Tiga menit memperkenalkan keindahan Lembah Harau Payakumbuh, Himpunan Mahasiswa Pariwisata Indonesia (HMPI) Sumbar meraih juara dua tingkat nasional. Bagaimana perjuangan mereka?
Keberhasilan meraih peringkat II kategori film dokumenter saat mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIM) Pariwisata Indonesia VI di Politeknik Pariwisata Makassar tanggal 14-16 Oktober lalu, melengkapi kesuksesan organisasi beranggotakan 200 orang ini.
Setelah menjadi yang terbaik di kategori Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), HMPI Sumbar juga dinobatkan sebagai juara umum tahun ini.
Saka Anyana Nugraha, salah seorang anggota kru pembuatan film, menyebutkan bahwa awalnya timnya membuat tiga film sekaligus. Namun sesuai persyaratan, panitia hanya menerima satu film. Jadilah, hanya film berjudul “Lembah Harau yang Bertuah” lah yang dikirim.
Butuh waktu dua minggu bagi kru membuat film berdurasi tiga menit itu. Empat hari diperuntukan mengambil gambar dan dua hari lagi proses editing. “Kendati hanya melibatkan delapan kru dalam pembuatan film ini, namun sebetulnya keseluruhan anggota HMPI Sumbar turut membantu,” ujar Saka.
Mahasiswa Fakultas Pariwisata dan Perhotelan (FPP) UNP ini menuturkan, pengambilan video dimulai dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM), berlanjut perjalanan menuju Lembah Harau, dan berakhir di Lembah Harau. Untuk lebih menariknya, selain mengambil gambar dinding Lembah Harau, juga diadakan pertunjukan silat.
“Ada dua pesilat yang unjuk kebolehan, yang dua-duanya kru kita juga. Keduanya menampilkan silat tradisional lengkap dengan pakaian silat yang biasa digunakan,” katanya didampingi sejumlah anggota tim, seperti Kenny Anindika Triyoga, Puti Mizani Qisthi, Haris Purnama, Firsty Madikizella dan Mustika Sari Dewi.
Sebelum memutuskan mengangkat keindahan Lembah Harau, anggota HMPI berembuk untuk menyepakati objek wisata apa yang diangkat. “Banyak objek wisata Sumbar yang layak diangkat. Makanya, kita agak ribet memilih objek mana yang akan dilombakan,” kata Kenny Anindika.
Pemilihan Lembah Harau, dijelaskan anggota tim lainnya Firsty Madikizella, lebih kepada kekhasan Lembah Harau. Tebing-tebing itu memiliki magnet yang kuat. “Makanya, tim menyepakati mengangkat pesona Lembah Harau,” kata dia.
Sejak awal pembuatan film ini, menurut Puti Mizani Qisthi, tim tak pernah memikirkan bisa menang atau tidak. Mereka lebih mengedepankan rasa tanggung jawab untuk mempromoisikan pariwisata Sumbar.
Berbekal semangat inilah, mereka juga tak terlalu mengharapkan bantuan pihak lain, termasuk pemerintah. Biarpun nyatanya pembuatan film ini menyedot anggaran Rp 36 juta.
Bahkan, peralatan yang digunakan merupakan milik pribadi dari anggota tim. ”Pemerintah daerah cuma memberikan kita diskon karcis masuk ke Lembah Harau. Untuk bantuan biaya tak ada, dan kami pun juga tak mengusulkannya,” kata Saka diamini Haris Purnama.
Seusai proses pembuatan film, tim langsung mem-posting ke Youtube sesuai persyaratan panitia. “Tayangan itu bisa dilihat dengan judul “Lembah Harau yang Bertuah” #kongreshmpi6,” ujar Mustika Sari Dewi.
Hingga kemarin (27/10), video ini telah dilihat 925 kali dan memberikan tanda suka sebanyak 119. “Sebetulnya, penilaian dewan juri bukan dari yang banyak menonton. Namun, lebih kepada presentasi soal tema yang diangkat,” katanya.
Terinspirasi dari kemenangan ini, ke depan organisasi ini akan memperkenalkan objek-objek wisata yang belum banyak dikenal masyarakat. Bahkan, ada rencana menggarap promosi wisata di Mentawai. Mesti sudah dikenal masyarakat internasional, namun gaungnya di dalam negeri masih kurang.
Ketua DPD HMPI Sumbar, Yudi Warman menjelaskan, semuanya dikerjakan secara mandiri. Program yang diagendakan dilaksanakan secara maksimal. Sehingga, tak ada yang merasa terbebani meski banyak keterbatasan.
Dalam iven ini, tambah dia, HMPI Sumbar juga mengirimkan peserta LKTI lainnya dengan judul “Penerapan Agen dan Fasilitas Ramah Difabel di Museum Aditiwarman” beranggotakan Riri Novia, Siti Hajar Thaitami dan Yudi Wirman.
“Lalu, tim cerdas cermat pariwisata dengan anggota Sri Rahmi dan Oza Wulandari,” kata dia. (*)
LOGIN untuk mengomentari.