in

QR Code Akan Diterapkan di Seluruh SPBU

TERAPKAN SISTEM: Seorang pengemudi truk mengisi BBM bersubsidi jenis Bio Solar di Payakumbuh, kemarin (30/1).(IST)

PT. Pertamina Patra Niaga telah menerapkan pola Fuel Cycle di dua SPBU di Sumbar sejak Desember 2022. Dua SPBU ini berada di Payakumbuh dan Limapuluh Kota.

“Program dengan sistem QR Code ini tidak merepotkan masyarakat. Cukup mendaftarkan kendaraan dengan KTP, STNK dan foto tampak depan, belakang, samping kendaraan,” kata Sales Area Manager (SAM) Sumbar PT. Pertamina Patra Niaga, Narotama Aulia Fazri, Senin (30/1).

Narotama mengatakan, para konsumen tidak perlu bingung untuk pembayaran ketika membeli BBM bersubsidi di dua SPBU tersebut.

“Pembayaran tetap cash, tidak harus menggunakan aplikasi. Namun, QR itu discan, cuma dari QR itu terdata disitu. Misalnya 200 liter, yah 200 liter. Dalam sehari tidak bisa lebih, sekalipun dia pindah ke SPBU lain. Itu pengendalian yang bisa dilakukan,” ujar Narotama.

Ia menyebutkan, penerapan jenis BBM tertentu (JBT) itu akan diterapkan secara perlahan di seluruh wilayah Sumbar. “Kami berharap satgas pengawasan BBM dan LPG yang ketua pelaksananya adalah kadis ESDM Sumbar bisa mendukung untuk bisa diterapkan di seluruh Sumbar,” katanya.

Penerapan fuel cycle pada BBM bersubsidi ini tujuannya mendorong penggunaan QR Code pada setiap transaksi BBM bersubsidi seperti bio solat dan pertalite melalui program JBT.

Kebijakan ini tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 191 tahun 2014 tentang penyedian, pendistribusian dan harga jual eceram BBM. Kemudian, surat keputusan (SK) badan pengatur hilir minyak dan gas (BPH Migas) nomor 04/P3JBT/BPH Migas/Kom/2020.

Regulasi ini mengatur jenis kendaraan pribadi roda empat pengisian solar subsidi sebanyak 60 liter per hari, 80 liter per hari untuk kendaraan penumpamg atau barang roda empat. Serta 200 liter per hari untuk kendaraan penumpamg atau baranh roda enam atau lebih. Sementsra BBM subsidi jenis pertalite maksimal 120 liter per hari.

Kepala Dinas ESDM Sumbar Heri Martinus mengatakan, tadi sama didengar presentasi, dan dilihat di ruang room control serta disaksikan bagaimana mereka melayani masyarakat.

“Seperti ini berjalan lancar penerapan QR  Code ini di Kota Payakumbuh. Memang itu yang kita harapkan dari Pertamina. Mulai dari mekanisme pendistribusian dari Teluk Kabung sampai masing-masing ke SPBU itu terdigitalisasi,” ujarnya.

Artinya, lanjut Heri, sepertinya tidak ada kendala, tadi masyarakat yang tidak menggunakan QR Code ditolak oleh mereka. “Kita berharap penerapan QR code ini agar BBM bersubsidi ini tersalurkan dengan tepat sasaran,” ujarnya.

Di Sumbar, Pertamina akan menerapkan hingga akhir Maret 2023 nanti. Tentu ini perlu  disosialisasikan bersama agar berjalan dengan lancar tanpa ada gejolak di masyarakat.

“Kami dari tim satgas mengapresiasi program ini. Tentu untuk penerapan selanjutnya, kabupaten mana yang diprioritaskan selanjutnya. Sebelum diterapkan secara keseluruhan di Sumbar,” ujarnya.

Salah seorang pelanggan, Doni mengatakan, dirinya sudah menggunakan sistem JBT atau fuel cycle selama dua belakangan. Kendalanya mengisi di SPBU lain, seperti barcode sudah dipakai tidak bisa mengisi lagi, padahal waktunya sudah melebihi dari biasa. “Khusus buat colt diesel (kuota maksimum) 200 liter per hari cukuplah,” kata Doni. (rid)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Fakultas Pariwisata dan Perhotelan UNP Sambangi Sentra Rendang Payakumbuh

Belum Pasti, Kabar Soal Penculikan Siswa SD Masih Dalam Penelusuran