in

Muhammad Zuhrizul Salah Seorang Tokoh di Balik Eksisnya Wisata Mandeh

Oleh: Isa Kurniawan

Koordinator Komunitas Pemerhati Sumbar.

BICARA tentang Kawasan Wisata Terpadu Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan tidak bisa lepas dari sosok Muhammad Zuhrizul —di samping pionirnya Andrinof Chaniago. Ada juga nama lainnya seperti para mantan Bupati Pesisir Selatan, di antaranya Nasrul Abit, Hendrajoni, dan mantan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.

Zuhrizul bukan seorang birokrat, tetapi pelaku pariwisata tulen yang sangat konsen di dalam mengembangkan sektor pariwisata Sumbar, termasuk memberdayakan masyarakat di daerah wisata melalui Pokdarwis (Kelompok Masyarakat Sadar Wisata). Dan saat ini, sudah sekitar 300 Pokdarwis yang disupervisinya di seluruh Sumbar.

Adapun Kawasan Mandeh itu terletak di Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, yang memiliki area seluas 18.000 hektare. Meliputi 7 desa dari 3 nagari, dan alamnya merupakan perpaduan perbukitan dengan keindahan teluk yang dihiasi gugus pulau-pulau kecil yang berada di bagian tengah Teluk Carocok Tarusan.

Dari Puncak Mandeh, kita dapat melihat gugusan pulau melingkar seperti Pulau Taraju, Pulau Setan atau Sutan, Pulau Sironjong Besar, Pulau Sironjong Ketek, dan Pulau Marak.

Pada tahun 2015, bersama Andrinof Chaniago dan lainnya, Zuhrizul turut serta mengembangkan Kawasan Mandeh sehingga mendapatkan julukan “Raja Ampat dari Pantai Barat Sumatera”. Dan saat ini sudah mendunia.

Kawasan Mandeh mulai menggeliat ketika tahun 2016 Presiden Jokowi berkunjung ke sana. Dan kemudian untuk membuka akses bagi para wisatawan, agar tidak melulu lewat laut, maka dibangunlah jalan ke Kawasan Mandeh

Pada tahun 2019, Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) merampungkan pembangunan jalan akses ke Kawasan Mandeh sepanjang 41,08 km yang menghubungkan Teluk Kabung, Sungai Pisang, Sungai Nyalo, Mandeh, Tarusan dan Carocok.

Sebagai pegiat sekaligus pelaku pariwisata, Zuhrizul telah melakukan berbagai upaya dan program pemberdayaan masyarakat di Kawasan Mandeh agar bisa berkembang.

Konsep yang dilaksanakan Ketua Indonesia Adventure Travel and Trade Asociation (IAATA) Sumbar ini adalah mendorong masyarakat di Kawasan Mandeh untuk mengelola wisata berbasis masyarakat, dengan mendirikan koperasi.

Selain itu, dilakukan pembentukan kelompok eko-wisata, seperti kuliner, kerajinan, seni tradisi, perahu pemandu wisata dan homestay.

Zuhrizul yang merupakan Ketua Tim Pengembangan dan Pendampingan Desa Wisata (TP2DW) Sumbar ini, sudah melatih kelompok-kelompok masyarakat di Kawasan Mandeh untuk menekuni usaha kuliner, dengan menggelar pelatihan yang menghadirkan chef berpengalaman. Banyak potensi kuliner yang khas di Mandeh.

Untuk kelompok pemandu wisata juga dilakukan pelatihan dan studi banding ke tempat wisata lain. Dan memberikan sertifikasi anggota kelompok usaha dan pembekalan bisnis usaha masyarakat.

Seterusnya, sudah banyak kegiatan yang diinisiasi Ketua Dewan Pembina Forum UMKM Kreatif ini, seperti; Festival Mandeh yang pertama, Tour de Mandeh, mengubah rumah masyarakat menjadi homestay, membina 9 Pokdarwis di 9 nagari, serta mendirikan perahu wisata dan komunitas pemandu selam dan konservatif bawah laut.

Saat ini, Zuhrizul maju jadi Caleg DPR RI Dapil Sumbar I dari PKS dengan nomor urut 5. Hal ini dilakukan Zuhrizul karena ingin memperjuangkan pariwisata Sumbar di tingkat nasional sehingga mampu membawa perubahan pada ekonomi masyarakat.

Zuhrizul yang juga Dirut PT Ikarsa Tour dan Owner Lawang Park ini, berharap dukungan dari masyarakat di Dapil Sumbar 1 yang meliputi; Kota Padang, Padang Panjang, Solok, Sawahlunto, dan Kabupaten Solok, Solok Selatan, Pesisir Selatan, Tanah Datar, Sijunjung, Dharmasraya dan Kepulauan Mentawai.

Persoalan pariwisata bukan sekadar Kawasan Mandeh, tetapi banyak daerah wisata lainnya di Sumbar yang perlu dikembangkan, seperti halnya Silokek di Kabupaten Sijunjung, dan lainnya.

Karena keterbatasan dana daerah, maka pengembangan kawasan wisata butuh usaha bagaimana dana-dana pusat bisa dapat dibawa ke daerah. Selain itu, ikut berperan dalam mengambil kebijakan di tingkat pusat.

Untuk itulah sosok alumnus Fakultas Ekonomi Unand yang mendapatkan penghargaan sebagai Tokoh Penggerak Ekonomi Kreatif dari media massa terbesar Sumbar Padang Ekspres (Jawa Pos Group), perlu dukungan menuju Senayan, agar pariwisata Sumbar bisa diperjuangkan lebih maksimal.

Sehingga ke depannya, pariwisata yang menjadi sektor andalan bagi Sumbar ini semakin maju dan berkembang, serta membawa kesejahteraan bagi masyarakat.(*)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Andi Cover: Puluhan Ribu Masyarakat Kota Pariaman Terancam Kehilangan Jaminan Sosial

Penerbangan di BIM Kembali Normal setelah Terdampak Abu Vulkanik Marapi