Kota Solok perlu melakukan intensifikasi lahan, apalagi secara total lahan persawahan di kota Solok cukup sempit. Intensifikasi lahan perlu dilakukan. Setelah masa panen, lahan kembali ditanami sehingga produktifitas bisa terus ditingkatkan.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional diwakili oleh Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Andriko Noto Susanto, dalam acara Panen bersama di Hamparan Sawah Solok, Jumat (17/11).
“Kota Solok merupakan salah satu daerah yang penting sebagai sentra produksi beras, Kita memberikan apresiasi untuk Pemerintah Kota Solok yang terus berupaya mempertahankan produksi beras dan diharapkan terus menjadi lumbung beras, serta kota Solok juga harus lakukan intensifikasi lahan, untuk terus mempertahan kuantitas produksi,” ungkap Andriko.
Ia kagum dengan pesatnya laju pembangunan Kota Solok baik secara perekonomian maupun pembangunan, tapi ia justru khawatir akan penyusutan lahan sawah yang mungkin terjadi akibat semakin padat area permukiman.
Pihaknya berharap, ke depannya Pemko Solok menggarap dan memaksimalkan program-program yang bersifat mempertahankan luas lahan persawahan, sehingga ada perlindungan bagi lahan sawah supaya tetap terjaga dan tetap produktif.
“Sangat riskan ada pengurangan lahan meskipun sedikit, kalau itu dalam jangka panjang, begitu juga hasil panen walaupun melebihi target panen tahunan, tetap harus peka pada pengurangan, jangan sampai terjadi,” katanya.
Sementara itu, Wako Solok Zul Elfian Umar mengatakan, Kota Solok walaupun hanya memiliki lahan sawah seluas 876 hektar namun memiliki produktivitas yang cukup tinggi. Di tahun 2022 Kota Solok memiliki produktivitas 6.4 ton per hektar dengan indeks pertanaman 2.7 kali per tahun.
Dengan jumlah penduduk 75.850 jiwa dan produksi padi 15.312 ton (beras 8.866 ton) maka Kota Solok sampai saat ini masih surplus beras. Kota Solok walaupun merupakan sebagai Kota, wilayahnya masih banyak merupakan persawahan, terutama di Kecamatan Lubuksikarah. Persawahan ini menjadi ciri khas keindahan Kota Solok.
“Pemandangan hamparan sawah yang hijau dengan latar belakang pegunungan, hal ini menjadi tantangan Pemerintah Kota Solok untuk mewujudkan Agrowisata Sawah Solok yang nyaman dikunjungi, “ ujarnya.
Hamparan Sawah Solok dijadikan tempat panen bersama ini dikarenakan hamparan ini merupakan yang terluas di Kota Solok. Hamparan Sawah Solok yang berada di Wilayah Kota Solok membentang di Lima Kelurahan yaitu Kelurahan Tanah Garam, Kelurahan VI Suku, Kelurahan Sinapa Piliang, Kelurahan IX Korong dan Kelurahan KTK dengan luas 169.4 hektar. Letak hamparan Sawah Solok sangat strategis sebagai outlet persawahan di Kota Solok.
Panen bersama ini juga menunjukkan kepada Indonesia bahwa Kota Solok tidak terpengaruh langsung dampak El Nino dan keseriusan Pemerintah Kota untuk terus mempertahankan produksi padi walaupun sebagai sebuah kota.
Panen bersama ini juga dimeriahkan Pasar Murah dan makan bersama telur dan susu bersama 300 anak SD di Kota Solok, serta adanya pemberian bantuan pangan. Petani dan masyarakat sangat antusias menyambut dan menghadiri kegiatan ini. (frk)