“Kami sangat kelihangan Syahrul Tarun Yusuf (Satayu). Almarhum adalah panutan. Beliau kerap memberi saran dan masukan pada kami pribadi dalam berbagai hal. Beliau luar biasa. Semoga Allah SWT memberi tempat terbaik di sisi-Nya, “ ungkap Bupati Agam Dr H Indra Catri Dt Malako Nan Putiah, di rumah duka di Balingka, Kecamatan IV Koto, Agam.
Bupati Agam setelah mendapat kabar duka itu atas berpulangnya maestro dan pencipta lagu Minang legendaris itu sekira pukul 05.45 WIB, paginya langsung datang ke rumah duka di Balingka, memanjatkan doa untuk almarhum yang wafat di usia 78 tahun.
Indra Catri didampingi beberapa pejabat Pemkab Agam itu. Satayu, kata bupati, memang akrab dengan sosok pimpinan daerah dan para pejabat Pemkab Agam. Mulai dari Bupati H Ismu Nazif (alm), H Gustiar Agus, H Aristo Munandar, apalagi dengan bupati Indra Catri.
“Satayu merupakan tokoh panutan yang melegenda. Berbagai karya seninya luar biasa, dan mendunia. Membawa harum nama Kabupaten Agam ke kancah Internasional. Tidak hanya melalui karya lagunya yang spesifik dan pas dengan kondisi daerah, tapi ketokohan Satayu sebagai seorang seniman, sangat disegani,” ungkap bupati.
Dikutip dari Wikipedia, Syahrul Tarun Yusuf (Satayu) lahir 12 Maret 1942. Menikah dengan gadis berdarah Makassar, Sulawesi Selatan, bernama Misnani. Pernikahan mereka telah dikaruniai 7 orang anak dan sembilan orang cucu. Dimasa tuanya sekarang, Syahrul Tarun tinggal di kampung halamannya, Balingka, bersama istri, anak dan cucu mereka.
Sudah lebih dari 300 judul lagu yang tercipta dari imajinasi Syahrul sejak ia mulai berkarya pada tahun 1960-an. Banyak di antaranya yang menjadi hit dan abadi sepanjang masa bagi penggemar musik Minang.
Karya-karya Syahrul banyak dibawakan dan membesarkan penyanyi-penyanyi Minang, seperti Elly Kasim, Tiar Ramon, Yan Bastian, Lily Syarif, Nurseha dan beberapa penyanyi Minang lainnya.
Lagu-lagu ciptaan Syahrul tidak hanya dinikmati oleh warga Sumatra Barat, tetapi juga digemari oleh oleh publik sejumlah negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura dan lain-lain.
Sering lagu ciptaannya didaur ulang sampai beberapa kali. Lagu karya Syahrul juga sempat mewarnai film layar lebar yang berjudul Merantau.
Bagi warga Sumatra Barat, karya Syahrul Tarun Yusuf adalah bentuk peninggalan budaya Minang modern. Syair lagu-lagu Syahrul sering menjadi sumber tesis bagi para mahasiswa karawitan.
Tinggalah kampuang ranah Balingka
Gunuang Singgalang (ondeh…) lai ka manjago
Selamat jalan Satayu. Sosokmu dan karya-karyamu akan selalu dikenang. (hsn)