Palembang (Antarasumsel.com) – Museum Mayjen Adnan Kapau Gani atau lebih dikenal dengan sebutan Museum AK Gani di Jalan MP Mangkunegara Sako Palembang, sekarang ini agaknya mulai terlupakan mungkin karena letaknya tepat di belakang SPBU.
Mungkin karena posisinya di belakang SPBU, sehingga tidak banyak warga yang mengetahui keberadaannya, kata Priyanti Gani, salah satu anak almarhum AK Gani di Palembang, Selasa.
Menurut dia, saat ini mungkin sebagian besar orang tidak begitu mengetahui berapa jumlah museum yang ada di Kota Palembang.
Pasti dari masyarakat Palembang lebih banyak mengenal beberapa museum saja, seperti Museum Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Museum Balaputra Dewa, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Museum Tekstil, dan Kawah Tengkurep.
Sementara, apakah ada yang tahu mengenai museum ini. Museum ini bernama Museum Dr AK Gani lebih mengarah pada museum pribadi.
Sementara, pantauan di lokasi museum tersebut terkesan rumah pribadi milik Dr AK Gani, dimana seluruh barang dan peralatan peninggalan sang Pahlawan Nasional ini disimpan di rumah tersebut.
Berbagai koleksi tersimpan di Museum AK Gani yakni Bintang Jasa, Piagam, Surat-surat Keputusan, foto-foto perjuangan, souvenir, peralatan rumah tangga, peralatan kantor, buku-buku referensi pribadi dan mobil Jeep Ak Gani yang selalu dipakai pada masa peperangan dulu.
Saat ini, di antara keluarga AK Gani hanya beberapa orang saja yang masih peduli pada sejarah dan museum tersebut, salah satunya anak Dr AK Gani yakni Priyanti Gani.
Priyanti mengatakan, museum ini sudah mulai dilupakan dan terlupakan bahkan oleh keluarga sendiri.
“Lebih banyak keluarga yang ingin menjual museum ini daripada merawatnya,” kata Priyanti Gani.
Melihat museum ini jelas ada kesan memprihatinkan. Konflik keluarga menyebabkan patung dada Dr AK Gani di halaman depan terhalang tembok pembatas yang didirikan oleh pengelola pompa bensin (SPBU) dan tadinya tanah itu punya museum, namun kini sudah berganti kepemilikan.
“Museum ini merupakan bekas rumah pribadi bapak yang dibangun pada tahun 1952. Sayangnya tidak ada papan nama yang menunjukkan adanya museum. Hanya orang-orang tertentu saja mengetahui jika di sini ada museum,” katanya.
Ia menjelaskan, tidak setiap hari orang datang ke museum tersebut, dan biasanya saat proklamasi kemerdekaan 17 Agustus ataupun peringatan hari Pahlawan saja baru banyak pelajar dan mahasiswa ke sini.
Perlu diketahui juga Dr AK Gani merupakan pahlawan kedua setelah Sultan Mahmud Badarudin II yang dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional asal Sumsel.
“Perjuangan beliau terhadap Palembang sangat menentukan, bahkan bapak merupakan Wali kota, serta Gubernur Militer pertama di Palembang yang saat itu mencakup beberapa provinsi,” ungkapnya.
Dr AK Gani merupakan salah satu pendiri PT Pupuk Sriwijaya (Pusri), Pabrik Ban Intirub, serta pelopor didirikannya jembatan Ampera.
“Beliau juga pernah menjabat Menteri Perhubungan selama 3 tahun dan salah satu impiannya yakni membangun tol Sumatera, site plannya itu dibuat oleh bapak. Tol dari Sabang hingga ke Lampung,” kata Priyanti.
Priyanti juga mengatakan, menjelang Asian Games 2018 seharusnya ada agenda pemerintah yang membawa turis untuk mengenal Museum ini dan sejarahnya.
“Saya ingin mengangkat dan mengenalkan museum ini ke tingkat yang lebih jauh lagi, apalagi sekarang menuju Asian Games. Ajak turis juga ke sini walaupun juga banyak tempat sejarah lain. Di sini ada koleksi buku dan banyak bahasa dari seluruh dunia,” katanya.
Editor: Ujang
COPYRIGHT © ANTARA 2016