in

Sampan Terbalik, 10 Penumpang Hanyut

Satu Tewas, Dua Hilang Ditelan Batang Masang

Aliran Batang Masang menghubungkan Kabupaten Agam dengan Kabupaten Pasaman memakan korban. Kemarin (23/1) sekitar pukul 07.00, sebuah sampan berpenumpang 10 orang (masih satu keluarga) terbalik. Seorang dilaporkan tewas, dua hilang dan tujuh orang selamat. 

Korban tewas diketahui Aurel, 2. Jasad Aurel ditemukan mengapung berselang 8 jam seusai terbaliknya sampan nahas tersebut atau tepatnya sekitar pukul 15.00. Sedangkan dua korban hilang masing-masing Eman, 48, dan Caya, 5. Tujuh korban selamat diketahui bernama Syafril, Neli, Upiak, Jek, Ilih,  Falda, dan Fian.

Informasi yang dihimpun Padang Ekspres, kejadian bermula saat sekeluarga yang tinggal di Kampung Binjai, Nagari Binjai, Kecamatan Tigonagari, Pasaman ini hendak berangkat menuju area persawahan milik mereka. Karena lokasi cukup jauh, seperti biasa mereka berangkat menggunakan sampan sekitar pukul 06.30.

Namun hanya berselang 30 menit seusai berangkat, arus deras Batang Masang, Nagari Salareh Aia Palembayan yang berbatasan langsung dengan Pasaman, menghantam perahu yang ditumpangi.

Mengetahui kejadian itu, masyarakat bersama tim SAR gabungan bahu membahu mengevakuasi korban. Masing-masingnya dibawa menuju Puskesmas Ladangpanjang, Kecamatan Tigonagari, Pasaman, termasuk korban tewas.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam Bambang Warsito didampingi Kabid Kedaruratan dan Logistik Hasrizal mengatakan, kuatnya arus sungai di Pulau Gadang, Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Pasaman, membuat sampan oleng dan terbalik.

“BPBD Agam pasca kejadian langsung melakukan pencarian, karena dekat dengan lokasi,” katanya.

Dalam proses pencarian, lanjut Hasrizal, Pemkab Agam menurunkan personel terdiri dari 10 anggota BPBD Agam, dibantu Dinas Satpol PP Damkar, dan Dinas Sosial Agam. Selain itu, turut dibantu jajaran Polsek Palembayan, PMI dan warga sekitar.

Titik awal pencarian dimulai di sekitar lokasi kejadian, yakni Pulau Gadang, Nagari Binjai Kecamatan Tigonagari, Kabupaten Pasaman dan berlanjut sekitar 2 kilo meter dari lokasi kejadian persisnya di Jorong Kayupasak, Nagari Salarehaia, Kecamatan Palembayan.

Dia menyebutkan bahwa peristiwa tersebut berawal saat mereka menyeberang sungai menggunakan sampan yang biasa digunakan warga sebagai sarana transportasi menuju ladang. Di perjalanan, perahu yang dikemudikan Syafril diterjang arus deras. Mendapati hal itu, Syafril mematikan mesin sampan. Sayang, sampan tetap terbalik.

Nah, seusai dilakukan pencarian lebih kurang delapan jam, petugas berhasil menemukan jasad Aurel. Jasadnya ditemukan mengapung sekitar 300 meter dari lokasi kejadian. Korban sendiri sudah dibawa pihak keluarga untuk dikebumikan.

“Saat ini kami masih di lapangan yang tengah diguyur hujan. Hal ini cukup menyulitkan pencarian, ditambah lagi naiknya debit air sungai dan arus deras. Mudah-mudahan kedua korban hilang bisa ditemukan dengan cepat. BPBD Pasaman juga sudah mendirikan posko, dan kita terus membantu. Pencarian akan berlanjut sampai korban ditemukan,” ungkapnya.

Pasca kejadian nahas tersebut, tambah dia, beberapa korban selamat mengalami trauma mendalam. Terutama Syafril, selaku pengemudi perahu.

“Untuk meneruskan pencarian pihak BPBD, sudah kedatangan bantuan dari Basarnas Provinsi dan Pol Air Polres Agam. Tadinya, pencarian dilakukan menggunakan perahu karet milik BPBD Agam dibantu perahu-perahu milik warga yang biasa digunalan sebagai alat transportasi,” jelas Hasrizal.

Salah seorang korban, Syafril mengatakan, mereka memang sudah terbiasa menggunakan sampan menuju sawahnya. Namun dalam perjalanan, sampan terbalik akibat tak mampu menahan derasnya arus sungai.

“Saat perahu diterjang, kami hendak menyeberang. Namun akibat arus besar, membuat air memasuki sampan. “Saya mematikan sampan guna menghindari risiko, tetapi harus tambah deras dan sampan pun terbalik,” jelasnya.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Nagari Salarehaia, Zulkifli yang turut meninjau lokasi mengakui bahwa 3 dari 10 penumpang yang terseret arus itu adalah warganya di Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salarehaia, Kecamatan Palembayan.

“Setahu saya, korban bernama Aurel yang berusia belum genap dua tahun itu, warga berdomisili di sekitar sini. Warga juga banyak mengenal Neli (ibu si Aurel, red). Neli yang suaminya pergi merantau itu, biasanya memang menyeberangi sungai bersama saudaranya. Saat kejadian, Neli berangkat bersama saudaranya, Eman dan membawa Aurel bayinya. Kemungkinan saudaranya ini ikut hanyut ketika berupaya menyelamatkan ponakannya,” ujarnya.

Zulkifli juga menyebut, semalam sebelum kejadian, keluarga Neli dan bayinya ini masih dijumpai warga Salarehaia saat kondangan di salah satu rumah warga.

“Banyak cerita yang beredar di tengah masyarakat, ada yang menyebutkan mereka ingin ke sawah, ada juga yang menyebutkan sebagian keluarga ingin ke kembali Pasaman setelah pulang kondangan,” tuturnya. 

Pencarian dihentikan menjelang maghrib. “Karena malam, pencarian tidak mungkin dilakukan. Pencarian akan dilanjutkan besok (hari ini, red), dimulai sekitar pukul 08. 00,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam, Hasrizal. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Kapal Indonesia Karam di Malaysia, 10 Korban Tewas Diautopsi

Dua Bocah Kembar Tewas Terbakar