in

Makna Aksara di Lembar Warna-Warni

MENIKMATI: Sejumlah siswa SD Pius Payakumbuh sedang serius membaca buku bacaan dalam kegiatan literasi literasi di SD Pius Payakumbuh.

Setiap pribadi adalah unik dan bebas.Setiap peserta didik adalah pribadi unik yang memiliki potensi beragam. Sekolah hendaknya memfasilitasi “warna-warni” potensi itu secara optimal agar peserta didik mampu menemukan dan mengembangkan potensi miliknya secara bebas, terarah.

Gerakan literasi yang telak diluncurkan oleh pemerintah, salah satunya adalah pembiasaan membaca 15 menit, sebelum proses belajar mengajar dilaksanakan, menjadi salah satu lahan subur bagi upaya mengembangkan potensi peserta didik di SD Pius Payakumbuh, khususnya dalam kemampuan menulis dan membaca.

Namun lebih dari itu, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan “memantik” keunikan dirinya secara dinamis dan bebas. Memaknai manfaat membaca dan menulis, erat kaitannya dengan karakter seseorang, bagaimana giat literasi tersebut mampu meningkatkan hubungan sosial, mempertajam kepekaan “telinga hati” seseorang untuk lebih peduli, dan memberi kesadaran betapa istimewa dan berharganya diri kita.

Menyadari betapa besar manfaat berliterasi bagi peserta didik, SD Pius sudah melaksanakan berbagai kegiatan membaca dan menulis seperti program kunjungan ke perpustakaan (satu kali dalam seminggu) untuk membaca.

Pada program ini peserta didik tidak sebatas membaca saja, namun juga diarahkan untuk berkarya berdasarkan bacaan yang telah dibaca. Hasil karya untuk kelas rendah setelah membaca berupa gambar.Untuk kelas 4, 5 dan 6 lebih bervariasi seperti membuat ringkasan bacaan, menceritakan kembali isi bacaan, menulis puisi dan membuat komik.

Program ini masih berjalan hingga saat ini. Hasil karya semua peserta didik ditampilkan dalam majalah dinding sekolah. Antusias para peserta didik yang karyanya dimuat pada majalah dinding, sebanding dengan antusiasnya peserta didik yang menjadi “penonton” atau penikmat karya.

Di sini praktek komunikasi terjalin, saling memuji, memberi kritik dan masukan, saling belajar, berbagi yang mempertajam empati, dan juga memantik motivasi untuk berkarya. Sumber bacaan yang merupakan bagian dari literasi sekolah adalah buku bacaan fiksi dan non fiksi.

Adakalanya guru memilih sendiri buku yang akan dipergunakan untuk kegiatan literasi. Buku yang dipilih sesuai dengan kemampuan peserta didik dan disesuaikan dengan jenjang kelas.

Peserta didik tidak sekedar membaca saja, diharapkan mempunyai kemampuan menganalisa bacaan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Untuk membantu kelancaran program literasi dengan membaca buku, guru meminta peserta didik membuat catatan evaluasi.

Melalui catatan evaluasi ini peserta didik menuliskan judul bacaan yang dibaca, selain judul bacaan, peserta didik juga menuliskan kegiatan yang dilakukan setelah membaca buku. Sebagai contoh adalah membuat unsur intrinsik cerita, menulis puisi, menulis cerita pendek dan membuat komik sederhana.

Pada tahun 2016 sumber bacaan beralih ke buletin SD Pius Payakumbuh yang terbit setiap bulan. Media komunikasi ini menarik perhatian peserta didik, guru dan seluruh warga sekolah, lebih leluasa menuangkan ide, menanggapi peristiwa yang terjadi seputar kegiatan sekolah, menghibur, memantik minat dari yang tidak berminat membaca dan menulis, beralih menjadi berminat untuk mencoba.

Sekolah mengkoordinir secara sungguh-sungguh media ini, dengan membentuk Tim Buletin SD Pius.Tim bekerjasama dengan guru-guru kelas untuk menentukan tema buletin setiap bulan, menerima karya dari peserta didik dan guru, mengedit dan menata tampilan buletin agar terlihat lebih menarik.

Peserta didik yang sudah terbiasa dengan kegiatan literasi sebelumnya, lebih bersemangat berkarya dengan motivasi dari guru. Foto-foto yang menarik dan berwarna-warni menjadi daya tarik tersendiri bagi sahabat buletin untuk tetap berkarya.

Semua warga SD Pius membaca buletin sekolah setiap terbit. Tim buletin sekolah ikut memotivasi peserta didik agar menumbuhkan minat baca, menulis dan akhirnya berbuah karya yang dapat dinikmati pembaca.

Buletin SD Pius diisi, dibenahi, dievaluasi agar dapat dinikmati oleh lebih banyak orang. Tema-tema yang menarik dan beragam membuat sahabat buletin lebih leluasa mengoptimalkan kemampuannya, mengasah minatnya sesuai bakat menulis yang ada pada dirinya.

Peserta didik juga diajak menuliskan refleksi dari seluruh kegiatan literasi yang dilakukan dalam program kunjungan pustaka, majalah dinding, dan buletin sekolah yang dilakukan setiap akhir semester. Berbagai bentuk lomba antar kelas terkait giat literasi, juga menjadi bahan refleksi bagi seluruh tim redaksi.

Kegiatan literasi sekolah sungguh bermanfaat bagi peserta didik. Di antaranya adalah dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Dengan membaca peserta didik menjadi tahu hal yang belum diketahuinya.

Selain menambah wawasan membaca, juga melatih keterampilan berfikir dan menganalisa masalah sesuai perkembangan usia peserta didik, mampu mengolah pesan dan informasi yang diperoleh dengan aktivitas berfikir kritis. Merangkai aksara yang bermakna diatas beragam keunikan mereka.

Buletin satu lembar di kertas warna-warni yang terbit di SD Pius diharapkan dapat berkembang, untuk lebih banyak mengakomodir kebutuhan peserta didik dalam olah aksara menjadi makna.

Diharapkan buletin sekolah ini menarik lebih banyak minat warga sekolah untuk mau dan butuh membaca, menulis, menjalin komunikasi mengasah empati, menjadi pribadi yang cerdas, berkarakter dan berwawasan luas. (***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Apakah Perempuan Harus Berpendidikan Tinggi?

Targetkan Dua Tahun Guru PAUD Jadi Sarjana