untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi manajemen puasa yang tepat dan meminimalisir risiko hipoglikemia. Selain itu, menurut beliau, penting juga untuk pasien DMT2 untuk menjalankan pola diet seimbang, aktif beraktifitas fisik, memantau kadar gula darah secara berkala, dan melakukan perubahan pengobatan yang memicu pelepasan insulin secara berlebihan karena apabila hipoglikemia tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan kejang dan hilang kesadaran.
Menurut dr Suria Nataatmadja selaku Medical Affairs Director MSD Indonesia, tidak sedikit pasien DMT2 yang antusias menyambut Ramadhan dan bertekad untuk menunaikan ibadah puasa . Karena itu untuk mengendalikan kadar gula darah dan mencegah hipoglikemia, pasien DMT2 dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang melepas energi secara lambat seperti biji-bijian, beras merah, produk susu rendah lemak, dan kacang-kacangan saat sahur dan berbuka. Selain itu juga menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi, meningkatkan asupan cairan selama jam tidak berpuasa, serta yang terpenting adalah mengunjungi dokter untuk mendapatkan rekomendasi manajemen diabetes selama berpuasa.
Segitu dulu yang bisa aku share hari ini. Semoga bermanfaat. Selamat menjalankan ibadah puasa ya teman-teman. Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat wal afiat sehingga tetap nyaman dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
find me on: